1

2.9K 133 4
                                    


Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 12 malam namun pria yang dinantikan oleh Krystal tak kunjung datang. Dia sesekali menguap dan melirik jam tangan yang melingkar di lengan mungilnya.

"Kapan dia akan datang?" ucapnya sedikit gelisah.

Krystal menatap sebotol wine yang terletak tak jauh di ranjang kamar hotel itu, dengan mata berbinar dan langkah yang penuh semangat dia mengambil botol wine itu dan menuangkannya ke gelas.

Matanya sedikit terpejam saat dia meneguk satu gelas wine itu hingga habis.

"Aku sangat haus" ucapnya.

Karena tak ada lagi minuman lain selain wine itu, jadi dia putuskan meminum wine itu terus hingga rasa hausnya hilang.

"Ahh kepalaku pusing sekali" ucapnya sambil memijat pelan dahinya.

"Kak Sean, apa kau tak akan datang?" ucapnya semakin melemah.

Karena terlalu mabuk dia merebahkan tubuhnya di ranjang hotel itu.

"Cepatlah datang, setelah 3 tahun bersama aku ingin menyerahkan 'mahkotaku' untukmu karena kau calon suamiku kelak"

***

"Aku minta kunci kamar 405, cepat berikan!" ucap seorang pria berbadan tegap dan berkacamata hitam.

"Ta-tapi tuan, kamar itu sudah ada yang menempati"

Pria itu geram dan menggebrak meja resepsionis itu, matanya menatap dengan tajam.

"Cepat berikan, aku kesana untuk bertemu dengannya" bentaknya.

Resepsionis dengan ragu dan takut memberikan kunci kamar hotel 405.

Setelah menerima kunci kamar hotel itu pria berkacamata hitam langsung pergi menuju kamar 405.

TAP.. TAP.. TAP..

Dia membuka kacamatanya saat melihat nomor kamar 405. Menarik sudut bibirnya sedikit dan membuka pintu kamar itu secara perlahan.

Matanya membulat sempurna dengan senyuman sinis saat melihat seorang gadis tengah tidur terlelap di ranjang itu.

"Apa dia gadis yang telah dipersiapkan untukku? Apa seperti itu caranya untuk menyambutku?"

Pria itu merenggangkan ikatan dasinya, matanya masih menatap tajam tubuh wanita itu.

"Sebaiknya aku bersihkan diriku dulu"

BYYUUURRR..
BYYUUURRR..
BYUUURR..

"Hari ini sungguh melelahkan"

CEKLEK..

Matanya masih memicing tajam.

"Dasar wanita jalang tak berguna, bukannya menyambutku dengan baik malah enak-enakan tidur nyenyak"

Kai melempar handuknya, dia kemudian mendekati gadis itu dan tidur di sampingnya.

"Apa aku akan membuang waktu dengan tidur di sampingnya saja? Menyebalkan!"

Kai kesal dan mulai menutup matanya.

"Kak Sean, aku sangat merindukanmu" ucap Krystal menginggau dengan mencium dada bidang Kai yang terbuka itu.

"Ssshhh"

Kai mendesah saat Krystal mencium dada bidangnya. Dia menarik sedikit sudut bibirnya.

"Dasar wanita jalang, tidak akan aku biarkan kau hanya tidur lelap di sampingku. Semua sudah direncanakan, bukan? Kau harus memuaskanku!"

Kai mulai mendekati Krystal, dia menatap takjub tubuh mungil yang begitu terlihat seksi.

My KrystalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang