TOK TOK! TOK!
"Hhh.."
Marco menghembuskan nafasnya pelan sambil mengusap sisa air mata di pipinya. Ia menatap nanar pintu kamarnya yang baru saja diketuk. Ia tak berniat membukanya sampai ia benar-benar selesai dengan kegiatannya kini yaitu memasukkan baju-baju nya dan beberapa barang berharganya yang ia bawa sebelum tinggal di rumah Choky dan Nia ke dalam tas punggung lamanya. Ia tidak berniat sedikitpun untuk membawa barang-barang pemberian Choky dan Nia, ia hanya akan membawa barang-barang miliknya saja.
TOK! TOK! TOK!
Suara ketukkan kembali terdengar.
Marco berusaha acuh dan melanjutkan kegiatannya.
"Buka pintunya. Papih tahu kamu belum tidur." Perintah Choky dari luar.
Marco terdiam. Bagaimanapun Choky dan Nia adalah orang yang sangat berjasa baginya. Tanpa mereka, Marco tidak akan memiliki tempat untuk tinggal dan yang terpenting berkat keduanya ia bisa bertemu dengan Max, adik kembarnya yang tak pernah ia tahu sebelumnya. Keduanya sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri. Setelah berkecamuk dengan pikirannya, ia pun menghembuskan nafasnya pelan dan beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu.
CKLEKK!
Marco menunduk menatap lantai. Choky melirik kearah tempat tidur Marco dimana terdapat tas yang penuh dengan barang-barang Marco.
"Kamu mau pergi?"
Marco mengangguk dengan masih menatap lantai.
"Kapan?"
Marco terdiam lalu mendongak kearah Choky.
"Besok pagi.."
Choky mengangguk.
"Baiklah berarti masih ada waktu untuk kita bicara. Jelasin sama Papih, kenapa kamu bolos sekolah? Bener karena ngejengukin temen kamu yang sakit? Jawab yang jujur."
Marco mengangguk.
"Cuma demi temen, kamu bolos? Emangnya keluarganya kemana? Harusnya ada keluarganya kan yang ngejaga dia, ngerawat dia bukan temannya yang harus ngejaga dia! Dan kenapa juga harus sampai bolos? Kamu kan bisa ngejengukin dia abis pulang sekolah?"
Marco terdiam selama beberapa detik. Mungkin tak ada salahnya jika ia memberitahukan Choky tentang masalahnya ini, pikirnya.
"Dia adik aku. Dia adik Marco pih.."
Choky mengernyitkan dahinya bingung.
"Tunggu..maksud kamu apa? Kamu sendirikan yang bilang adik kamu itu udah gak ada?"
Marco menggelengkan kepalanya pelan.
"Itu Mario pih. Kalo Ini Max kembaran aku yang ketiga. Ternyata kami ini kembar tiga pih." Jelas Marco.
"Apa?? Tiga?!" kaget Choky.
Marco mengangguk.
"Dan.."
Choky menyimak dengan seksama, ia ingin tahu apa lagi lanjutannya.
"Dan aku juga gak yakin kalo Mario udah gak ada karena ada beberapa bukti kalo Mario itu masih idup."
Choky tertegun mendengarnya.
"Jelasin sama papih apa yang sebenernya terjadi?"
Marco mengangguk dan menjelaskan semua perihal tentang Max dan Mario. Hingga tepat pukul sepuluh malam Chokypun sudah keluar dari kamarnya setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari Marco.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLETS??? (TERBIT) ✔
Teen Fiction(Follow Dulu Sebelum Baca) 🤗 Sebagian isi cerita dihapus untuk kepentingan penerbitan di FAQIH PUBLISHING 💖 Yuk, di order Rp 85.000 (belum termasuk ongkir) 🤗💖 Rank #1 - jantung (29092021) Rank #1 - persaudaraan (04062021) Rank #1 - teenfictions...