33 - Birth

3.8K 331 15
                                    

Empat bulan telah berlalu. Kini Candie, Dave, dan Faze telah kembali ke Red Blood Pack. Candie memutuskan untuk pindah secara permanen ke pack milik sang mate. Ia tetap berhubungan baik dengan Sharp Eyes Pack dan sesekali kembali untuk bertemu Chris, Vivi, June, dan Levi.

Faze disambut baik oleh kedua orang tua Dave dan sang Alpha, ia mulai disekolahkan bersama dengan anak-anak seusiannya di sekolah dasar. Namun kecerdasan Faze sangat jauh di atas rata-rata sehingga ia gemar mempelajari pelajaran-pelajaran yang lebih sulit dari yang ia terima di sekolah.

Pagi itu, Dave berpamintan pada Candie untuk mengantar sang anak ke sekolah dan berangkat kerja di packhouse. Candie kini tinggal di rumah orang tua Dave karena tanggal prediksi melahirkan Candie sudah dekat.

"Mereka sudah berangkat, Candie?" tanya Gwen, ibu Dave.

"Sudah, Mom. Baru saja mereka berpamitan," balas Candie tersenyum.

"Lebih baik kau istirahat, aku tahu membawa seorang werewolf di perutmu sangatlah berat," ucap Gwen.

"Firasatku mereka akan datang hari ini," tambah Beck, ayah Dave, dari belakang Gwen.

"Jangan terus bergantung pada firasatmu!" ucap Gwen.

"Hey, firasatku saat kau akan melahirkan Dave saat itu benar. Aku rasa firasat cucu keduaku lahir juga benar. Aku juga pernah merasakan firasat ini 5 tahun yang lalu. Mungkin itu ketika Faze lahir," ucap Beck sambil mengecup pipi Gwen.

Candie tersenyum dengan kemesraan kedua mertuanya itu.

"Aku tidak begitu lelah, Mom. Aku rasa, ada baiknya jika aku mempersiapkan beberapa barang untuk anakku ini. Bisa jadi firasat dad benar, perutku sudah mulai terasa sakit sejak tadi pagi." Candie menjelaskan keadaanya.

"Benarkah begitu? Aku akan menghubungi Nyonya Lisa untuk memeriksa keadaanmu! Kau tidak perlu mepersiapkan barang-barang itu, biar nanti aku bantu membereskan! Sekarang kau tidur dulu dikamarmu!" Gwen sedikit panik mendengar menantunya itu merasakan sakit.

Setelah berhasil membuat Candie berbaring dikasurnya, Gwen benar-benar menghubungi Nyonya Lisa melalui mindlink agar cepat menuju rumahnya dan memeriksa Candie.

Tak lama kemudian, Nyonya Lisa sudah sampai di kediaman Mortz.

"Dia baik-baik saja, Nyonya Lisa. Namun ia mengatakan sudah merasa sakit sejak tadi pagi," jelas Gwen ketika sampai di hadapan Candie yang sejak tadi berbaring santai.

"Kau merasakan sakit yang seperti apa, Queen?" tanya Nyonya Lisa.

"Hanya perasaan sakit dorongan di bagian kewanitaanku, Nyonya. Apakh ini sudah waktunya aku melahirkan? Aku sebenarnya belum merasakan sakit yang begitu hebat," jelas Candie.

Nyonya Lisa pun memeriksa keadaan Candie.

"Apakah tadi malam kau buang air kecil dalam jumlah banyak?" tanya Nyonya Lisa.

"Aku lupa, tapi sekitar pukul 11 malam tadi aku terbangun dan kekamar mandi," jawab Candie.

"Ketubanmu sudah pecah sejak lama, bahkan kau sudah siap untuk mendorong. Tapi kau tidak merasakan sakit sama sekali? Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya," jelas Nyonya Lisa. 

"Hah?" Candie kaget. "Aku akan melahirkan saat ini juga?"

"Jika terlalu lama, akan tidak baik untuk bayimu. Tunggu sebentar, aku akan mencuci tanganku dan bersiap membantu persalinanmu. Gwen, panggil Dave pulang sekarang!" ucap Nyonya Lisa.

Gwen menjadi semakin panik, ia menghubungi anaknya dengan menggunakan mindlink. Kemudian Gwen berjalan kesana kemari karena terlalu panik.

Berk yang melihat tingkah sang mate tertawa melihat hal itu. "Tenanglah, Candie seorang anak yang kuat. Tidak mungkin ia merasa kesa--"

"ARRRGGHHHHHH!!! SAKITTT!!! KENAPA BARU TERASA SEKARANG!! NYONYA LISA AKU TIDAK BISA!! INI SAKIT SEKALI!!" Teriakan Candie membuat ucapan Berk terpotong.

"Dia kesakitan, Honey. Apa yang harus kita lakukan?!" Kepanikan akhirnya menguasai Berk.

