Pagi ini di rumah hanya ada Mamah Yola, Oma Jesi dan si mesum Leon yang baru saja selesai mandi, entah pada kemana itu para lelaki.
"Pagi"
"Pagi sayang. "
Leon duduk di kursi meja makan dia terlihat sangat tergesa-gesa memakan makanan itu.
"Sayang jangan sekolah dulu ya kan baru keluar dari rumah sakit. " ucap Yola.
Ya, Leon sudah rapi dengan balutan seragam sekolah nya. Dia tadi sebelum mandi merayu Mamah dan Oma nya agar mengizinkan nya untuk sekolah. Leon memanfaatkan keadaan karena yang lainnya entah pada kemana, hilang kali.
"Gak Mah, Leon udah kangen banget sama belajar. "
"Belajar kan bisa di rumah. "
"Oma.. Mamah.. " panggil Leon dengan muka memelas.
Mereka tidak kuat dengan muka memelas Leon, dengan terpaksa keduanya mengizinkan Leon untuk sekolah.
Leon bahagia, karena merayu kedua wanita itu sangat mudah dari pada merayu yang lainnya.
"Hati-hati naik motor nya. "
"Siap Oma. "
Leon juga tidak lupa untuk meminta izin agar bisa mengendarai motornya. Padahal itu bahu belum pulih tapi ya orang nya ngeyel mau mengendarai motor ya terpaksa mereka memberi izin.
Leon sudah berada di garasi dia mengelus bahu kirinya, "Jangan manja dulu ya. Gue mau senang-senang dulu. " ucap nya lalu menaiki motor dan segera pergi dari rumah nya menuju sekolah, sebelum para lelaki itu datang.
Bahu Leon memang tidak akan sakit kalau tidak di gerakan, tapi akan sakit kalau itu tangan mulai petakilan, atau mengangkat beban berat.
Seperti sekarang saja, Leon masih di perjalanan menuju sekolah nya, tapi bahu kirinya udah mulai manja, sesekali Leon melepaskan tangannya dari stang motor.
Beberapa menit kemudian dia sudah sampai di gerbang sekolah, "Loh mas Leon, kemana aja kok baru lihat? " tanya pak satpam.
"Habis dari kuburan pak, baru bangun ini. "
°°°
Sementara di rumah mereka sedang kumpul di ruang santai, tapi orang-orang nya tidak santai mereka terlihat khawatir.
"Kenapa Mama sama Yola mengizinkan Leon naik motor?, kan bahaya. "
"Mama gak tega sama Leon, David. "
"Tapi Ma bahu Leon belum sembuh. "
"Baru juga di tinggal jogging sebentar, tu anak udah ngilang aja. Dasar ironman gagal! " gumam El.
Ya, mereka tadi pagi jogging di taman komplek perumahan mereka. Leon tidak di ajak sengaja karena dia masih tidur dan juga kasihan sama bahu nya.
Tapi saat mereka pulang Leon sudah tidak ada.
"Pa gimana ini? " tanya David dengan nada khawatir. David benar-benar khawatir.
"Biarin aja, meninggal juga dia sendiri yang rugi gak bisa hidup lagi, " ucap Richard santai.
Sontak saja mata mereka membola, kok begitu ya, semacam mendoakan Leon meninggal.
"Papa ini apa-apaan sih, kok doain Leon meninggal gitu? " tanya David dengan kesal.
"Antara ya dan tidak. " setelah berucap seperti itu, Richard pergi dari sana meninggalkan mereka yang menatapnya melongo.
Di kamar, Richard ternyata sedang mengkhawatirkan Leon, ya walaupun ada sedikit rasa kesal sama itu bocah tapi tetap rasa sayang dan khawatir lebih mendominasi.
Bagaimana tidak kesal coba, semalam Richard mencubit kedua pipi Leon saking kesal nya dengan pertanyaan yang di lontarkan cucu nya itu, tak hanya itu Richard juga mencubit perut Leon sampai memar. Karena kesal dengan kelakuan Opa nya itu dengan refleks Leon menendang anu Richard.
Dan itu ngilu nya minta ampun. Tapi segitu sih masih untung bagi Richard, dari pada kayak lapak sebelah punya cucu berandal abis.
Di tampar malah nampar balik, di bentak malah mukul. Untunglah Leon tidak seperti itu, ya walaupun mesum nya amit-amit, tapi gak sampai berandalan seperti itu.
Richard kadang kasihan kepada sahabat nya itu yang mempunyai cucu berandalan.
"Leon awas aja ya!, nanti pulang Opa kurung kamu di lemari! " desis nya.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
L E O N
RandomSelama 17 tahun, hidup Leon sungguh sangat amat menyenangkan, mau berbuat apapun tidak ada yang melarang atau memarahinya. Mamah nya pun hanya memberikan sedikit dakwah setelah itu selesai. Tapi, setelah mamah nya menikah lagi, Leon berasa hidup de...