Part 3

196 26 3
                                    

Waktu sudah menunjukkan tengah malam,namun tak mengurangi ke seruan keempat sahabat yang sedang nongkrong di kedai pinggir jalan

"Yah gue kalah lagi" ucap Reno,cowok jakung dengan kulit sawo matang yang membuat ia terlihat manis

"Lo udah kalah 5 kali,jadi lo beliin kita nasi goreng spesial" sorak bahagia terpampang di wajah ketiganya

"Serah" ucapnya pasrah membuat ketiga nya tersenyum senang

"Pak nasgor spesial 3,eh lo mau nggak?" tanya Andra dan dibalas anggukan Reno

"Pak 4 pak,pedes yaa" Pak nasgor hanya mengacungkan jempolnya

"Vin nggak capek pake kacamata segede gentong?" kali ini yang bertanya Tomi yang memiliki paras tampan dengan tahi lalat kecil di bawah mata

Cowok yang dipanggil Vin itu menggeleng

"Mel emang enak ya pake kacamata?" pertanyaan yang keluar dari mulut cantik Reno itu mengundang tatapan malas dari ketiganya

"Lo panggil gue Mel sekali lagi,gue habisin lo!"

Reno memutar matanya malas " Nama lo Melvin goblok,terserah dong mau manggil Mel apa Vin apa tai apa bangke. Yang punya mulut kan gue bukan lo" sewotnya membuat Melvin menghembuskan nafas pasrah

____________________________________

"Lo tidur di gudang lagi?!" teriak gadis disebrang telfon

"Gak perlu teriak kali" ucapnya malas sambil mengelus telinganya yang sakit

"Udah dari pada lo tidur di gudang lagi,enak kerumah gue aja Ra"

Maura menghela nafas kasar,ia ingin sekali pergi dari gudang ini. Suasana yang gelap,debu dimana-mana dan tak lupa dengan barang-barang yang tak terpakai membuat ruangan ini semakin sempit.

flashback on

"Sini kamu!" ucap Damar yang sibuk menarik paksa gadis dibelakangnya

"Lepasin! semua gak peduli sama aku,kenapa semua mata ke Nayla Nayla dan Nayla!"  teriaknya yang terus berusaha melepaskan cekalan dilengannya

Damar membuka sebuah pintu dihadapannya,saat pintu terbuka aroma tak enak langsung menjalar di hidungnya

"MASUK!" Damar menarik paksa gadis itu dan mendorongnya kuat hingga gadis itu tersungkur dilantai

"Kalo sampai kamu berani kabur,papa gak segan-segan mengusir kamu dari rumah ini!" dengan gerakan cepat Damar menutup pintu dan menguncinya meninggalkan gadis yang tengah tertunduk kaku

____________________________________

Tok.. tok.. tok..

Suara ketukan pintu membuat mata gadis itu terbuka perlahan. Ia membersihkan debu yang menempel di seragam putih abu-abu nya. Masih menggunakan seragam sekolahnya yang sudah kusut dan kotor,Maura merenggangkan badannya yang sakit karena tidur dilantai dingin gudang sejak semalam.

Dengan perlahan,ia berdiri dan berjalan pelan kearah pintu. Ia tahu siapa orang yang sudah menganggu waktu tidurnya itu.

"Gak usah sok peduli deh! puas lo bikin gue kayak gini?" terdengar tangisan kecil dibalik pintu membuat Maura mengusap wajahnya kasar

"Sok sedih lo,cari muka aja terus nangis terus, gue juga yang salah!" bentaknya membuat tangisan itu semakin keras

"Nangis teros,bisanya nangis dikit-dikit nangis. Diam gak lo!" ia yang kesal pun menendang pintu itu hingga membuat gadis dibalik pintu berhenti menangis

"K-kak" suara sendu dibalik pintu tak membuat Maura kasihan. Ia justrus jijik mendengar suara sok polos adiknya itu

"Gak usah panggil gue kakak,gue bukan kakak lo! ngerti gak lo!" Maura terkekeh pelan saat tak mendengar balasan dari gadis dibalik pintu

"Oiya gue lupa lo kan tolol gak pernah sekolah jadi gak ngerti bahasa manusia"

Gadis dibalik pintu itu terdiam mendengar kalimat dari mulut sang kakak yang selalu membuat hatinya teriris.

"Aku kesini cuma bawain kakak makanan,ini udah siang kakak harus makan" tak mendengar balasan sang kakak,gadis itu melanjutkan ucapannya

"Oh iya aku juga bawain kunci cadangan kak biar kakak bisa keluar" dengan semangat ia memasukkan kunci itu,tapi gerakkannya terhenti setelah mendengar ucapan sang kakak

"Gak usah sok baik,gue mati disini juga gak ada yang peduli. Mending lo pergi,gue muak denger suara sok polos lo!"

Gadis itu menghapus air matanya yang membasahi pipi mulusnya

"Yaudah aku taruh disini ya makanannya,aku pamit kak"

Setelah tak mendengar suara adiknya,Maura menghela nafas sebentar

"Emang tolol tu bocah,udah tau pintu dikunci masih aja taruh makanan didepan. Auah mending gue telfon Rani biar dia kesini terus ngerasain apa yang gue rasain" Maura terkekeh mendengar ucapannya sendiri

"Ya ampun jahat banget gue sama sahabat sendiri"

____________________________________

HAIII AKU UPDATE LAGI NIH
SEMOGA SUKA YA
JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENNYA
SEE YOU NEXT PART

Bad Girl vs Calm BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang