Bab 2 (Airin POV)

211 37 13
                                    

Bismillahirrahmanirrahim, semoga suka dengan part ini. Jangan lupa vote dan juga komen ya, terima kasih❤️

----

Dibalik sifat menyebalkannya, ternyata terselip sedikit keuwuannya. Hanya sedikit, nggak lebih.

-Imam untuk Airin-

----

Tuh, kan, sudah kuduga! Lebih baik tadi aku langsung pulang, tidak mengikuti perintah si kutu kupret ini. Coba bayangkan saja, dua jam sudah aku berada di alun-alun ini hanya untuk menyaksikan dia bermain game online. Begitu sia-sianya waktuku terbuang begitu saja hanya untuk menyaksikan dia Mabar.

Sumpah, ya, rasanya pengen aku pites kepalanya. Memangnya, di dunia ini hanya tentang bermain Mobile legend saja apa!

"Gue cabut ya." kataku ketika betul-betul merasa bosan.

"Nanti dulu, gue lagi push rank."

Aku menarik napas dalam-dalam. Sabar Airin, Sabar, yang didepan kamu ini manusia, jadi kamu nggak boleh baku hantam sama dia.

"Gue ada keperluan lain, Tra."

"Halah, keperluan apa sih? Palingan juga rebahan kan di kamar? Gue tau, Rin."

"Tapi kan, bentar lagi mau magrib."

"Santuy."

Astagfirullah haladzim! Si Putra memang betul-betul menyebalkan!

"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar..."

"Tuh, kan, udah magrib." sungutku kepada Putra. Tetapi, Putra tetaplah Putra, ia masih sangat anteng memainkan gamenya.

"Ya udah, ayo pulang." jawabnya dengan mata yang masih stay menatap layar ponselnya.

"Mana kunci motor gue?"

"Ambil nih, dikantong celana gue."

Eh buset! Suka ngada-ngada aja ni anak satu. Nggak mungkin, kan, kalo aku yang ambil sendiri. Apa kata orang nanti.

"Ya, ambilin. Please deh, Tra, jangan bikin gue tambah dongkol. Bisa nggak sih, sehari aja Lo nggak bikin gue kesal?"

"Iya-iya, nih," Putra pun memberikan kunci motorku. "Lo mau langsung pulang?"

Aku meraih kunci motorku lalu mengernyitkan keningku. "Ya, menurut Lo?"

"Mau matcha latte nggak? Kalo mau, gue beliin, nih."

Ya ampun. Kesambet setan apaan nih, tiba-tiba jadi baik gini.

"Atau, seblak?"

Ya ampun, ya ampun, ya ampun, tumben tumbennya si cowok menyebalkan ini tiba-tiba jadi baik gini sama aku.

"Atau, dua-duanya?"

Fix! Dia kesambet setan alun-alun.

"Kalo diem aja, berarti tandanya Lo mau. Ya udah, tunggu sini, gue beliin dulu."

Aku melongo ketika melihat tingkah ajaibnya Putra. Semula ia membuatku kesal karena ucapannya, kini aku terpaku dengan sikap baiknya.

Tak selang beberapa lama, Putra datang kembali sambil membawa dua bungkus plastik berisikan matcha latte dan juga seblak. Seperti tau apa yang kuinginkan, tanpa kuberi tahu, ternyata dia tau apa yang aku inginkan ketika sedang datang bulan, apalagi jika bukan seblak yang super pedas dan juga segelas es rasa matcha.

Imam Untuk Airin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang