14

946 98 4
                                    


"Wanita sialan itu! Jadi dia adalah dalang dari semua kekacauan ini" geram Kai.

Chandra mengangguk.

"Katakan apa yang dia sedang rencanakan?"

"Dia melakukan semua ini demi untuk membuatmu kembali kepadanya, Kai" ucap Chandra.

"Cih.. Bahkan jika dia satu-satunya wanita di dunia inipun aku lebih baik mati daripada harus bersamanya"

Chandra hanya tertawa.

"Dia cinta mati kepadamu Kai, jadi dia menghalalkan segara cara untuk mendapatkanmu kembali"

"Miris sekali wanita itu"

***

"Bu, kenapa kau menangis?" tanya Theo yang baru saja pulang sekolah.

Krystal menyeka airmatanya.

"Ibu sangat merindukan adikmu, kapan dia akan kembali kesini?"

Theo terdiam, dia ingat perkataan Kai yang berjanji akan menyembuhkan Hana lalu kembali membawanya pulang kesini.

"Ibu tenang saja, sebentar lagi Hana juga akan kembali. Ibu jangan cengeng seperti itu, ibu kan bukan anak kecil lagi?"

Krystal melongo. Dia menghampus airmatanya.

"Anak nakal, mengapa kau selalu meledek ibumu, hah?"

Krystal mengejar Theo, namun tak sengaja menabrak seseorang.

"Eh"

Kai yang baru saja tiba memegang pinggang Krystal yang hampir jatuh.

"Eh maafkan aku"

Kai tersenyum, Krystal berusaha untuk bangun.

"Ada apa Pak Kai? Kenapa kau tiba-tiba kesini?"

Krystal terlihat sangat gugup. Wajahnya bersemu merah.

Kai menarik sudut bibirnya, tangannya membelai lembut pipi Krystal.

Dia memeluk tubuh Krystal.

Sangat nyaman dan hangat!

Krystal sangat merindukan dekapan tubuh kekar pria ini.

"Maafkan aku, karena peristiwa malam itu membuat hidupmu hancur berantakan seperti ini"

DEGH..

Detak jantung Krystal berdetak sangat kencang.

Aroma parfum di tubuh Kai semakin membuatnya terbuai.

Serta hembusan nafas pria maskulin ini benar-benar membuatnya terlena.

Airmata Krystal menetes dan mengenai bahu Kai.

Kai yang menyadari itu mulai menggerakkan tangannya untuk mengelus rambut Krystal.

"Sudah cukup kau menangis, aku kesini untuk menebus semua dosa yang telah aku lakukan kepadamu"

Krystal terbelalak. Dia melepaskan pelukannya dengan cepat.

"Apa maksudnya, Kai?"

Kai menyeka airmata yang masih mengalir membasahi pipi Krystal.

"Jangan menangis lagi, aku tak ingin lagi menorehkan luka kepadamu"

Kai merogoh sesuatu di saku celananya.

Dia bersimpuh di hadapan Krystal dan membuka kotak cincin berlian yang sangat indah.

"Krystal.. Maukah kau menikah denganku? Menemaniku sepanjang umurku dan hidup bahagia selamanya bersamaku?"

My KrystalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang