Chapter 19

1.6K 119 18
                                    

Sana telah sampai dirumah dan ia berhasil mengejar Dahyun karena terlihat mobil Dahyun juga baru sampai.

"Dahyun tunggu" Sana mengejar Dahyun yang sudah masuk kedalam rumah.

Sepi dan gelap

Semua orang pasti sudah tidur.

Saat sampai diruang tengah Sana berhasil menggapai tangan Dahyun.

"Dengar dulu penjelasanku" Dahyun memberhentikkan kakinya dan berbalik menghadap Sana lalu menatapnya dengan tatapan datar.

Sana melihat mata Dahyun yang terlihat sebam membuatnya tambah merasa bersalah.

"Kamu sudah salah paham. Aku dan Taehyung tidak ada apa apa, tadi dia sendiri yang tiba tiba menciumku" Sana berharap Dahyun dapat memberikan respon namun sepertinya tidak.

Tatapan Dahyun masih sama. Tatapan kosong.

"Please kumohon Hyunnie,percayalah padaku. Aku benar benar tidak tahu kenapa dia tiba tiba menciumku" lirih Sana lagi.

"Mina" Dahyun menatap mata Sana.

"Kau bersama dengan Mina eonni,bukan?" Sana terlihat bingung untuk menjelaskannya.

Sana merasa bibirnya tiba tiba dicekat,lidahnya terasa peluh.

"Sekarang kau adalah Sana. Eonniku" Dahyun saat ini memberikan senyumnya.

"Hiduplah dengan baik mulai sekarang" Dahyun meninggalkan Sana yang masih diam mencerna semua ucapan Dahyun.


Dahyun kembali ke kamarnya dan mengunci pintu agar Sana tidak bisa masuk.

Sana kembali dan pergi kekamarnya.

Ia menangis sejadi jadinya karena kebodohannya.

Karena terlalu lama menangis Sana tertidur.










Sana terbangun dengan keadaan hujan.sepertinya hujan tidak merestui keputusan Dahyun sehingga ia menangis.

Sana melihat jam dindingnya yang ternyata sudah berada diangka 10.

Astaga sepertinya ia tidak akan masuk hari ini.

Sana segera turun.

Dicarinya Dahyun berharap ia dapat menemukannya namun hasilnya nihil.

"Appa... Dahyun dimana?" Sana melihat appa yang seperti habis menangis karena matanya terlihat sebam.

"Dahyun sudah pergi nak" ucapan appa membuat Sana seperti kehilangan setengah jiwanya.

"A-Apa?! Tidak mungkin"Sana berteriak sambil air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Apa Dahyun tidak memberitahumu?" Sana menggeleng.

"Katanya ia sudah memutuskan untuk hidup mandiri. Ia pergi ke London untuk melanjutkan belajarnya disana dan katanya ia akan pulang jika ia sudah siap. Tapi appa tidak mengerti ia sudah siap apa" appa menatap Sana yang masih menangis.

"Aku akan menyusulnya kesana! Appa cepat bawa aku ke bandara. Appa cepat!" Sana sekarang terlihat histeris.

"Sana kamu tenang yah.. percuma kamu pergi. Dahyun tidak memberitahukan kami alamat tempat tinggalnya" kali ini eomma memegang tangan Sana dan berusaha menenangkan anaknya.

"Kami semua juga sedih karena Dahyun pergi,tetapi kita juga harus menghargai keputusan Dahyun" eomma berusaha sekuat tenaga untuk membujuk Sana yang terlihat sangat histeris.

"Dah-Dahyun pergi karna aku" tangis Sana semakin menjadi saat ia mengingat kejadian semalam.

"Sudah sudah kamu jangan menangis terus yang penting kamu belajar yang baik, lalu kalau kamu sudah lulus kamu susul Dahyun kesana" appa memeluk putrinya,pujaan hatinya, dan anak kandungnya sendiri.

Our precious love[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang