Bagian 7; fikiran buruk

2.1K 277 59
                                    

Anta berusaha mati-matian menahan sesak di dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anta berusaha mati-matian menahan sesak di dada. Berusaha fokus pada penjelasan guru di depan sana. Ia menggigit bibir bawah sebagai  pelampiasan karena nya. Sedangkan Adam, masih tidak menyadari gelagat aneh Anta.

Sampai tiga menit setelah pelajaran selesai, dan pak Sigit keluar, barulah Adam menyadari wajah pucat Anta. Berpindah posisi dengan rusuh, Adam memegang bahu bergetar Anta yang berkeringat banyak. Sampai seragam anak itu lepek karenanya.

"Ta, kenapa? Ke UKS, iya?" Rentetan pertanyaan dari Adam hanya menjadi dengung panjang di telinga. Anta, mengerjap berusaha fokus menangkap suara-suara. Namun sia-sia, nafas nya semakin berat, kepala nya berputar, dan dengungan itu semakin panjang.

Adam panik, segera mengeluarkan ponsel dan mencari nama Kenta. Tidak sampai tiga menit, panggilan nya terjawab, dan suara malas Kenta adalah yang pertama menyapa. Adam tidak ada waktu lagi untuk berbasa-basi, jadi ia segera memberitahu Kenta segalanya.

Setelah sambungan terputus, Adam bisa yakin jika Kenta akan akan sampai beberapa menit lagi. Selagi itu, Adam berusaha membuat kesadaran Anta tetap ada. Mengajukan anak itu beberapa pertanyaan, walau semua nya tidak mendapat balasan.

Faris yang menyadari tingkah aneh ke dua temannya segera menoleh. Dan mendapati wajah panik Adam, serta wajah pucat Anta. Faris berdiri tanpa aba-aba dan berjalan mendekat. Iris pekatnya menatap Adam seolah bertanya, tetapi Adam justru menggelengkan kepala.

"Bawa ke UKS aja, udah." Kata Faris pada akhirnya.

"Gue udah telfon kak Kenta. Sebentar lagi—"

"Dimana Anta?!"

Belum sempat Adam menyelesaikan bicara, suara Kenta sudah menyahut dengan lantang. Nampak cowok yang masih terengah-engah itu berjalan mendekat dengan panik. Faris agak bergeser posisi, memberikan ruang untuk Kenta.

"Ta, masih denger gue?" Kenta berbisik di samping telinga Anta. Anak itu hanya bergumam sebagai jawaban, mengatakan bahwa ia masih sepenuh nya sadar. Kenta diam-diam merasa sedikit lega, kemudian menatap Adam dan Faris bergantian.

"Bantu gue bawa ke UKS!"

"Iya, Kak." Jawab Faris dan Adam hampir bersamaan. Setelah nya, mereka bertiga membawa Anta keluar dari kelas. Mengabaikan tatapan keingin-tahuan teman-temannya.

Begitu sampai, Anta langsung di baringkan. Wajahnya semakin pucat, membuat Kenta menjadi gila karena nya. Adam, menepuk beberapa kali bahu Kenta untuk menenangkan. Sedangkan Faris pergi mencari dokter jaga.

Lima menit kemudian, Faris datang bersama seorang perempuan yang merupakan dokter yang biasa berjaga di sini. Langsung saja, tanpa bertanya lagi, Anta mulai di periksa. Semua kegiatan itu tidak lepas dari iris Kenta.

|✔| KENANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang