Terimakasih telah hadir, selamat bertemu kembali di titik terbaik ~ Karel Everhat
Now playing : Please Don't Cry - Davichi
••••
Hari ini, tepat satu bulan kepergian Karel. Selama itu pula, Letta cukup lelah ketika beberapa guru menanyakan keberadaan pemuda itu kepadanya. Yang ia harapkan sekarang hanyalah Karel kembali, menemaninya menikmati setiap malam berganti. Pemuda itu tidak mungkin meninggalkan dunia Letta seperti ini, tanpa suatu kejelasan apapun.
Desiran ombak pantai membuat Letta terhanyut sesaat, ditemani gelapnya sang malam tanpa bintang kali ini, gadis itu membiarkan sepoi angin menerbangkan rambut ikalnya. Tangannya sibuk mengamankan buket bunga yang hampir rontok akibat layu. Netranya menatap jauh ke depan, tepat saat sang biru laut menggoyangkan gelombangnya.
Rasanya, seperti ada sayatan pisau menggores sanubarinya. Ia benar-benar merinduka Karel. Sungguh. Bahkan Letta sendiri tidak pernah mengerti apa yang sebenarnya ia rasakan, yang pasti, untuk saat ini Karel sangat berarti untuknya. Ia rasa, Karel lah satu-satunya orang yang menjadi sandaran ketika Letta lelah.
Letta mematung, ketika netranya menangkap sepatu sport tepat di depannya. Bunga kering yang semula digenggamnya ia jatuhkan begitu saja, kepalanya terangkat. Irisnya berkaca, saat ini. Orang yang paling ia tunggu tepat berada di depannya, hanya radius beberapa meter. Gadis itu menarik kakinya cepat, berlari di atas pasir pantai malam ini. Menubruk tubuh kokoh pemuda tersebut. Tangannya mencengkram erat jaket yang membalut tubuh Karel, begitupula dengan Karel. Pemuda itu turut menenggelamkan kepalanya di bahu gadis yang paling dicintainya saat ini. Isakan yang lolos di bibir manis Letta membuat dada Karel menyesak.
"Apa kabar, Scoletta? Maaf, selalu membuatmu menunggu."
Letta melepaskan pelukannya, menatap iris Karel intens. "Jangan pergi," lirihnya.
Karel menggeleng kecil. "Maaf, maaf jika aku hanya membuatmu bersedih."
"Gue nggak mau bahas ini."
"Tapi, harus sekarang, Scoletta."
Letta memejamkan kedua matanya, bersiap atas apapun yang akan Karel katakan.
"Maaf membuatmu jatuh cinta. Seharusnya dari awal aku tahu, aku yang salah Scoletta. Sudah sejak awal aku tahu perasaan ini salah."
Letta menggeleng. "Gak ada yang salah."
"Scoletta, semua sudah jelas. Kita tidak akan pernah bersama, dari awal aku menatapmu kagum, rasanya semakin sakit. Karena, sampai kapanpun perasaan kita salah."
"Kenapa lo dengan berani ngasih perasaan itu ke gue?"
Karel menunduk. "Maaf, aku melakukan itu demi keselamatanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SCORPIO
Novela JuvenilOneDream_id : Scorpio A story by @nandyllaa_ Sebuah kisah klasik yang tidak biasa. Kisah dimana sesuatu membuat seorang gadis yang memiliki jiwa kuat itu menjadi rapuh. Rapuh, ringkih termakan sejuta teka-teki yang membuat hidupnya berbeda. Menyus...