Meski memiliki badan yang tergolong mungil seperti anak SD, tapi percayalah, Fey tidak akan gentar oleh ombak maupun badai.
Namun siapa sangka, jika sudah berhadapan dengan Rama, cowok yang katanya naksir padanya, ia akan langsung lari terbirit-biri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Teriakan histeris saling bersahutan tatkala tubuh Fey yang kecil diterjang sampai terjengkang menghantam meja dan kursi kantin. Beberapa siswa yang duduk di dekat sana segera menjauh agar terhindar dari amukan Audy.
Fey meringis ngilu saat telapak tangannya terkena pecahan mangkuk kaca.
Sedangkan senyum sinis Audy tercetak jelas ketika melihat keadaan Fey. Merasa puas karena kemarahannya sedikit tersalurkan. Tapi ini hanya peringatan awal. Tidak akan Audy biarkan perempuan manapun hidup tenang ketika sudah merebut miliknya.
Audy menyisir pandangan pada orang-orang yang hanya melihat dari kejauhan membentuk lingkaran dengan dirinya yang kini menjadi pusatnya. Audy selalu senang melihat suasana seperti ini, karena tidak ada satupun yang berani maju untuk menentangnya.
Tidak ada satupun dari mereka yang mendekat untuk membantu Fey. Siapa juga yang mau berurusan dengan perempuan macam Audy, cewek yang terkenal dengan sebutan Devil Queen di sekolah. Dia akan menyingkirkan orang-orang yang menghalangi tujuannya dan memanfaatkan orang-orang yang sekiranya dapat menguntungkannya.
Pandangan Audy kembali beralih, lalu berjalan ke salah satu meja. Mengambil asal jus jeruk yang entah punya siapa, lalu kembali ke hadapan Fey yang masih terduduk di lantai meratapi telapak tangannya.
Audy mendengus. Ini gadis yang dipilih Rama? Audy jadi kesal sendiri jika memikirkannya. Kenapa Rama selalu memilih gadis-gadis lemah, sih?
"Sakit yaa?" tanya Audy dengan nada mengejek yang diakhiri tawa kecil.
Fey mendongak, tapi saat melihat cewek itu yang akan menumpahkan es jeruk ke arahnya, ia refleks menutup mata dan menyilangkan kedua tangannya di atas kepala, upaya melindungi diri.