Ten - [Hello, Bee]

54 16 45
                                    

"Cukup dengan mendengarkan, aku tahu siapa dia sebenarnya!"

***

Jiyya terpaku di lorong kampus. Menatap kepergian Ragi yang tiba-tiba saja membuatnya heran. Kenapa Ragi bersikap seperti itu?

Tiba-tiba saja, satu pesan masuk ke Whatsapp Jiyya. Dia segera membaca dan menatap nomor yang ada di sana.

[Hei, Bee!]

Jantung Jiyya berdetak lebih cepat, dia segera melihat profil dan juga nama dari orang yang mengirimkan pesan chat padanya. Namun, dia sama sekali tidak melihat apa-apa.

Satu nama terlintas di pikirannya. Dengan sigap dia segera membalas pesan itu.

[Apa mau lo, Bima?]

Dia sudah menebak orang yang menjadi dalang dari semua ini.

Pesan itu hanya dibaca, tanpa dibalas sedikit pun. Jiyya yang melihat tidak ada respon sedikit merasa lega. Dia berjalan menuju gerbang, menunggu tumpangan, taxi, atau pun ojek. Seperti biasanya.

Akhirnya, dia memilih untuk menaiki ojek. Untuk menghemat tenaga, dan juga uang yang ada di dalam sakunya. Sampai akhirnya Jiyya sampai di kosnya.

Jiyya kaget melihat sebuah motor yang terparkir di depan gerbang kosnya. Ada seorang laki-laki yang dia cinta berdiri di sana.

"Kenapa, Ra? Tumben lo mampir?" tanya Jiyya tersenyum senang.

Dia merasakan jika Ragi akan kembali mengajaknya untuk jalan, makan es krim, atau bahkan menenangkan pikiran ke taman-taman bermain.

"Gak, gue cuman mau mampir ke kosan lo. Lo sibuk?"

Jiyya menggeleng dan tersenyum. "Gue gak bakalan pernah sibuk kalau itu semua buat lo."

"Sejak kapan lo bisa gombal?" kekeh Ragi yang seolah-olah dibuat.

"Sejak gue udah idup sama lo. Lo yang ngajarin gue, dan gue berguru sama lo." Jiyya meninju ringan dada pacarnya.

Terjadi keheningan sebentar. Jiyya menatap Ragi yang juga ikut menatap matanya.

"Lo gak mau duduk atau masuk?"

Ragi menggeleng. "Gak boleh cowok masuk ke kosan cowok."

"Oh, iya. Kalau lo gak mau gak pa-pa."

"Cowok masuk kos lo, biasa aja buat lo?" Pertanyaan itu seolah menusuk hatinya.

Jiyya yang sedang berusaha membuka gerbang terhenti dan berbalik menatap Ragi yang membelakanginya.

"Maksud lo?" tanya Jiyya menyelidik.

"Lo biasa ngundang cowok masuk ke kosan lo?"

"Hass! Lo kira gue cewek apaan ngajak cowok masuk ke kosan gue?" Terdengar tawa Jiyya yang tidak tersinggung sama sekali dengan kata-kata itu.

Ragi sama sekali tak ikut tertawa. Dia hanya berbalik dan menatap Jiyya yang masih saja tertawa sembari memukul-mukul pagar dengan tangannya sendiri, sehingga menghasilkan bunyi yang mengganggu pendengarannya.

No Sweet Candy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang