|32|

3.6K 414 125
                                    

Leon ngeyel banget pengen sekolah, terpaksa lah mereka memberikan izin dengan syarat harus di antar supir, di kawal bodyguard empat. Gila banget kan!.

Leon sempat menolak syarat itu, dan tentu saja tanpa menyetujui syarat itu Leon tidak boleh sekolah, sedangkan dirinya kekeuh mau sekolah.

"Yaudah, iya ah! "

"Sip, sini makan dulu dong. " ajak Yola.

Leon menatap lekat Yola dari atas sampai bawah.

Tidak ada yang berbeda kok, "Mama gak hamil kan? "

"Hah.. E.. En-ggak kok. " gugup Yola.

"Beneran? " selidik Leon.

"Leon sini makan dulu, nanti telat ke sekolah nya loh. " ucap Jesi berusaha mengalihkan pembicaraan.

Leon mengangguk dan duduk di sebelah David, "Denger tuh! Mama gak hamil! " sentak Leon tepat di telinga David.

Jelas David kaget, dirinya sedang makan enak, tiba-tiba telinga nya berdengung karena sentakan Leon.

David iya in aja dulu, dia harus memikirkan cara yang pas buat menyampaikan nya.

Di keheningan saat mereka sedang menikmati sarapan nya, Leon malah membeo lagi.

"Awas aja ya kalau sampai Mama hamil! Leon bakalan pergi dari rumah ini! Sekalian Leon mati aja! " ancam nya.

Kaget.

Mereka kaget dengan ancaman yang di lontarkan Leon, kalau itu beneran terjadi?

Gak!

Gak boleh terjadi!

Leon berdiri dan memeluk Mama nya, "Leon gak mau punya adek Ma.. " lirih nya.

Nada nya berbeda dengan tadi Leon mengancam.

Yola hanya diam membalas pelukan Leon.

Harus bagaimana lagi? Yola sudah positif hamil, hanya saja dirinya belum cek ke dokter kandungan.

Tidak mungkin kan untuk menggugurkan nya? Anak itu anugerah terindah dari Tuhan.

"Berangkat sana, belajar yang benar ya.. " bisik Yola.

Leon melepaskan pelukan nya dan langsung menyambar kunci motor yang berada di atas meja dekat TV ruang tamu.

"Eh.. Eh.. Eh.. Mau ngapain itu bawa kunci motor? "

"Ya mau ke sekolah lah Pa. "

"Eh.. Tadi syarat nya apa? Harus di antar sama supir! "

"Tapi Pa-"

"Kalau gak mau ya gak usah sekolah!"

"Akh! Bangsat! " Leon menyimpan kembali kunci motor itu dengan kasar.

°°°

Sesampai nya di sekolah.

"LEON! "

Leon celingak-celinguk mencari suara itu dan..

Hap..

Ada yang memeluk nya dari belakang, "Anjing! Le, bangsat banget lo! Gue kangen sama lo Le, gue kira lo udah isdet Le! "

Siapa itu?

Dia Brian.

Leon langsung melepaskan pelukan itu, "Woy gunanya lo apa sih! Bantuin gue lepas dari dia ah! " sentak Leon kepada bodyguard yang berada di samping nya.

Leon pergi meninggalkan Brian yang sedang mengoceh.

"Le lo tau gak? "

"Enggak! "

"Bangsat! "

"Bokap lo waktu lo gak ada kabar, langsung buat pengumuman di TV, kalau siapa saja yang bisa menemukan putra saya yang bernama Leon saya akan kasih imbalan yang tidak terduga. Gitu Le. "

"Goblog! Dikira gue barang apa! "

"Ya emang, lo bukan barang tapi hewan."

Bugh..

Secara tiba-tiba Leon memukul rahang Brian keras. Setelah itu dia langsung pergi.

"Le-"

"Mohon maaf, tuan muda sedang pms, jadi tolong jangan di ganggu dulu. " ucap salah satu bodyguard nya Leon.

Brian cuma nurut aja.

Si Leon lagi pms? Ok.

°°°

Jam istirahat sudah berbunyi, Brian sedang mencari Leon karena dia tidak masuk kelas.

Hingga beberapa menit, Leon berada di taman belakang sekolah ternyata.

Brian duduk di sebelah Leon, "Kenapa lo? Itu muka ganteng banget. "

"Gue emang ganteng. "

Hening..

Hingga..

"Bri.. "

Brian membalas dengan deheman.

"Lo kan anak tunggal tuh, kalau tiba-tiba Mama lo hamil, berarti lo jadi abang. Gimana perasaan lo? "

"Ya seneng lah goblog! Gue mendambakan itu udah lama. Gue mau punya adek. "

Leon menatap Brian, "Kenapa lo begitu bahagia nya punya adek? "

"Gue udah tujuh belas tahun jadi anak tunggal, gue sering kesepian kalau lagi di rumah. Jadi gue pengen punya adek biar gak sepi lagi, gue juga mau ngerasain jadi abang itu gimana. Eh kenapa nanya kayak gitu Le? "

"Atau jangan-jangan.. "

"Kagak! Nyokap gue kagak hamil!"

"Oh.. Eh waktu di Washington lo juga punya adek kan? "

"Tau dari mana lo? "

"Dari nyokap lo. "

Waktu itu Brian berkunjung ke rumah Leon, Brian ingin meminta bantuan agar dirinya bisa menyusul Leon ke Washington. Karena kalau meminta ke Mama Papa nya pasti tidak akan mendapat kan izin.

Dan waktu itu Yola menolak halus, dia bilang kalau Leon di sana juga ada teman nya, dia punya adik di sana.

"Oh, itu si kudanil. "

Tunggu!

Kudani?

Daniel?

"Tu anak kemana ya? Apa udah meninggal di bantai Papa? " gumam Leon.

°°°

L E O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang