16🌚

5.8K 470 20
                                    

Malam ini Devano sedang berkumpul di warung Bu tarmi bersama teman-temannya. Sebagai ketua geng Rajawali ia harus hadir ketika perkumpulan anggotanya. Memulai dari berjaga-jaga supaya musuhnya tidak tiba-tiba datang menyerang. TIGERAIR adalah geng motor yang selama 2 tahun ini jadi musuh bebuyutan Rajawali. Yang di ketuai oleh Gelar laksana, berasal dari SMA GANIWIJIYA.

Saat ini mereka sedang duduk-duduk santai bersama anggota-anggota Rajawali lainnya, dimulai dari Dion yang merecoki Lucas yang sedang bermain game dan anak-anak lainnya yang hanya ikut meramaikan basecamp saja.

"Diem anjir!" Kesal Lucas saat Dion merecoki nya saat bermain game, padahal ada musuh yang sedang menembaki nya. Dan akhirnya Lucas dikatain noob oleh teman mainnya.

"Hahaha mampus di katain noob!" Ejek Dion pada Lucas.

"Lo sih!" dengus Lucas kesal.

Dion pun hanya terkekeh, setelah puas mengganggu temannya Dion menghampiri Devano dan Bara yang sedang memainkan ponselnya.

"Eh Van, yang murid baru itu Risa sahabat lo kan?" Tanya Dion.

"Hm." Deham Devano.

Dion pun hanya manggut-manggut seakan mengerti, begitu pun dengan Bara. "Jadi? Lo masih cinta sama Risa?" Ujar Bara, " Lo udah punya Kanaya, Van." Lanjutnya.

"Gue tau Bar." Ujar Devano penuh penekanan. "Tapi gue belum bisa lupain Risa sepenuhnya." Devano menghembuskan nafas nya kasar.

"Terus kenapa lo nembak Kanaya,goblok!" Bara menarik kerah baju Devano sehingga membuat mereka menjadi pusat perhatian di basecamp itu. Dion yang melihat kecemasan teman-teman yang lain nya itu segera menenangkan mereka. "Tenang-tenang! Ini cuman masalah pribadi!" Teriak Dion membuat yang lainnya hanya mengangguk mengerti dan kembali ke kegiatan masing-masing.

"Gue juga sayang sama Kanaya." Ujar Devano santai. Bara melepaskan cengkraman nya pada kerah Devano, tak habis pikir apa yang telah dipikirkan nya.

Sebuah notif pesan masuk di ponsel Devano lalu ia segara membukanya.

Sasa
Lo sibuk?

Devano pun segera membalas chat tersebut, memang hubungan mereka berdua telah membaik setelah Risa menjelaskan apa yang membuat ia menghilang.

Devano
Ga, knp?

Sasa
Gue mau temuin Lo sama seseorang

Devano
Siapa?

Sasa
Nanti juga Lo tau sndiri
Di cafe depan sekolah.

Devano
Oke, otw

Untung saja ia sedang berada di basecampnya jadi agak dekat dan tidak akan menghabiskan waktu lama untuk menuju ke sana.

***

Setelah sekitar 5 menit perjalanan menggunakan motornya, akhirnya Devano sampai di cafe yang dijanjikan oleh Risa.

Lalu ia mencari meja dekat pintu agar mengetahui jika Risa telah datang, tak lama menunggu Risa pun datang ia segera melambaikan tangannya agar di ketahui oleh Risa.

"Udah lama disini?" Ujar Risa saat duduk di hadapan Devano.

"Lumayan." Jawabnya dengan singkat.

"Lo beda sama yang dulu, Van." Risa sangat ingat sekali saat dulu mereka sering bersama-sama sebagai sahabat. "Devan yang pendiem, ga pandai bergaul, tapi sekarang kayak berandal gini, eh tapi keren sih." Kekeh Risa. Memang dulu Devano sangat tak pandai bergaul dengan siapa pun, temannya pun hanya Risa seorang. Penampilan yang culun, selalu memakai kacamata dan tidak lupa dengan kepintaran Devano yang di atas rata-rata itu, membuat orang-orang enggan mendekati Devano.

Devano hanya tersenyum sangat tipis, seperti senyum yang di paksakan. "Gue berubah karena Lo, Sa."

Risa mengangguk mengakuinya, ia yang membuat Devano seperti ini.

Di pojok sana ada seorang gadis yang sedang diam-diam mengawasi mereka berdua dengan seringainya. Kembali membuat bukti-bukti yang akan menghancurkan hati seseorang nanti. 'siap-siap, Kanaya.' gumamnya lalu segera keluar dari kafe itu.

"Oh iya, gue bilang tadi mau ngenalin seseorang kan?"

Devano mengangguk.

"Sebentar lagi dia sampe." Ujar Risa lalu memainkan ponselnya.

Entah dorongan dari mana Devano menarik tangan Risa dan menggenggam nya.

"E-eh Devan?" Tentu saja Risa kaget atas perlakuan Devano.

"G-gue cuman mau jujur Sa," Devano menghembuskan nafasnya perlahan dan pelan-pelan ia menjelaskan pada Risa. Ya, menjelaskan perasaan nya selama ini.

Risa sangat terkejut mendengar pengakuan Devano, sungguh ia tak tau kalau selama ini Devano menyukai nya.

"Sasa." Seorang lelaki menghampiri meja dan memanggil Risa.

Yang di panggil pun menoleh dan tersenyum. Devano menyergit kan keningnya heran, siapa lelaki ini?

"Kenalin ini Devan, sahabat yang pernah aku ceritain ke kamu." kata Risa memperkenalkan Devano pada lelaki itu. Lalu ia menjabat tangannya, "Gue Gerald, calon tunangan Sasa." Ujarnya memperkenalkan diri.

Jleb.

Senyum Devano pun perlahan memudar, tidak ada lagi senyuman.

"Calon tunangan?" Beo Devano.

"Iya Van, dia yang selama ini nemenin aku di Amerika. Dan kita akan segera bertunangan." Jelas Risa, ia sangat tidak enak pada Devano. Bisa di bilang ia jahat sudah meninggalkannya dan kembali dengan seorang pria. Tetapi Risa tidak pernah melibatkan cinta ketika bersama Devano, lagi pula cinta tidak dapat di paksakan.

Devano pun terkekeh, ah iya seperti nya ia tidak akan mengambil keputusan yang salah.

"Thanks Sa, Lo bener-bener udah nyadarin gue," Lalu Devano mengambil jaket nya dan bersiap untuk keluar cafe itu. "Gue balik."

Risa pun tersenyum, ia mengerti. Devano tidak sepenuhnya mencintainya, ada orang yang lebih Devano cinta. Lalu ia menghadap Gerrald dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Sudah lega kan?"

Risa pun mengangguk, ia lega karena sudah jujur kepada Devano bahwa ia tak sendiri, dan Risa pun tak ingin membuat Kanaya salah paham dengannya.

***

Tbc.

Kanaya & Devano [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang