07

267 72 1
                                    


Happy reading

_________________________________________

Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 saat Leon mengantarkan Freeya pulang.

Freeya masih berdiri sambil menatap kepergian Leon.

Setelah tidak melihat Leon sejauh pandangan matanya, Freeya berbalik memasuki halaman rumahnya.

Di teras depan, Freeya melihat Valen berdiri angkuh sambil menyilangkan tangan.

"Bagus ya, Lo sekarang udah berani kelayapan. LO PIKIR LO SIAPA DI RUMAH INI HAH?!!" Teriak Valen yang membuat Freeya ketakutan.

"Tadi hujan Val, jadi aku singgah kerumah teman aku. Dia juga yang bilang kalo kerumahnya dulu sampai hujan reda." Freeya menjelaskan.

Dengan senyuman sinis Valen membalas ucapan Freeya.

"Gue tadi liat yang anterin lo pulang tuh laki-laki!!! Lo mau jadi pelacur hah?! Ngapain lo setuju aja ikut kerumah dia?!"

"Bener ya kata pepatah, buah emang gak jatuh jauh dari pohonnya."

"Mama lo kan pelacur! Makanya lahirin anak haram kayak lo!"

"Dan liat sekarang! Lo berani pulang saat udah mau malam."

"Cuiih, dasar aib."

Freeya hanya terdiam tanpa berniat lagi menyangkal ucapan Valen.

Kemudian tanpa diduga Valen menarik kuat tangan Freeya masuk kedalam rumah.

Valen menuju ke ruang keluarga yang dimana orangtuanya berada.

"Dari mana aja kamu Freeya?" Tanya Wijaya.

"Freeya tadi ke..... "

"Freeya abis ke rumah temen cowoknya pa, pasti mereka ngapa-ngapain disana." Ujar Valen memotong ucapan Freeya.

"BAGUS YA KAMU! UDAH BERANI KELAYAPAN! SAMA LAKI-LAKI PULA!" Bentak Faya.

Didepan mereka, tanpa disangka, Valen berusaha membuka pakaian yang dikenakan oleh Freeya.

Freeya terkejut setengah mati, dia berusaha melepaskan tangan Valen dari tubuhnya.

"Apa lo?! Diem aja!"

Valen membuka pakaian sekolah Freeya yang masih sedikit basah.

Menampilkan dalaman putih yang dipakainya.

Freeya menyilangkan tangan didepan dadanya untuk menutupi tubuhnya.

Air matanya perlahan menetes dari pupil matanya.

'Tuhan, kenapa Valen giniin Freeya?'

Valen mengerutkan dahi, jujur dia melakukan nya agar bisa melihat apakah ada kissmark ditubuh Freeya. Tapi sama sekali tidak ada.

Merasa tidak puas jika belum melihat Freeya menderita, Valen beralih menatap ibunya.

"Ma, hukum aja dia, biar tau rasa. Supaya gak seenaknya pergi kelayapan. Cuma anak pungut udah berani aja."

Tanpa berpikir, Faya menyetujui ucapan anaknya.

"Sini kamu! Ikut saya!"

Faya menyeret Freeya menuju kamar mandi.

Saat sampai dikamar mandi....

Faya mendorong kepala Freeya masuk kedalam air di bak mandi.

Freeya terkejut, dia berusaha melepaskan cengkraman tangan ibunya dari lehernya.

AUTOPHILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang