Teman sekamar

3.5K 237 12
                                    

Chapter 6

Melody sedikit tidak nyaman dengan hal tadi, tapi Melody berusuha untuk tidak menghiraukan mereka yang membicarakanya, Melody tetap diam selagi mengambil makanan dimeja pentri. Setelah mengucapkan terimakasih kepada petugas dapur ia berjalan menuju meja yang masih kosong, tidak jauh dari jendela kaca. Sebenarnya Cafetaria dibagi menjadi 5 tempat, lantai satu untuk junior dan lantai lima untuk mereka yang telah naik ke kelas tingkat lima.

Setelah pengumuman yang tadi didengarnya, cafetaria berubah ramai kembali dengan topik hangat yaitu dirinya. Entah itu yang mengagumi kecantikanya, kekuatannya bahkan ada yang membicarakan hal negatif tentang dirinya.

Melody sadar setelah melihat pakaian yang dikenakan siswa siswi Academy, mereka mengenakan seragam dan dibalut oleh jubah berwarna maroon selutut untuk perempuan dan semata kaki untuk Laki Laki.

Untuk seragamnya terdiri dari atasan dan bawahan, bawahan dengan warna abu abu polos dan atasan kemeja putih yang diikat dengan dasi bercorak merah dan putih.

Untuk seragamnya terdiri dari atasan dan bawahan, bawahan dengan warna abu abu polos dan atasan kemeja putih yang diikat dengan dasi bercorak merah dan putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya dia sendiri yang mengenakan celana
panjang longgar serta kaos berwarna merah.
'Ini cukup memalukan,' Pikirnya.

Tapi sepertinya untuk pakaian bukan masalah besar karna Melody adalah siswi baru dan Melody tidak tahu jadwal mengenakan seragam Academy, atau kebiasaan lainya di sini.

"Haii." Suara sapaan seorang gadis terdengar di kedua telinga Melody. Melody memalingkan pandangannya ke arah datangnya gadis tersebut, dan Melody melihat dua gadis cantik dengan senyum yang ramah tertuju padanya.

Melody lalu tersenyum mengangguk lalu kembali memakan makanannya.

"Kami boleh duduk disini?" Tanya salah satu gadis tersebut.

"Tentu." Balas Melody.

Ada 2 gadis yang menyapanya, satu gadis berambut merah dan satu gadis berambut biru, mereka memiliki wajah yang menawan dan kulit yang putih sedikit pucat.

"Bisakah kita mengobrol." Ucap gadis berambut merah kepadanya.

Melody tidak tau apa yang ingin dua gadis ini bicarakan, Melody hanya mengangguk dan melanjutkan makannya.

"Sebentar." Pinta Melody sesaat, ia lalu mengambil minum dan meminumnya sampai tandas tidak tersisa.

"Apa yang ingin kalian bicarakan?" Tanya Melody membuka obrolan mereka.

"Tidak!! Tidak terlalu penting, kami hanya ingin berkenalan dengamu." Ucap gadis berambut merah."Perkenalkan namaku Carlet, Elementku api dan aku kelas Api tingkat satu."

"Dan ini temanku namanya Lily, dia satu asrama dengaku." Lanjut Carlet memperkenalkan gadis berambut biru disebelahnya.

"Haii." Sapa Lily dengan tersenyum."Elementku Air aku juga seangkatan denganmu."

"Namaku Melody, Element petir, kelas Petir tingkat satu." Balas Melody seadanya.

"Senang berkenalan dengamu Melody."

"Aku juga, senang berkenalan denga kalian berdua."

Obrolan mereka berlanjut sampai pukul delapan malam, mereka hanya mengobrol random seperti halnya orang yang baru pertama berkenalan. Dan asrama mereka ternyata disebelah kamar asrama Melody, jadi ia kembali keasrama bersama mereka berdua.

Melody berpisah dengan Carlet dan Lily didepan pintu kamar nomer 103, ia berjalan sedikit kedepan sebelum ia sampai didepan pintu asramanya, Melody mengucapkan permisi sebelum mendorong pintu dan memasukinya.

Melody melihat kedua teman sekamarnya sudah kembali, dua gadis yang tengah duduk disalah satu ranjang dengan asik mengobrol berhenti karna kedatangan Melody.

"Oh haii, selamat datang Melody!!" Ucap salah seorang gadis berambut hijau.

"Ternyata melihatmu secara langsung lebih cantik." Goda gadis satunya.

Melody merasa canggung dan hanya menjawab dengan senyum dan anggukan semata.

"Perkenalkan namaku Hera dan ini Cessa." Ucap gadis berambut hijau, yang bernama Hera.

"Haii Melody, salam kenal." Ucap gadis berambut merah yang bernama Cessa, memperkenalkan diri.

"Melody, salam kenal." Jawab Melody dengan tersenyum.

"Kemarilah, duduk disini, anggap saja kita sudah berteman sangat lama, kami sekarang teman sekamar dan akan seperti ini sampai kita lulus jadi tidak perlu canggung." Tutur Hera melambaikan tangannya, mengisyaratkan Melody untuk duduk di satu ranjang bersama mereka.

"Nah, benar apa yang Hera katakan. Kita sekarang menjadi teman sekamar, secara langsung kamu menjadi teman kita, jangan sungkan dengan kita." Timpal Cessa menambahkan.

Melody tersenyum menanggapi, "Tentu."

Melody berjalan mendekati Hera dan Cessa.

"Rambutmu sangat cantik." Puji Cessa.

"Terimakasih." Jawab Hera

"Heii aku memuji rambut Melody, bukan rambutmu!!" Protesnya.

Hera tertawa keras.

"Dia memang seperti itu, jangan takut ya." Jelas Cessa dengan alis berkerut seakan mengatakan, dia memang seperti itu, jangan dihiraukan ya.

"Tidak, tidak apa." Jawab Melody, berusaha mengurangi rasa canggungnya.

"Ya tidak perlu takut padaku, aku tidak akan menggigitmu." Tuturnya, ia membenarkan posisi duduknya dan menghadap Melody,"Melody, kenapa kau tidak mendaftar bersama kita pada awal semester?" Tanya Hera.

"Aku tidak tau, aku hanya mengikuti kata neneku."

"Begitukah, baiklah. Kau tau dua minggu lagi akan diadakan penilaian tengah semester." Tutur Hera bersemangat.

Melody menaikan satu alisnya,"Penilaian tengah semester?"

"Ya, penilaian ini dibagi menjadi dua, sihir dan ramuan, setiap siswa wajib mengikuti kedua ujian ini, untuk sihir kita diwajibkan untuk mempunyai binatang sihir yang kita kontrak, para mentor dari setiap divisi memerintahkan kita untuk berkumpul dilapangan utama besok pagi, dan untuk ramuan, yang aku tahu hanya, kita harus membuat ramuan dari formula yang, penguji berikan, lalu kita harus membuat ramuan dengan waktu yang sudah ditentukan dengan benar." Jawab Cessa menimpali.

"Aku telah bertanya pada salah seorang asisten mentor, dia juga siswa Academy, hanya saja dia sudah dikelas senior, kelas tingkat ketiga, dia mengatakan bahwa sebelum diadakan penilaian tengah semester para siswa dikumpulkan dilapangan utama dan akan dibagi menurut divisi masing masing lalu akan diadakan tes kemampuan melalui batu abadi, batu abadi itu batu yang diambil oleh dekan pertama Academy direruntuhan hutan blacknight, dan batu itu dapat mengukur tingkat berapa Element kita sekarang, hanya saja tes ini dilakukan secara pribadi jadi yang tahu tingkat berapa kita berada, hanya para petinggi Academey dan Mentor dari masing masing divisi." lanjut Hera.

"Seharusnya kalian sudah belajar ramuan bukan dari tiga bulan lalu, bagaimana dengaku, aku sama sekali tidak tahu cara membuat ramuan, bahkan yang tingkat paling rendah, sekalipun." tanya Melody.

"Untuk itu, mungkin Mentor dari cabang ramuan akan memberi solusi." Jawab Hera.

"Seharusnya begitu." Tambah Cessa.

"Kuharap begitu, baiklah ini sudah larut malam, sebaiknya kita tidur dulu, terimakasih untuk informasinya Hera dan Cessa." Pinta Melody

"Itu bukan masalah." Jawab Cessa.

"Yaa ini bukan masalah, baiklah selamat malam semua." Ucap Hera.

"Malam."

"Malam juga." Jawab Melody lalu beranjak dari ranjang Cessa menuju kamar mandi.

Setelah membersihkan diri sebentar dikamar mandi, Melody mulai merebahkan diri diranjang dan tidak lama setelah itu Melody tertidur.

Element Academy : Melody Colent (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang