Amplop Merah

1.7K 152 20
                                    

Happy Reading :))

__________

Chapter 9

"Kalian dapat kelompok berapa?" Tanya Melody mengalihkan topik.

"Aku kelompok 3, satu kelompok dengan Hera," Ucap Carlet girang.

"Aku ingin bertukar kelompok," Lily berkata lesu.

"Oh ayolah, ini hanya kelompok untuk memasuki hutan, kau bisa menganggap Frisca tidak ada di dalam kelompok," balas Hera sedikit menghibur Lily.

"Yah itu masukan yang cukup bagus, bukan begitu Lily," tanya Cessa cekikikan.

"Yayayaya, terserah kalian sajalah, ini sudah takdirku," ucap Lily pasrah.

"Kelompok berapa memangnya?" Tanya Melody.

"Aku Kelompok 14," jawab Lily dengan menggelengkan kepala pelan, tampak sangat tidak menerimanya.

"Aku kelompok 7, seperti nya aku juga satu kelompok bersama Jerome, si pemilik Kekuatan Mental Merah juga," kata Hera memberitahu."Melody! Kau dapat kelompok berapa?"tanya Hera.

"Aku ada di kelompok 1," dan diangguki oleh mereka berempat.

"Karena semua sudah tau kelompoknya, sebaiknya kita pergi makan siang, disini juga sangat panas," saran Hera.

"Kalau begitu, kalian duluan saja, aku akan keruangan dekan sekarang, selamat tinggal," pamit Melody.

"Baiklah, kami akan ke cafetaria terlebih dahuku kalau begitu,"

Setelah berpamitan dengan teman temannya, Melody pergi menuju Gedung Utama untuk menemui Profesor Tessa diruanganya.

Seperti biasa sekarang Melody sedang duduk tepat didepan Profesor Tessa yang sedang memandanginya lekat.

"Apakah yang dikatakan Profesor Melvin benar?" Tanya Professor Tessa langsung ke intinya.

"Itu memang benar," jawab Melody, lirih.

"Saya bingung, kenapa ini semua bisa terjadi, saya tidak tau harus berkata apa tentang masalah ini, dan hanya satu yang bisa saya sampaikan kepadamu, Melody. Semua yang terjadi tadi adalah hal yang sangat aneh dan tidak pernah terjadi sebelumnya, untuk mengantisipasi hal hal yang buruk dimasa mendatang, ini semua harus tetap menjadi rahasi. Saya tau, kamu memiliki beberapa rahasia yang tidak bisa orang sembarangan tau, maka dari itu, tetaplah itu menjadi rahasia dan jangan ceritakan semuanya kepada orang lain, termasuk teman temanmu. Mengerti?"

"Baik Profesor saya tahu,"

"Sebenarnya itu saja yang ingin saya sampaikan, jika ada informasi lebih lanjut, saya akan memanggil mu lagi, sekarang kamu bisa kembali,"

"Baik Profesor, kalau begitu saya permisi," setelah mengucapkan salam pamit, Melody bergegas untuk menyusul teman temannya di Cafetaria bawah.

Cuaca siang ini, seperti yang dikatakan Hera, sinar matahari cukup menyengat, hingga menimbulkan sensasi terbakar ringan dikulit.

"Tunggu, tunggu,"

Melody berhenti setelah mendengar suara itu, lalu ia memalingkan wajahnya mencari sumber suara tadi.

Melody melihat seorang laki laki sedang berlari ringan tidak jauh dibelakangnya.

"Tunggu, ada yang ingin aku sampaikan,"

Melody hanya memandang laki laki itu dengan muka tenang, dan sesekali mengangkat alinya satu, menandakan apa?

"Kebetulan aku bertemu dengamu, ini, ini. Terimalah," laki laki itu memberikan sebuah amplop merah kepada Melody.

Element Academy : Melody Colent (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang