12 - Penolong

32 1 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Rumah sakit?! Siapa yang sakit?" Tanya Gia yang masih heran. Kenapa ke rumah sakit? Ada apa sebenarnya?.

"Ikut!" Astha menarik tangan gia untuk masuk ke rumah sakit, dan berhenti sejenak di recepsionis untuk menanyakan tempat dimana pasien dirawat.

"Mbak pasien bernama Keano Arnold yang kemarin baru saja masuk rumah sakit ada di kamar nomor berapa ya?" tanya Astha to the point membuat gia teriak dan terlonjak kaget.

"KENNN!?" ujar Gia yang tak tau harus apa sekarang, ia merasa bego karena tidak tahu apa yang terjadi pada ken.

"Pasien atas nama Keano Arnold ada di lantai 3 Ruang melati nomor 3A." ucap resepsionis tersebut.

Setelah mengetahui dimana kamar ken astha dan gia pun bergegas menuju lantai 3 dimana ruangan ken berada.

Sesampainya di depan ruang rawat ken gia merasa gugup, pasalnya ia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada ken. Bisa dibilang gia khawatir pada ken. Namun astha tetap menyuruh gia untuk mengetuk pintu ruang rawat ken.

"Ketuk pintu nya gi" suruh astha pada Gia.

Gia hanya diam dan astha pun menyenggol lengan Gia untuk menyadarkan gia dari lamunannya.

"Ha? Eh? Loh kok gue sih bang. Lo aja ah." Tolak gia karena dia masih gugup.

"Ck kelamaan" kesal astha dan kemudian dia mulai mengetuk pintu ruang rawat ken.

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuk" sahut seseorang dari dalam.

Gia dan astha pun membuka pintu kamar rawat ken dan menemukan ken yang sedang terbaring di ranjang dengan wajah yang pucat dan banyak bekas luka dan lebam di wajahnya.

"Eh bang astha, gia. Masuk bang " ucap ken

"Gimana keadaan lo? " Tanya Astha sembari berjalan ke arah ken. Sedangkan gia berada di sebelah astha.

"Udah agak mendingan bang." jawab ken

"Bagus lah. Cepet sembuh lo. Ada yang khawatir soalnya." ucap astha sambil melirik Gia yang menunduk.

"Bisa aja lo bang" ujar ken sambil sedikit tertawa.

"Yaudah gue mau ke kantin bentar beli minum." izin astha sambil berjalan menuju pintu. Tak lupa dia pun bertanya pada gia ingin titip sesuatu atau tidak. "Gi mau nitip gak? " tanya astha.

"ngga usah bang." jawab gia

Astha pun mengangguk "Yaudah lo temenin dulu si ken" ucap astha sambil berlalu meninggalkan kamar rawat ken.

Selepas astha pergi suasana di kamar rawat ken sangat canggung. Tak ada obrolan sama sekali. Mereka fokus pada pikiran masing masing.

Karena gia bosan akhirnya gia berdehem untuk memecahkan suasana.

Ineffable - Tak terlukiskanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang