Happy reading❤_________________________________________
Sementara di lain tempat Anne sudah terlelap dalam mimpinya.
Tidak dengan Freeya.
Dia memikirkan banyak hal. Dan yang paling utama ialah tentang Anne.
Ya, Anne mengklaim Freeya adalah sahabatnya.
Mendengarnya langsung dari mulut Anne, sungguh membuatnya teramat bahagia.
Mungkin ini adalah awal mula kebahagiaan yang akan terus berlanjut dan hadir di setiap sisi hidupnya.
Juga berharap bahwa Anne adalah saudarinya. Mengetahui fakta jika rupa Keduanya tak ada bedanya.
Freeya tersenyum simpul.
***
Freeya paham, jika Anne tidak pandai berbahasa Indonesia.
Maka dari itu nanti dia akan berniat mengajarinya.
Tetapi mungkin setelah ini selesai!
Sepulang sekolah, Anne memaksa Freeya untuk ikut bersamanya.
Di sini lah mereka berdua berada. Di dalam salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota tersebut.
Anne mengajaknya membeli beberapa pakaian dengan harga nya yang sangat mahal, menurutnya. Entah mungkin menurut Anne itu belum seberapa.
Anne berkata jika kecantikan Freeya tertutupi oleh pakaiannya yang kebesaran. Wajahnya yang tidak diberi apa-apa, juga bibirnya yang sangat pucat, begitulah komentar Anne terhadapnya.
Sesudah memborong banyak pakaian, Anne menggiring Freeya memasuki salah satu salon terkenal di tempat tersebut.
Freeya di make over sedemikian rupa.
Awalnya dia menolak, dia ingin langsung pulang saja. Merasa tidak enak karena Anne lah yang membayar semuanya.
Tetapi Anne berkata itu bukanlah masalah yang besar, malah uang yang dikeluarkannya tidak ada apa-apanya.
Dengan sungkan akhirnya dia menurut juga.
Selesai di rias sana-sini. Di pilihkan dress yang sangat indah tapi tetap terlihat simpel, Freeya nampak bak bidadari.
“Wow Freeya. You look so beautiful!”
Anne berkata antusias.
Freeya memandang dirinya dalam pantulan cermin.
Sekejap dia terpana.
'Benarkah itu dirinya?'
Freeya tidak menyangka sekaligus tak percaya di waktu yang sama.
Tapi itulah faktanya.
Dia menyunggingkan senyum sehangat mentari.
Pantas saja saat melihat Anne dia terkagum-kagum sebab wajahnya sangat terawat. Penampilannya juga sangat menawan.
Berbanding terbalik dengan dirinya yang penampilannya sangat monoton.
Dan sekarang kini dia bagaikan pinang di belah dua saat bersama Anne.
Setelah selesai, Anne mengajaknya untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang.
Mereka memasuki salah satu restoran dan memilih bangku yang letaknya berdekatan dengan jendela transparan di sana.
Dari tempat mereka duduk, keduanya bisa melihat lalu lalang orang orang.
Mereka terdiam satu sama lain, hingga pesanannya datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AUTOPHILE
RandomIni kisah tentang seorang Freeya Radhelya. Seorang gadis dengan cerita tak terduga yang hadir dalam hidupnya. Garis takdirnya pilu namun manis tak terdeskripsikan di waktu yang sama. Dia hanya berharap kebahagiaan murni akan menghampirinya. Bukan...