09

247 59 3
                                    


Happy reading

_________________________________________

Dan sekarang disinilah mereka berada, di toilet sekolah, menunggu seseorang membawakan pakaian baru untuknya.

Setelah tadi keluar kantin, Anne menelpon salah satu pesuruhnya untuk membelikan baju sekolah baru.

Jelas Freeya menolaknya, dia berkata bajunya akan kering sendiri.

Tapi Anne bersikeras ingin dia mengganti bajunya yang basah dengan alasan Freeya tidak akan nyaman.

Setelah beberapa menit, datang seorang pria membawa paper bag.

“Excuse me, Miss. This is the uniform you requested.”

Anne mengambil paper bag tersebut lalu menyerahkannya pada Freeya.

Okay, thank you Smith. You can go.”

Smith menundukkan kepalanya dan berlalu dari situ.

Segera, Freeya mengganti bajunya.

***

“Freeya, are you often threated like that?”

“Eumm.. No.. They're all fine, don't think badly off them all.”

Freeya berkata seperti itu karena tidak ingin membuat Anne khawatir terhadapnya.

Don't lie. I know Freeya. From now on don't be afraid. There's me here. They won't bother you anymore. I make sure that.”

Freeya tertegun mendengarnya. Dia tersenyum menatap Anne.

Thank you, Anne.”

Jujur dia sangat senang Anne berkata seperti itu.

***

Anne memandang langit-langit kamarnya yang tinggi.

Senja telah menampakkan sinarnya yang menenangkan.

Dia memikirkan banyak hal, dimulai dari kepindahannya ke Indonesia, tanah kelahirannya, tapi selama 17 tahun hidup, dia tinggal di prancis.

Ya, kota mode tersebut.

Tentang Freeya, sahabat baru nya yang nyatanya wajahnya terlihat sangat mirip dengannya.

Dia tidak ingin berekspetasi bahwa mereka adalah kembar yang terpisah.

Konyol sekali.

Tapi jika bukan itu mengapa mereka terlihat sama?

Jika pun mereka bersaudara itu tidak masalah, malah dia teramat bahagia jika benar itu lah faktanya.

Selama ini dia selalu ingin mempunyai saudara yang bisa di ajaknya melakukan hal apapun.

Selama di prancis, Grandad dan Grandmom nya selalu protektif jika itu menyangkut segala hal tentang dirinya.

Dia mengingat saat meminta pindah ke negara ini.

FLASHBACK ON

“Grandad, C'mon. Anne will be fine there. There is nothing to worry about.”

“After all Anne is big, And I wants to live in my own birth place.”

Anne menampilkan tatapan puppy eyes-nya berharap Grandad-nya akan luluh dengan permintaannya.

Sementara Dedrick tidak mengatakan sepatah katapun.

Dia tidak ingin mengambil resiko membiarkan cucu satu-satunya tersebut tinggal disana.

AUTOPHILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang