21🌚

6.1K 448 11
                                    

Pagi ini, Devano datang ke sekolah seorang diri, tanpa Kanaya. Tangan nya membenarkan rambutnya kebelakang. Siswi-siswi yang di koridor memekik kegirangan karena melihat ketampanan Devano itu.

'Aaaaa ganteng banget sih!'
'Ingin memantaskan diri.'
'Mau jadi pacar Kak Devano!'
'Nikmat mana lagi yang kau dusta kan.'
'Eh, ko ga sama Kak Kanaya sih?'
'Ya iyalah! Kan dia lagi sakit!'

Begitulah celotehan adik-adik kelas yang berada di koridor sekolah. Devano tidak menanggapi dan tetap berjalan santai menuju kelasnya.

Setelah sampai, Devano menduduki bangku nya itu.

"DION! KEMBALIIN BUKU GUE!" Teriak Mauren garang. Begitu lah Dion, tangan nya mungkin terasa gatal jika tidak menjahili Mauren.

"Ambil nih kalo bisa!" Dion mengangkat buku itu ke atas. Dia pikir mauren akan kesusahan mengambilnya? Tentu saja tidak.

Tapi sial. Ketika langkah ketiga, kakinya menginjak tali sepatu nya yang tidak terikat membuat tubuh Mauren tak seimbang.

Grep.

Apa ini? Tubuhnya tidak mencium lantai? Ia membuka matanya perlahan, manik mata itu memperhatikan dirinya.

"BENCI JADI CINTA NIH!"

"DION BISA UWU JUGA YA!"

"CIEE!"

Terdengar sorakan teman sekelasnya itu.

Sontak membuat Mauren menjauh kan badannya dari Dion. Ya, Dion yang menangkap Mauren sehingga ia tidak jatuh. Buku Mauren pun masih berada di tangannya. Dion membuka suara untuk mencairkan suasana yang absurd ini.

"Nih. Buku Lo!"

"Dari tadi kek!" Mauren merebut buku nya dari tangan Dion dan kembali ke meja Alana. Ya, Alana memutuskan untuk tidak mau duduk dengan laki-laki apa lagi itu, Bara. Jadi hanya Devano dengan Kanaya saja sedangkan Bara dengan Dion.

Devano sedari tadi tidak terlalu fokus apa yang terjadi di sekitar nya. Matanya fokus pada ponsel yang ia genggam dan membalas pesan Kanaya. Hari ini Kanaya sudah di perbolehkan pulang. Sialnya, Kanaya melarang Devano untuk menjemput dengan alasan ia sekolah.

Devano kembali menghembuskan nafas berat lalu meletakkan ponselnya ketika seorang guru memasuki kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devano kembali menghembuskan nafas berat lalu meletakkan ponselnya ketika seorang guru memasuki kelas.

***

5 menit yang lalu bel pulang sudah berbunyi, murid-murid berhamburan keluar kelas menuju gerbang untuk kembali kerumah nya masing-masing. Begitupun dengan Devano dkk.

"Lo mau kerumah Kanaya?" Tanya Bara.

"Hm."

Mauren dan Alana yang mendengar itu pun langsung menghampiri cowok-cowok itu. "Kita sekalian bareng yuk!" Ajak Alana.

Kanaya & Devano [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang