5

1.1K 107 4
                                    


"Menyebalkan! Bahkan si CEO menyebalkan itu belum kembali juga. Ini sudah jam 8 malam, dia pikir aku ini siapa yang harus menunggunya kembali. Sudah ku putuskan, aku akan pulang saja. Untuk apa menunggunya disini!" gerutu Krystal geram.

Dia mematikan laptop bosnya itu dan bergegas pergi dari ruangan itu

Bola matanya celingak-celinguk melihat sekitar.

Sudah sangat sepi!

"Menyebalkan"

TING..

Saat pintu lift terbuka dia buru-buru ingin menerobos masuk, namun langkahnya terhenti saat merasakan ada yang menarik lengannya.

Tubuhnya gemetar, keringat dingin mengucur deras dan mengalir ke leher jenjangnya.

Lengan kekar itu tiba-tiba menarik tubuhnya dan membawa ke dalam pelukannya.

"Hei.. Lepaskan! Kau siapa? Kau mau apa? Jika kau berbuat macam-macam aku akan melaporkanmu ke kantor polisi, lihat saja!"

"Hoho kau berani melaporkanku?" bisik pria itu.

'Suara itu'

Krystal mendongakkan kepalanya, dia melongo. Pria itu tersenyum sinis dan menaikkan sebelah alisnya.

"Pak.. Maaf.. Aku pikir—"

"Ayo ikut aku.. Kau kan belum selesai mengerjakan semua tugasmu" ajak Kai.

Dia menarik paksa lengan Krystal.

"Pak.. Aku sudah menyelesaikan tugasku, aku telah menyelesaikan laporanmu. Kau tenang saja"

Kai mendelik tajam dan menghentikan langkahnya.

"Siapa bilang tugasmu hanya itu?" ucapnya sambil mendekat ke arah Krystal.

Krystal sangat takut, dia melangkahkan kakinya mundur.

"Pak.. Kau mau apa? Apa yang akan kau lakukan?" ucapnya gugup.

Kai membuka jasnya dan membuangnya sembarang. Dia membuka kancing kemejanya.

"A-apa yang akan kau lakukan, Pak? Menjauhlah" elaknya.

Kai tersenyum tipis. Tangannya membelai wajah Krystal, wanita itu hanya menutup matanya.

"Jangan lakukan ini, aku mohon" isaknya.

Kai memegang pipi Krystal dan mendekatkan wajahnya.

"Hmpphh"

Pria itu melumat lembut bibir mungil Krystal.

'Bibir ini benar-benar memabukkan, benar-benar menjadi candu untukku' ucapnya dalam hati.

Lidah Kai menyapu bibir Krystal dengan lembut, dia benar-benar sangat dimabukkan oleh bibir mungil itu.

Tangan Kai mulai meraih kancing kemeja Krystal dan membukanya. Wajahnya semakin mendekat ke belahan dada Krystal dan mengecupnya pelan.

"Hmmm, lepaskan" isaknya.

"Aku mohon.. Lepaskan aku, hiks"

Kai merasa iba, dia menghentikan aksinya. Mengambil kembali jas itu dan kembali menarik lengan Krystal.

"Tenang saja, aku hanya ingin mengantarmu pulang saja. Ayo"

Krystal menatap sendu, dia masih ragu tapi langkah kakinya mengikuti kemana arah Kai berjalan.

***

"Dimana rumahmu?" tanya Kai.

Namun Krystal tak menjawab, dia malah melamun.

My KrystalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang