🥀🥀🥀
“Kau tahu angin ? Kemana pun angin berhembus, dia akan tetap menemukan musiknya.”
🥀🥀🥀
Satu bulan kemudian
Jieun pergi mengunjungi jaehyun, hal yang sering dilakukannya selama sebulan ini. Pakaian serba hitam, wajahnya yang datar menahan kuat air matanya menatap foto jaehyun.
“Aku datang lagi.”
“Jangan bosan ! Aku akan terus datang mengganggu mu.”
“Apa kau senang disana ?”
“Tentu. Kau tak perlu lagi mendengar ocehan ku kan ?”
“Aku tidak akan berkuliah, jae.”
“Apa pilihan ku sudah benar ?” jieun menjeda sejenak sambil terus menatap foto jaehyun.
“Jae, apa sudah tak sakit lagi ?”
Mata jieun berkaca-kaca. Tak butuh waktu lama, butiran bening itu pun langsung meluncur membasahi wajahnya. Karena dulu dia buta, dia tak tahu ketika jaehyun merasa kesakitan. Itulah kenapa jieun merasa bersalah pada jaehyun. Karena dia tak bisa melihat dan merasakan penderitaan sahabatnya di kala sakit.
Sepasang sepatu mensejajarkan tubuhnya dengan jieun. Sementara jieun hanya meliriknya dengan bola mata tanpa menoleh sama sekali.
“Kau disini ?” tanya taeyong.
“Aku sudah selesai.” jieun hendak pergi tapi tangan taeyong menahan pergelangan tangan jieun.
“Ji ~ apa kau masih belum bisa memaafkan ku ?”
Perlahan jieun melepaskan tangan taeyong, lalu dia berbalik menghadapnya “aku sudah memaafkan mu ..”
Taeyong tersenyum tipis.
“Tapi ~ itu bukan berarti aku mau kembali padamu.” senyum taeyong memudar.
Taeyong tersenyum kecut. Seharusnya dia sadar diri, kesalahannya pada jieun serta perlakuan ibunya pada jieun. Tak seharusnya taeyong masih mengharapkan jieun untuk bisa kembali padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE series
Hayran KurguMusik adalah jembatan cinta yang mempertemukan kita berdua