Ada banyak hal yang membuatku enggan berterus terang terhadap diriku sendiri, salah satunya aku terlalu asing dengannya.
Now Playing : Melukis Senja - Budi Doremi (cover Mitty Zasia)
•••
Suara bising kendaraan serta beberapa ocehan burung terdengar bersahutan, meskipun hari sudah akan petang namun aktivitas lalu lalang manusia tidak pernah surut dari kepadatan.
Letta mengamati kakinya yang sengaja ia gerak-gerakkan, sedikit bosan menunggu seseorang yang tidak kunjung datang, sangat lama. Ia menghela nafas panjang, memikirkan kecanggungan yang akan tercipta nantinya.
Ia sedikit merasa tidak nyaman jika harus jalan berdua dengan seseorang yang tidak cukup akrab baginya, meskipun beberapa waktu ia sempat bahkan hampir kerap kali berbalas pesan dengan Sagi.
Namun, hanya saja rasanya berbeda, ditambah lagi mengingat bagaimana hubungan Sagi dan Meika, walaupun Sagi tidak benar-benar menunjukkan atensinya terhadap gadis itu, tapi Letta tahu bagaimana rasanya berada di posisi Meika. Ia sedikit tidak enak jika gadis itu mengetahuinya Sagi jalan dengannya.
Terakhir kali saja ketika Letta tidak sengaja tersenyum seraya menatap Sagi, Meika langsung ngegas kepadanya. Namun, Letta tetaplah gadis yang tidak akan pernah peduli dengan urusan orang lain, apalagi menyangkut hal semacam itu.
Persetan dengan apa yang ia pikirkan, Letta sedikit mendongakkan kepala bertepatan dengan Sagi yang berjalan kearahnya, dengan cepat gadis itu mengangkat tubuhnya untuk berdiri. Seperti yang Letta duga, hal pertama yang ditanyakan Sagi adalah 'apakah gadis itu masih marah kepadanya atau tidak, lalu dengan tanpa dosa memberinya sesuatu dengan dalih sebagai sogokan.
"Udah lama nunggu, ya?"
"Hm," sahut Letta datar.
"Sori, tadi ganti baju dulu." Sagi menyengir kearah Letta, yang membuatnya dengan cepat meninggalkan Sagi, menghampiri sepeda milik pemuda itu.
Letta sendiri tidak benar-benar tahu akan kemana Sagi membawanya sore ini, katanya ia mengajak Letta keliling kota, menyusuri setiap sudut ditemani jingga dari sang mentari. Menarik juga sepertinya, bahkan Letta sudah hampir tidak pernah melakukan hal itu lagi. Bersepedah mengelilingi kota.
Netranya berbinar tatkala perlahan lampu kota mulai menyala bergantian, Letta lebih memilih diam menikmati sendu kota sore itu. Berulangkali pertanyaan-pertanyaan kecil yang terlontar dari mulut pemuda di depannya ia anggurkan begitu saja.
Sagi memilih menitipkan sepedanya di tempat penitipan sudut kota, katanya akan lebih nikmat jika mereka berdua berjalan kaki. Letta menurut saja, sepertinya Sagi sangat berpengalaman dalam hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCORPIO
Teen FictionOneDream_id : Scorpio A story by @nandyllaa_ Sebuah kisah klasik yang tidak biasa. Kisah dimana sesuatu membuat seorang gadis yang memiliki jiwa kuat itu menjadi rapuh. Rapuh, ringkih termakan sejuta teka-teki yang membuat hidupnya berbeda. Menyus...