Bagian 3; kenangan di bulan Januari(2)

3.1K 335 74
                                    

"Tadi di kelas belajar apa?" Tanya Kenta begitu melihat adiknya duduk di sofa ruang tamu—sedang melepas dasi nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tadi di kelas belajar apa?" Tanya Kenta begitu melihat adiknya duduk di sofa ruang tamu—sedang melepas dasi nya.

"Nggak tau."

"Kok nggak tau?"

"Iyalah. Gue 'kan tidur." Balas Anta tanpa rasa bersalah. Kenta menghela napas. Seharusnya dia sudah bisa menebak ini.

"Tapi lo 'kan, udah janji. Dan gue juga udah traktir lo."

"Janji itu dibuat supaya gue masuk kelas. Bukan tidur di kelas. Terus, salah gue dimana?"

Anta tidak pernah salah, oke! Kenta melupakan hal itu. Malas menanggapi, Kenta langsung berjalan ke kamarnya untuk mandi sebelum memasak nanti. Di rumah ini, hanya di tinggali sepasang kakak beradik—Kenta dan Anta. Jadi tugas seperti memasak, dan mencuci, merupakan tugas Kenta. Sedangkan Anta bertugas membereskan rumah. Itu pun, dilakukan setiap akhir pekan.

Setelah merasa tubuhnya sudah segar, Kenta segera turun ke bawah dan menuju dapur. Namun netranya langsung menangkap keberadaan Anta di sana dengan seragam yang masih melekat di tubuh kurusnya. Kenta membawa langkahnya dengan cepat, kemudian menarik telinga Anta cukup kuat.

"Kak, sakit. Jangan di tarik, nanti telinga gue jadi panjang. Kak, lepas!" Pekik Anta memukul-mukul lengan yang lebih besar. Segera Kenta menjauhkan tangannya karena Anta yang semakin memekik tak tau malu. Padahal tarikannya sama sekali tidak kuat.

"Mandi!"

"Bentar lagi." Anta tetap acuh dan melanjutkan kegiatan nya—memakan kuaci. Mengabaikan tatapan tajam Kenta yang siap menembus dirinya.

Kenta menarik napas dengan sabar. Kemudian memilih untuk segera memasak. Ia akan membiarkan Anta sampai makan dulu, lalu menyuruhnya mandi lagi. Jika anak itu tetap menolak dengan berbagai alasan, ia sendiri yang akan memandikan anak itu nanti.

Keadaan mendadak hening, hanya terdengar suara ketukan dari pisau Kenta yang sedang memotong kentang. Serta suara kulit kuaci yang terbuka yang pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah, Anta.

Seperti keajaiban jika Anta tidak mengganggu saat ini, pikir Kenta. Biasanya anak itu akan heboh sendiri ingin membantu. Tetapi kenyataannya, anak itu tidak bisa melakukan apa-apa, selain mengupas bawang dan mencuci sayuran.

Sayuran yang di cuci pun, akan separuhnya rusak atau tidak utuh lagi. Sehingga tampilannya ketika dimasak menjadi berkurang. Itu semua di sebabkan oleh Anta yang kurang lembut saat mencuci. Anak itu mencuci sayuran seperti mencuci baju. Jika di bayangkan, membuat Kenta merinding sendiri.

Dua puluh menit terlewat, dan kini masakan Kenta sudah hampir sepenuhnya siap. Hanya tinggal menunggu sayur mendidih, lalu mereka baru bisa disantap.

Anta yang terduduk di kursi meja makan ternyta sudah memejamkan matanya lima menit lalu. Kebiasaan anak itu, akan tertidur di mana pun dalam keadaan apa pun. Kenta masih membiarkan, tidak ingin mengganggu tidur adiknya. Jika masakan sudah benar-benar siap, baru ia akan membangunkan Anta.

|✔| KENANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang