"Ale ayo aku antar pulang."
Jevano mengajak, tapi Ale bingung untuk menolak. Om Jayden sudah berjanji untuk menjemputnya bukan? Ale juga sudah menelepon pakai ponsel Lukas tadi.
Lagi pula Ale pulang nya ke rumah Jayden Wibisana, bukan ke rumah papanya. Bukannya itu harus di rahasiakan? mengingat alasannya sangat memalukan, yaitu karena menjadi pelunas hutang. Ale belum siap kalau teman-temannya mengetahui ini, apalagi Jevano. Ale hanya tidak mau mereka menjauh.
"Gabisa Jevan."
"Kenapa? Tangki bensinku full kok, baru isi semalem."
"Bukan gitu, aku udah ada yang jemput. I-yaa aku dijemput sama—om aku. Iyaa gitu, hehe." jawabnya dengan tawa renyah di akhirnya, memutar balikkan otaknya, memikirkan alasan yang masuk akal untuk dicerna.
Gapapa kan dia berbohong? Ah, tapi ini kan demi kebaikan semuanya, atau ini hal yang salah.
Aleandra bingung, jadi biarkan ini berjalan begitu saja, Ale akan ikuti alur yang sudah ada, meskipun untuk kedepannya kebenaran pasti terungkap, maka Ale akan bersiap-siap.
"Kalau gitu, aku tungguin."
Gimana Aleandra ga nerima ajakan Jevano untuk berpacaran? Jevano itu orang nya lembut dan perhatian kepadanya. Mana mungkin Ale melepaskan laki-laki seperti Jevano Bagaskara.
"Aku mau banget kamu tungguin, tapi di rumah bunda juga nungguin kamu, khawatir anaknya ga pulang-pulang."
"Terus aku tinggalin kamu sendirian? Bunda ga bakal suka kalau anaknya ninggalin cewek kaya kamu nunggu jemputan sendirian, ga gentle katanya."
"Sure?" Ale terkekeh pelan, ada perasaan senang karena merasa dihargai oleh Jevan.
Sedang Jevano mengangguk gemas sebagai jawaban. Ale jadi pengin ngarungin Jevano saja radanya, jarang sekali loh Jevano menunjukkan raut gemas kayak gitu. Hanya di depan Aleandra, Jevano melakukannya.
"Aku nunggu sendirianpun gapapa Jevan."
"Ale, kamu itu ga megang hp, jadi kalo om kamu lupa jemput ada aku yang bakalan nganterin kamu nanti."
"Yaudah kalau kamu maksa."
Ale memilih mengalah.
Ngomong-ngomong Ale sudah menceritakan ke sahabat-sahabatnya perihal ponselnya yang hilang, jadi dia tidak bisa membalas pesan yang mereka kirimkan, dan bilang kalau dirinya tidak masuk kuliah kemarin karena sakit.
Yang semua Ale katakan benar adanya, tidak semua bohong, karena dia hanya tidak memberitahukan alasan yang sebenarnya.
"Eum, kamu mau aku beliin handphone?"
Jevano mengawali obrolan ketika mereka sudah duduk di bangku taman fakultas Ale. Ya, Jevano menghampiri Aleandra di fakultas gadis itu, padahal Jevano sudah selesai kelas sedari tadi, sengaja tidak pulang terlebih dahulu, menunggu Aleandra untuk mengajak gadis itu pulang bersama. Tapi ya gitu, kadang realita tidak sesuai ekspektasi. Jevano tidak mempermasalahkannya kok, next time masih bisa kan?
"Eh?"
"Bukan gitu, aku cuman nawarin, kalau kamu gamau juga gapapa."
"Gausah Jevan, tabungan aku cukup kok, paling nanti kalo kurang tinggal minta tambahin ke papa."
Cih, gimana-gimana, minta tambahin? dia aja dijual papanya, minta tambahin gimana coba.
Dan sejak kapan seorang Aleandra menabung? Perkataannya itu hanya untuk menolak tawaran Jevano dengan sopan, ia cuman tidak mau dicap cewek matre saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Debt Collector ; Jung Jaehyun ✔
Fanfic"Ngomong-ngomong dalaman kamu oke juga, renda-renda, saya suka." 05/07/20-12/12/20[END] #1 in fanfiction.06.11.20.