Jieun

295 58 2
                                    

🥀🥀🥀

Musik adalah keindahan yang tidak terlihat, tapi terasa sampai ke jiwa

Lee Jieun

🥀🥀🥀

Jieun yang saat ini baru selesai sekolah dan duduk di depan piano setelah menunggu murid ayahnya selesai merasa malas mendengarkan kata-kata ayahnya itu.

“Mau sampai kapan ji ?” tuan lee merasa sedikit lelah menasihati putri satu-satunya itu.

Semenjak kehilangan penglihatannya jieun memang seperti mayat hidup, dia tak tersenyum, dia menjadi penyendiri, bahkan dia tak lagi mempunyai minat dalam bermain musik. Satu tahun berlalu tapi tetap tak mampu mengembalikan jieunnya yang dulu.

“Aku tidak bisa Yah, aku tak mau bermain piano lagi.”

“Kalau begitu petiklah gitarmu !”

“Aku juga tak bisa melakukan itu.”

“Kamu ingin membuat ayah menunggu sampai kapan lagi ji ? Apa kamu mau menunggu sampai ayah sudah tiada ?”

“Ayah !” jieun bangkit dari duduknya, lalu tuan lee meraih tubuh putri kesayangannya itu. Memeluknya dengan erat sambil mengusap-usap punggungnya.

Setelah emosinya sedikit reda, tuan lee melepaskan pelukannya, di belainya wajah jieun yang memang telah berubah. Tak nampak lagi senyum cerianya.

Mungkin tuan lee egois jika masih mengharapkan senyum jieun mengembang di wajahnya, setelah kehilangan kedua matanya apakah tuan lee masih berani menuntut senyum putrinya ?

“Sayang, musik adalah keindahan yang tidak terlihat, tapi terasa sampai ke jiwa.” kata tuan lee.

“Kau pasti paham apa maksud ayah kan ?”

Jieun membasahi bibirnya dengan sedikit menjulurkan lidah, lalu dia pun mengangguk perlahan.

“Kau mau berlatih lagi bersama ayah ?”

Sekali lagi jieun mengangguk “aku akan mengikuti apa kata ayah.”

Tuan lee senang mendengarnya. Lalu dia kembali memeluk jieun.

Di dalam kamarnya jieun perlahan duduk di sisi tempat tidur, mengangkat kedua lututnya dan memeluknya.

Air matanya menetes, bayangan akan kebodohannya yang menyebabkan dia kehilangan kedua matanya tak pernah bisa hilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Air matanya menetes, bayangan akan kebodohannya yang menyebabkan dia kehilangan kedua matanya tak pernah bisa hilang.

“Seandainya aku bisa kembali lagi ke waktu itu ~”

“Iya ~ seandainya saja ~ aku tidak ingin bertindak bodoh karena laki-laki brengsek itu.”

Jieun menurunkan kelopak matanya seraya butiran bening keluar dan membasahi pipinya.

GONE seriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang