32. Jam berapa perginya?

3.6K 519 37
                                    

"Jevan, keluar yuk cari makan!" ajak Aleandra antusias dengan kedua mata yang berbinar-binar.

Pengin sekali Aleandra jalan-jalan keluar, mumpung masih pagi dan udara di sini itu segar sekali, tidak seperti di ibu kota yang banyak polusi, jarang-jarang juga kan Aleandra mengunjungi daerah seperti ini, bahkan dalam setahun bisa dihitung dengan jari. Jadi mumpung di sini, gadis itu tidak akan menyia-nyiakan liburan kali ini.

"Sekarang?" sahut Jevano yang sedang duduk di sofa ruang tamu, sembari ia angkat satu alisnya ke atas, tampak berfikir.

Yang mana Aleandra menjawabnya dengan anggukan antusias.

"Aku gabisa."

Seketika raut ceria yang gadis itu tampilkan sedari tadi hilang begitu saja, padahal gadis itu rela untuk bangun pagi-pagi sekali, hanya untuk bisa jalan-jalan dengan Jevano yang kemarin sudah seharian full nempel terus seperti perangko dengan Safira Anjani.

Ya meskipun pagi-pagi sekalinya Aleandra itu jam 8 pagi, tapi kalian harus tau! kemarin Aleandra begadang sampai subuh karena diajak Lukas dan Haikal nonton film, ya Aleandra jabanin, jadi dapat dimaklumi kan kalau paginya Aleandra itu jam 8 pagi, hehe. Terserah!

"Kenapa gabisa?"

"Ada janji sama Safira." jawab Jevano singkat, seperti enggan mengobrol lama dengan Aleandra.

Safira memang mengajak Jevano ke rumah saudaranya, kebetulan sekali rumah saudara Safira tidak begitu jauh dengan villa yang mereka tempati sekarang ini, jadi sekalian jalan-jalan juga selama liburan di sini.

Ah, Aleandra sudah keduluan ternyata. Dari kemarin, Aleandra mencoba untuk bersabar, berusaha tidak overthinking dengan hubungan Safira dan Jevano yang kelewat dekat kalau dikatakan hanya sahabat.

Dari kemarin juga Aleandra biarkan Safira meminta bantuan kepada Jevano sepanjang hari, bahkan Aleandra yang notabenenya sebagai pacar Jevano saja tidak ada kesempatan untuk menghabiskan waktu berdua, tetapi sekalinya Aleandra mengajak Jevano untuk jalan-jalan berdua kenapa ditolak begitu saja.

Hancur sudah rencana yang gadis itu pikirkan semalaman, Aleandra hanya ingin memperbaiki hubungannya dengan Jevano itu aja, kenapa waktu ada niatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Jevano malah ada aja sih halangannya, ya memang itulah keadaan, mungkin belum waktunya, dan mengharuskan Aleandra untuk sedikit bersabar lagi.

Apalagi alasannya karena Safira, gimana Aleandra tidak overthinking coba kalau begini caranya, pikirannya sudah berkelana kemana-mana, memunculkan spekulasi-spekulasi yang ada.

"Kenapa ga bilang?" salah tidak sih kalau Aleandra ingin menangis saat ini juga, jujur, hati Aleandra capek dibeginikan oleh Jevan, ingin marah, tapi gadis itu tidak bisa.

"Harus banget aku bilang? lagian kamu juga ga pernah nanya."

Ini siapa sih yang salah sebenarnya, Aleandra pusing, kenapa Jevano jadi seperti ini kelakuannya, dingin, Aleandra seperti tidak mengenalnya, Jevano mana pernah bersikap seperti ini sebelumnya.

"Jam berapa perginya?" Aleandra mencoba tersenyum, walaupun hatinya sesak. Miris.

Kalian pernah ngerasain ga sih, pengin marah tapi gabisa buat apa-apa, dan ujung-ujungnya memilih untuk memendamnya. Itu yang dirasakan Aleandra sekarang, kalau kata orang sih, sakit, tapi ga berdarah. Ya, begitu.

"Habis ini, nunggu Safira siap-siap."

Dari tadi mukanya Jevano itu santuy parah, tidak ada rasa bersalah sama sekali tuh di wajahnya, padahal ia tahu kalau mata Aleandra sudah berkaca-kaca saat berbicara dengannya. Memang brengsek!

Om Debt Collector ; Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang