Chapter 18

1.2K 117 16
                                    

Malam hari~

"Sayang apa besok kau punya rencana untuk pergi?"

"Ah matta(oh iya) besok aku ada janji dengan temanku untuk bikin tugas"

"Oh begitu, teman kamu yang mana?" Dahyun hanya mau mengetes kejujuran Sana.

"Mina soalnya kita berdua sekelompok dalam tugas projek kali ini"

Sana berbohong,tapi kenapa Sana harus berbohong padaku. Apa mungkin memang ada sesuatu yang mereka sembunyikan?

"Oh Mina... baiklah kalau begitu,kapan kamu berangkat?"

"Besok sekitar jam 2 kayaknya sayang"
Sana melirik jam.

"Baiklah kalau kamu pergi hati hati yah... dan jangan pulang terlambat" Dahyun tersenyum dan pergi darisana.

Dahyun menelpon Cheyoung karena ia memang sudah sempat menukar nomor dengan Chaeng.

"Halo" sebuah suara terdengar dari seberang sana.

"Halo Chaeng ini Dahyun"

"Oh Dahyunnie ada apa?"

"Tidak hanya saja aku mau bilang kalau besok ulang tahunku,jadi aku mau menagih hadiah sebelum harinya hehe"

"Benarkah? Wah kenapa kau tidak bilang! Baiklah tunggulah hadiahmu akan ku berikan saat kita sekolah"

"Wahh... terima kasih Tiger"

"Sama sama"

"Baiklah sampai jumpa" Chaeyoung menutup telepon dari seberang sana.

Waktu terlihat pukul 22:00 dan Dahyun masih belum bisa tertidur.

Dahyun turun kebawah memperhatikan sekitar yang terlihat gelap dan kosong lalu ia membuka kulkas untuk mengambil air es.

Ia ingin menyegarkan pikirannya,karena dia sedang memiliki banyak pikiran.

"Kamu juga tidak bisa tertidur?" Dahyun menoleh ke belakang.

"Nee eonni" Dahyun meraih gelas dan menuangkan air es untuk Irene.

Irene mengambilnya lalu meminumnya.

"Kau memiliki daya tarik yang besar Dahyun. Banyak orang yang dapat menyukaimu walau hanya melihat mata"

"Kenapa?" Atensi yang awalnya berada di gelas kini merubahnya ke arah Irene yang sedang berbicara.

"Karena kau terlalu baik. Kau murah senyum,disetiap orang yang kau temui kau akan memberikan senyummu yang tulus meskipun kau sakit hati akan orang tersebut" Irene menatap Dahyun

"Jangan terlalu baik,agar orang orang tidak dengan mudah memanfaatkanmu" lanjutnya

"Eonni"lirih Dahyun dengan tatapan ke arah tempat pijakannya dan Irene melihat kepalanya yang tertunduk.

"Kalau nanti saatnya tiba... dimana orang memanfaatkanku seperti kata eonni. Aku pun hanya akan tersenyum dan berkata 'hiduplah dengan baik mulai sekarang'
Karena saat itu juga aku akan meninggalkannya dan jikalau orang itu mencariku... bisakah eonni merahasiakan keberadaanku?" Dahyun terlihat gelisah akan sesuatu tetapi ia tidak tahu itu apa.

"Tentu saja, aku tidak akan memberikan izin orang itu untuk masuk kedunia mu lagi" Irene memeluk Dahyun berharap Dahyun tidak bersedih karena bagaimana pun Dahyun sekarang adalah adiknya.

"Terima kasih eonni" Dahyun mendongakkan kepalanya membuat arah pandangnya ke arah mata Irene dan tersenyum.

"Sekarang ayo tidur" Irene menarik tangan Dahyun ke kamar dan mereka tidur berbeda. Irene di kasur dan Dahyun di sofa.










Our precious love[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang