Melody menatap sekitarnya dengan cermat. Badannya berputar putar memastikan tidak ada yang luput dari pengamatannya.Sepertinya celah tadi masih berfungsi dan ia berpindah ke tempat ini sekarang, dari penglihatannya, ada sebuah gua yang tidak luas, beberapa obor juga tertempel didinding cukup menghasilkan cahaya redup didalam gua.
Suasana didalam gua cukup sunyi, Melody berjalan pelan mencoba menelusuri gua dengan tujuan mencari kuda itu.
'Dugaanku, kuda itu kesini untuk menyembuhkan diri, dan sepertinya ini adalah sarangnya? Atau tempat yang tidak sengaja kuda itu temukan,' pikirnya.
Csesh
Suara rintihan lirih terdengar ditelinga Melody. Dengan sigap ia memfokuskan telinganya, dan mencari sumber suara itu berasal.
Ia melihat beberapa pintu tersebar didinding gua, dan memastikan suara itu berasal dari salah satu pintu yang ada di sebelah kirinya.
Melody berjalan menuju pintu sembari menatap kedinding disekitar pintu, memastikan ada sususan yang berbahaya atau tidak.
Pintu itu setinggi lebih dari 2 meter dengan warna coklat tua, seperti terbuat dari batang pohon Ek gelap. Teksturnya terlihat tidak rata dan usang, menunjukkan seberapa lama pintu itu telah dibuat.
Suara rintihan itu masih terdengar, sedikit berjarak dan sedikit gema keluar dari sela sela pintu.
"Apakah ada susunan di sekitar sini, lagipula gua ini terlihat seperti peninggalan, yang dibuat oleh seorang penyihir kuat." Gumam Melody pelan, matanya masih menatap ke dinding gua sembari tangannya meraba raba secara kasar, dengan harapan ia tidak sengaja menekan tombol rahasia.
"Pintunya tidak bisa didorong, dan tidak ada yang bisa ditarik untuk pintunya terbuka. Semacam susunan atau ada ruang untuk daun pintunya digeser kedalam dinding. Aku akan mencobanya." Setelah berfikir sedikit, Melody mencoba meraba pinggir daun pintu dan menariknya ke samping.
Dan hasilnya nihil. Jika seperti ini pasti ada sebuah susunan yang bisa membuat pintu ini terbuka, atau ada kunci atau sesuatu untuk membukanya.
Melody mencoba bergeser ke samping dengan niat mencoba kembali meraba raba dinding, dan grekkkk.
Suara sesuatu didorong terdengar sedikit samar ditelinga Melody, ia menatap kebawah, dimana kaki kananya menapak ditanah.
Ada sebuah tanah berbentuk kotak yang tertanam setelah ia injak, seperti tombol berbentuk kotak. Dan daun pintunya sedikit terbuka membentuk celah tipis.
Menunjukkan kedalam ruangan yang minim pencahayaan. Melody mendorong pintunya sangat pelan, dan mengintip ke dalam.
Didalam ada sebuah ruangan dengan lebar kira kira 8×9 meter, dibagian pojok ada sebuah altar kuno yang memancarkan sedikit cahaya ungu redup. Dan diatasnya sebuah kapas menggumpal malayang tetap dengan seekor hewan berkaki empat bertanduk sedang berbaring, seperti tertidur diatasnya.
Melody menelan ludahnya, dan matanya mengerjap beberapa kali menatap hati hati altar didalam ruangan.
Dengan hati ditekan ke titik mencoba tenang, ia berjalan mengendap-endap menuju altar untuk melihat.
Setelah sampai 2 meter didekat Altar. Melody melihat dengan jelas, seekor kuda putih dengan tanduk ungu Amethyst, ekor dan rambut yang mengkilap halus dengan warna yang sama.
Kuda itu tertidur dengan tenang, dan Melody tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang.
Setelah menimbang nimbang, ia memutuskan untuk nencoba mengangkatnya dan berkomunikasi pelan pelan denganya. Jika tidak ia angkat untuk digendong, kuda ini bisa menyerang dirinya.
Tanganya dengan pelan mengaba aba disamping perut kuda itu dan happp, ia mengangkat kuda kecil itu yang sekarang membuka matanya terkejut. Lalu meringkik keras dan melawan dengan kuat.
"Baik baik, aku tidak akan menyakitimu oke, tenang. Kita bisa bicara, kita bisa bicara dengan tenang oke, tenang." Ia memposisikan kuda itu sejajar dengan wajahnya, dan menatap kuda yang sedang menunjukkan ekspresi marah diwajahnya.
"Apakah kau bisa bicara? Hey kuda kecil, kau imut sekali!" Ucapnya serius.
Kuda itu hanya menjawab dengan ringkikan keras, ekor dan kakinya bergoyang secara acak dengan kasar.
Melody tidak tau kenapa kuda ini hanya melawan dengan kekuatan fisik belaka, atau ini efek dari pertarungan tadi.
"Gadis bodoh lepaskan aku!" Suara remaja terdengar di telinga Melody. Ia menatap dengan serius dan mendekatkan kuda itu ke wajahnya.
"Eh, apa kau yang berbicara tadi? Hey apakah kau terluka?"
"Itu bukan urusanmu, bagaimana kau masuk kesini??" Jawaban sarkas, lalu bertanya dengan cemooh. Ah kenapa dengan kuda ini, sangat tidak bisa santai.
"Eh, aku tidak tau, tiba tiba masuk ke celah spasial di luar."
'Sial, aku ceroboh. Aku pikir tidak ada orang disekitar, jadi aku tidak menutup celah itu langsung setelah aku masuk.' Kuda itu mengutuk pelan dirinya.
"Apa yang kau inginkan dariku?" Tanya kuda itu tajam, mata kecilnya menata Melody dengan sinis.
"Apa kau mau menjadi partnerku? Aku sedang ada tugas untuk mencari partner sihir, dan yah kupikir kau cocok, dan nyaman untuku peluk." Ucapnya langsung dengan senyum lebar.
"Didalam mimpimu gadis bodoh!"
"Hey, ayolah, kau akan makan enak nanti, lagipula kita teman, aku berjanji akan merawatmu dengan baik." Bujuk Melody dengan sungguh-sungguh.
"Tidak." Jawab kuda itu kekeuh.
"Jika kau tidak mau, aku akan tetap membawamu bersamaku!" Paksa Melody.
"Kau gadis bodoh, suka menindas. Jika aku sedang dalam kondisi normal, aku akan menendangmu keluar dari sini!" Kuda itu menjawab dengan kesal, keempat kakinya berayun tak terarah.
Melody tersenyum licik," Karena kau sedang terluka sekarang, kau tidak bisa melawanku jika aku membawamu kembali. Dan kau akan aku jadikan kuda penarik gerobak sampah nanti, tapi jika kau mau menjadi partnerku, kau akan aku beri makan makanan enak, dan kuperlakukan dengan sangat baik, bagaimana."
Kuda itu terdiam dengan kedua matanya menatap wajah Melody.
oOo
Don't forget to Vote and Coment.
And most importantly, jangan lupa follow this account. N see you next chapter, babay
KAMU SEDANG MEMBACA
Element Academy : Melody Colent (On Going)
FantasyMelody Collent. Seorang putri yang memiliki rambut pelangi dan sepasang bola mata yang indah setelah kebangkitan warisan Element miliknya. Dalam sejarah hanya ada satu orang yang memiliki rambut berwarna pelangi, ia adalah raja pertama klan Penyihir...