Matahari sangat terik pagi ini, keringat Devano dan Kanaya mulai bercucuran. Belum lagi anak-anak dari lantai atas yang menertawakan mereka berdua. Aish, memalukan.
Jadi mereka dihukum karena terlambat, hormat didepan tiang bendera sampai jam istirahat. Untung saja masalah Devano yang tidak sengaja memeluk Kanaya itu di maklumkan dan urusannya tidak menjadi panjang.
“Duh kenapa panas banget sih,” keluh Kanaya. “Jam istirahat masih lama ya Van?”
Devano hanya mengedik kan bahunya pertanda dia tidak tau.
“Nyebelin banget Lo!” Cibir Kanaya.
Kringgg...
“Yeay, akhirnya beres juga!” Sorak Kanaya dan menurun kan tangan nya yg dari tadi bertengger di kepala nya.
“Itu bel pergantian pelajaran, Naya.” Kata Devano.
Mata Kanaya terbelalak mendengarnya. Bel pergantian pelajaran? Yang benar saja, kulit Kanaya akan gosong kalau seperti ini.
Tiba-tiba Pak Ridwan menghampiri Kanaya dan Devano. “Kanaya, Devano sampai disini saja hukuman nya. Tapi ingat jangan sampai terlambat lagi!”
Kanaya girang mendengarnya, huh doa anak Sholehah pasti di kabulkan. “Makasih pak! Janji deh gakan terlambat lagi,” Ujar Kanaya.
“Bagus kalau begitu, Kalian segera masuk ke kelas sekarang.”
“Baik bapak, kami permisi,” Pamit Devano, sopan.
Huh akhirnya Kanaya akan kembali ke kelasnya, semoga saja tidak ada guru yang mengajar.
Baru saja sampai di pintu kelas, Devano dan Kanaya di kejutkan oleh teman-temannya yang memandang mereka. Ah, Memalukan.
“Woi Vano! Gimana di jemur di lapangan?” Ledek Dion.
“Pasti panas ya bro?" Timpal Bara.
Devano masa bodo dengan kedua temannya itu, dan langsung duduk di bangkunya. Kanaya pun mengikuti Devano, melipat tangan dan menundukkan kepalanya. Semoga tidak ada guru karena Kanaya sangat ngantuk sekali.
“Anjir nay, langsung tidur aja Lo!”
Ujar Mauren sambil menggoyangkan bahu Kanaya.“Ck. Diem ren gue mau tidur sebentar.”
“Ada guru bego!” Kata Mauren bercanda. Mendengar itu Kanaya langsung sigap dan mengelap bibirnya takut ada iler, dilihat di depan tidak ada guru yang mengajar.
Mata Kanaya menatap tajam ke arah Mauren, yang ditatap pun hanya bisa cengengesan.
Tiba-tiba Aldo sang ketua kelas datang dengan wajah berseri-serinya. “Guru hari ini rapat dari jam kedua sampai jam ketiga nanti!”
“Yaallah surga dunia bagi gue!!!” Ujar Dion sembari jingkrak jingkrak.
“Woi! MABAR EPEP SKUI!!!” Heboh Tono—murid yang paling bengal.
“Anjeng 8 bit, PUBG AELAH SKUI!”
“HAYUKKKK!” Kompak seluruh cowo dikelas.
Sedangkan para murid perempuan melanjutkan ghibah nya.
“Tarakdunggg tarakdunggg!”
“Pararunten Akang teteh!” Lanjut Bara sambil mempraktekkan gerakan yang sedang viral di aplikasi Tiktok.
“Rusuhhh anjerr!” Seru Mauren dan Alana berbarengan.
Devano dan Kanaya hanya menyimak apa yang terjadi di kelas mereka, huh. Seperti kapal pecah. Di mulai dari Siti yang bernyanyi di depan dengan kedua temannya yg absurd dengan sapu sebagai mikrofonnya.
“Akang gendang! kalo saya bilang muter, muter ya!”
“MUTER! MUTER! MAJU! MUNDUR!MUNDUR!”
Ah sudah lah pening mendengar nya.
***
Bel istirahat telah bunyi 10 menit yang lalu, kini Alana Mauren dan Kanaya duduk dipojok kantin sambil menunggu pesanan mereka datang.
Tiba-tiba Devano dan kedua temannya menghampiri meja Kanaya. “Kita boleh gabung nggak nih, meja lain udah penuh,” Ujar Dion.
“Kalo nggak Lo mau apa?!”
Kata Alana galak.“Yeu! Gue nggak nanya Lo ya!”
“Udah, kalian nggak usah ribut. Duduk aja ngga ada yang ngelarang,” Lerai Kanaya.
“Tengkyuu neng Nayaa!” Bara pun langsung duduk bersebrangan dengan Mauren, Dion bersebrangan dengan Alana dengan mata sinisnya, huh semoga tidak terjadi peperangan.
Tidak lama pesanan mereka pun datang dibawa oleh ibu kantin.
Dion melihat pesanan yang di pesan Alana adalah baso. Dia pun mengambil baso yang kecil dari mangkok Alana. Melihat itu Alana tidak terima basonya di telan oleh Dion. "DIONNN!!!"
Teman-temannya hanya bisa tertawa melihat itu.
Sedangkan Devano melirik Kanaya yang sedang memakan mie ayam nya itu, ntahlah Devano benar-benar merasa teduh melihat wajah nya.
Devano hampir lupa bahwa dia harus menjaga Kanaya, entah mengapa Papanya percaya kepada dirinya padahal baru saja bertemu.
"Nanti pulang bareng gue ya," Ucap Devano
“Hm.”
Kanaya hanya berdeham. Toh buat apa dia menolak kan memang disuruh Papanya.
***
Share, vote & coment yaaa biar ga sider<3Follow Instagram
@wattpadmelatiFollow Wattpad Melatidewii
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya & Devano [END]
Teen Fiction[SEBELUM MEMBACA, SEBAIKNYA FOLLOW AKUN SAYA DULU. Terimakasih ] Ini cerita pertama, masih banyak kesalahan karena belum direvisi. Enjoy ya guys! __________________________________________________________ ❝ Pengen jadi bintang, biar bisa di lihat...