Gwen ingin menertawakan perubahan kondisi mate-nya dalam sekejap itu. Tapi kepanikannya lebih besar membuat sepasang kekasih itu menjadi semakin panik.

"MOM?! DAD?! DIMANA CANDIE?!" Tiba-tiba pintu terbukan dan memperlihatkan Dave yang begitu panik dengan keadaan sang mate dan calon buah hatinya.

"Dikamar!" jawab Berk yang membuat Dave otomatis menuju ke kamarnya.

Dave masuk dengan tergesa-gesa. Ia membuka pintu dan melihat Nyonya Lisa yang tengah membantu Candie. Candie sudah menangis-nangis dan berteriak-teriak kesakitan.

Dave langsung menghampiri Candie dan memegang tangannya. "Tidak apa-apa, Sweetheart, aku di sini. Kau kuat, kau bisa!"

"Dasar kau, Bodoh! Ini sakit sekali! Aku tidak ingin melahirkan lagi! Dasar kau Bodoh! Kenapa kau membuatku hami?!" racau Candie tidak beraturan.

Dave tidak memasukkan kata-kata mate-nya ke dalam hati karena memang ia sudah diceritakan oleh banyak orang bahwa ketika wanita melahirkan, ia akan berbicara tanpa dipikirkan atau disaring terlebih dahulu.

"Kau bisa, Sweetheart!" Dave terus menyemangati.

"Kepalany sudah keluar, Queen. Kau hanya perlu mendorong sekali lagi!" ucap Nyonya Lisa.

"ENGGGGGGHHHH!!" Candie mendorong sekuat tenaganya.

"Anak perempuan, Beta, Queen." Nyonya Lisa mengabarkan seraya memutus tali pusar bayi werewolf lemah itu.

"Howeeeee.. Howeeeee.." Suara tangisan mengelegar di kamar itu membuat perasaan lega dari semua penjuru rumah.

--- Beta's Warrior ---

Faze berjalan pulang menuju rumah kakek dan neneknya. Ia begitu kesal karena sudah menunggu sang Papa menjemput sejak 1,5 jam yang lalu. Sebenarnya ia bisa pulang ke rumah kakek dan neneknya itu sendiri. Tapi sang papa selalu membuatnya berjanji untuk pulang bersama papanya. Biasanya sang papa sudah berada di depan gerbang sekolah ketika ia pulang. Namun kali ini sang papa tidak memperlihatkan batang hidungnya sama sekali. Faze pun memutuskan untuk pulang sendiri.

Diperjalanan ia di sapa oleh banyak orang. Orang-orang memang sudah tahu keberadaan Faze, namun Faze terkadang kurang nyaman apabila disapa saat ia sendirian. Sebenarnya ia adalah orang yang cukup pemalu.

Ketika jarak sudah tinggal beberapa meter dari rumah sang kakek dan nenek, ia melihat begitu ramai orang-orang di sana. Faze jadi takut sesuatu yang buruk baru saja terjadi. Ia kemudian berlari menuju rumah itu dan tanpa menghiraukan semua orang ia langsung berlari menuju kamar orang tuanya.

"Bunda! Papa!" ucapnya ketika sampai di kamar itu.

"Faze?!" Semua orang kaget dengan kehadiran Faze.

Dave pun melihat jam dan tersadar bahwa ia lupa menjemput sang anak pulang dari sekolah. "Faze, kau pulang sendiri?"

"A-apa yang terjadi?" Faze cukup takut karena kakek, nenek, bahkan Nyonya Lisa ada di sini.

"Kemarilah, Tampan." Candie memanggil Faze mendekat.

Faze perlahan mendekat. Ia akhirnya menyadari bahwa sang Bunda tengah menggendong seorang bayi kecil yang terlihat begitu lemah.

"Siapa dia?" tanya Faze.

"Dia Hima, adikmu. Perut Bunda sudah tidak besar lagi karena Hima sudah lahir," jelas Candie.

"Hi-Hima...." Faze menatap sang adik dengan penuh rasa penasaran.

Faze mencolek pipi Hima sedikit kasar hingga Hima terbangun dan memperlihatkan bola mata indahnya berwarna cokelat terang.

"Bunda! Dia milikku! Tidak ada yang boleh memiliki Hima selain aku!" ucap Faze posesif.

Semua orang yang hadir di kamar itu tertawa mendengar perkataan Faze. Ia begitu polos dan sangat ingin melindungi sang adik.

Suasana itu yang membuat keluarga Mortz menjadi lebih hangat setelah kelahiran putri pertama dan anak kedua dari Dave Mortz, Hima Mortz. Kehidupan mereka pun menjadi lebih berwarna dan lebih bahagia.

--- TAMAT ---

--- Beta's Warrior ---

Beta's Warrior [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang