16

1.7K 101 3
                                    


"Apa? Jadi selama ini Kai membohongiku? Dia bilang jika di Amerika Hana baik-baik saja. Tapi ternyata putriku yang malang, hiks"

"Sudah Krys, mungkin Kai tak ingin membuatmu sedih" ucap Gita, teman Krystal.

"Dia pikir aku akan bahagia disini, sementara putriku disana sedang berjuang melawan penyakitnya"

"Krystal.. Sudah.. Jangan seperti ini"

"Tidak bisa, aku harus menemui Kai. Aku ingin meminta penjelasan padanya, kenapa dia menyembunyikan hal besar ini padaku?"

"Eh Krystal.. Tunggu"

Tapi tubuh Krystal sudah pergi menjauh.

***

BRAAAKKK...

Semua orang yang sedang meeting menatap tajam kepada Krystal. Begitu pun dengan Kai yang sedang presentasi.

"Ada apa, Krystal?"

Dari raut wajah Krystal tak dapat disembunyikan jika amarahnya sedang berada di puncak.

Tanpa ragu dia menghampiri Kai dan menatapnya tajam.

"Dimana Hana?"

"Apa yang kau katakan, Krystal? Kau sudah tau dimana Hana"

Orang-orang yang berada di ruang meeting itu menatap ke arah mereka.

Kai merasa canggung, dia kemudian menarik lengan Krystal pergi. Sebelumnya dia memberi kode kepada Chandra untuk melanjutkan meetingnya.

Setelah dirasa cukup tenang, Kai mulai berbicara dengan Krystal.

"Ada apa, Krystal? Kenapa kau bersikap seperti itu tadi?"

"Tidak usah pura-pura Kai, katakan dimana Hana?"

Kai menyentuh bahu Krystal, tapi Krystal menepisnya.

"Aku tau Krystal kau sangat mengkhawatirkan Hana, tapi aku bisa pastikan jika dia baik-baik saja"

"Kau bohong Kai" teriak Krystal.

"Ada apa, Krystal? Kenapa kau tak percaya padaku?"

"Bagaimana aku bisa percaya pada penipu sepertimu, Kai. Kenapa kau sembunyikan hal ini kepadaku, kenapa Kai?" isak Krystal sambil memukul dada Kai.

Kai tak tega melihat airmata Krystal, dia mendekapnya erat dan berusaha untuk menenangkannya.

"Apa yang sudah kau ketahui, Krys? Katakan"

Krystal mendorong tubuh Kai.

"Aku sangat membencimu, Kai. Dia putriku dan kau menyembunyikan penyakitnya padaku, apa kau sudah kehilangan akalmu? Aku ibunya, Kai. Aku yang mengandung dan melahirkannya. Kenapa kau menyembunyikan semua ini dariku, hah?"

Hal yang dia takutkan akhirnya terjadi juga, Krystal masih menangis sedih. Sementara Kai menatapnya lirih, tangan yang tadinya dia ulurkan terpaksa dia tarik kembali karena wanita itu kini berlari menjauh darinya.

Kai menyandarkan kepalanya di dinding. Hatinya terasa sangat sakit, dia tak ingin Krystal bersedih seperti itu. Dia hanya ingin melihat pujaan hatinya itu tersenyum.

Sudah cukup tujuh tahun wanita itu berjuang seorang diri untuk membesarkan kedua anak kembarnya.

Pria itu hanya tak ingin jika Krystal kembali bersedih makanya dia menyembunyikan dengan rapat penyakit yang diderita oleh putri mungilnya.

Semua itu dia lakukan demi kebaikan Krystal, asalkan dia bisa tertawa lepas.

Dia sangat yakin jika peri kecilnya dapat melawan penyakitnya dan kembali berkumpul dengan keluarganya.

My KrystalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang