outro : Kim Yerim

112 26 4
                                    

"Cerita ini membuatku depresi."

Yerim meletakkan cangkir kopinya, menaikkan sebelah alis mendengar komentar Jungkook. Laki-laki itu tengah membolak-balik kertas di tangannya. Alisnya berkerut dan kedua matanya tampak begitu serius. Ekspresi yang sering Yerim lihat saat Jungkook sedang melihat hasil jepretannya.

"Sampai membuat depresi?"

Jungkook tersentak, mengalihkan tatapan dari naskah yang dibacanya. Dia mengerjap beberapa kali, lalu tertawa begitu memahami maksud pertanyaan Yerim.

"Tidak, tidak sampai begitu," katanya setelah tawanya mereda. Jungkook menatap naskah di tangannya lagi, seperti tengah menganalisis. "Hanya saja, aku merasa aneh sehabis membaca ceritanya. Kau tahu, seperti perasaan kosong sehabis menonton film panjang. Cerita ini benar-benar menguras emosi."

"Kau seperti tenggelam di dalamnya, bukan?"

"Seperti tenggelam." Jungkook mengangguk. "Aku mengerti kenapa kau memintaku memberi suntikan dana besar untuk film ini."

Senyuman lebar merekah di wajah Yerim, dia senang tebakannya betul. "Aku tahu kau akan menyukainya, film ini layak mendapatkan penghargaan."

"Aku yakin begitu." Jungkook meletakkan naskah yang sudah selesai dibacanya, pandangannya kembali pada Yerim. "Kudengar dia terinspirasi dari salah satu lukisanmu?"

Yerim mengangguk, mengangkat cangkirnya lagi. "Ada yang menghubungi penyelenggara pameran lukisanku, dia menanyakan kontakku dan mengatakan kalau dia punya sebuah naskah yang terinspirasi dari lukisanku."

"Pameranmu yang ... sekitar empat bulan lalu?" Jungkook bertanya. Matanya berbinar takjub begitu Yerim mengangguk. "Woah, itu waktu yang cukup singkat untuk naskah sebagus ini."

Yerim tidak dapat menahan senyum lebar. "Benar kan? Sutradara Yoon terkenal jenius dan karya-karyanya begitu menakjubkan. Aku merasa sangat terhormat dia akan menggarap sebuah film yang naskahnya terinspirasi dari tulisanku."

"Siapa aktornya?" Jungkook mengetuk jarinya di atas naskah berkali-kali. "Untuk naskah sebagus ini, kuharap mereka memilih aktor yang sama bagusnya. Kau tahu, keberhasilan film ini ditentukan oleh seluruh pihak yang terlibat."

"Kau tidak akan percaya dengan siapa yang berhasil mereka dapatkan untuk memerankan film ini." Yerim meletakkan cangkir kopinya, memainkan kesan misterius pada ekspresi wajahnya.

Jungkook tampak begitu penasaran. Jari-jarinya yang masing-masing dihiasi tato saling bertautan dengan tidak sabar. Kedua matanya yang besar berbinar dengan kilau ingin tahu. "Siapa?"

"Vernon."

"KAU BERCANDA?!" Jungkook berseru, pancaran kagum dan keterkejutan berpadu di matanya. "Leonardo DiCaprio versi Korea?? Bagaimana bisa mereka membuatnya setuju untuk membintangi film ini?"

Yerim tertawa, mengerti dengan reaksi Jungkook yang mungkin agak berlebihan. "Pada awalnya, aku sama tidak percayanya denganmu. Tapi mereka benar-benar berhasil membuat Vernon setuju dan bahkan kembali dari Amerika demi film ini."

"Daebak!" seru Jungkook dengan takjub. "Dia salah satu aktor yang sangat kusukai. Perannya di tiap film berbeda tapi dia mampu melakoninya dengan sangat baik. Bahkan orang yang awam sepertiku menyadari emosi yang sangat nyata pada aktingnya."

Jungkook jarang memuji orang, karena itu Yerim tahu kalau apa yang mantan tunangannya itu katakan barusan sangat tulus dan jujur. "Benar, dia sangat luar biasa."

"Selain itu, apa ada kejutan lain dari film ini?"

"Salah satu penyanyi di bawah agensiku, Kim Wonpil, juga akan mengisi soundtrack untuk film ini."

HIRAETH {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang