"Kak! Woy!!"
Pagi-pagi sekali, Anta sudah rusuh menuruni tangga, lengkap dengan teriakan melengkingnya. Kenta yang berada di halaman depan hanya mendengus kesal dan meneruskan kegiatan nya—mencuci motor. Di akhir pekan ini, Kenta memanfaatkan untuk memandikan si merah kesayangan.
Anta langsung berlari ke depan begitu melihat penampakan kakaknya. "Kenapa nggak nyahut, sih?" Protes Anta begitu sampai di hadapan Kenta. Tidak ditanggapi oleh Kenta, Anta berdecak kesal. Kemudian tiba-tiba sebuah ide muncul dalam kepalanya.
Cowok itu meraih ember berisi penuh sabun dan menyiramnya ke motor Kenta. Motor yang awalnya hampir kering, kini kembali basah dan penuh busa. Kenta melotot tak percaya, atas apa yang dilihatnya kini.
"Anta!!"
Namun Anta justru tertawa keras-keras sambil memegangi perutnya yang keram. Wajah Kenta yang memerah kesal sungguh membuatnya lucu sekaligus ingin tambah menistakan cowok itu.
"Salah siapa diemin gue." Cuek Anta hendak berjalan pergi. Tapi tangan nya sudah dicekal oleh Kenta.
"Bersihin!" Kata Kenta tanpa bantahan.
"Ogah!"
"Bersihin Anta!"
"Enggak! Gue mau masuk. Lepasin!"
Kenta menarik napas panjang. "Anta!"
"Apa sih? Kangen lo sama gue?"
"Bersihin, atau nggak gue kasih makan lo."
Anta menimang sebentar, dengan jari yang diketukan di dagu—seolah berfikir keras. Membuat Kenta semakin memerah karena kesal. Bukan apa, hanya saja, kini wajah anak itu sangat-sangat menyebalkan sekali. Rasanya Kenta ingin memukul wajah itu dengan ember.
"Tetep nggak mau wlee ...." Kata Anta setelahnya, kemudian berlari. Namun sayang sekali, baru tiga langkah dirinya melangkah, dengan sialnya justru menginjak sikat dan jatuh. Anta langsung memekik keras dan Kenta yang berlari mendekat dengan panik.
"Ta, ya ampun." Wajah kesal Kenta sudah berubah panik sepenuhnya. Cowok itu membantu Anta berdiri dengan pelan. Kemudian melihat tubuh Anta dari atas sampai bawah.
"Apa yang sakit?"
Dengan meringis kesakitan, Anta menjawab. "Kaki gue. Kaki gue sakit." Kini Anta bahkan sudah hampir menangis karena merasakan kakinya yang luar biasa sakit. Kenta mengangguk paham, karena memang tadi posisi jatuh Anta sangat tidak elit. Maka ia langsung berjongkok di depan Anta, hendak membawa anak itu ke dalam gendongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
|✔| KENANG
Teen Fiction[TERBIT] [Part Tidak Lengkap!] Ini bukan tentang pertemuan sederhana, tapi ini tentang ikatan yang bermakna. Sebuah usaha demi seseorang yang berharga. Kepingan kisah yang disatukan, hanya untuk sosok itu, yang hadirnya tidak pernah bisa dihilangkan...