44. Iya, Apa? Gimana?

7.4K 661 207
                                    

happy reading-!! bacanya pelan-pelan aja santuy sambil rebahan hshshs, anw janlup ramein biar aku seneng hehehehe

———❅———

Gila sih ini, emang udah gila! serisuan nih Aleandra kudu banget masuk kamar Jayden? bukan apa-apa, tapi setau Aleandra, kalau ada dua orang—cowok sama cewek di dalam satu ruangan, apalagi ini kamar milik Jayden yekan, itu bakalan terjadi anu... Iya! anu yang itu! seperti yang ada dipikiran kalian sekarang. Ah, sudahlah, stop sampai di sini saja. Pada dasarnya kasus 'anu' tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, takutnya nanti nambah dosa. Astaga!

Tapi Aleandra harus menemui Jayden di kamarnya, mumpung hanya ada pria itu saja di dalam kamarnya, maka Aleandra putuskan untuk berbicara empat mata dengan bapak Jayden Wibisana, untuk meminta maaf karena waktu di mall kapan lalu sudah pura-pura tidak mengenali pria itu dan juga untuk menyelesaikan masalah yang dulu-dulu yang belum sempat terselesaikan.

Itung-itung sebagai perpisahan dadakan, pamit untuk undur diri dari kehidupan Jayden Wibisana. Ya, gadis itu sudah berpikir matang-matang sebelum Jayden membawa dirinya ke rumah mamanya ini.

Tok tok

Aleandra beranikan dirinya untuk mengetuk pintu kamar Jayden.

"O-om, aku boleh masuk?"

Anjrot! saking gugupnya gadis itu sampai terbata-bata mengucapkan kalimatnya, deg-degan parah bro! udah lama banget Aleandra terakhir tidur sekamar dengan bapak Jayden Wibisana. Astagfirullah! ngapain pakai diinget-inget segala sih, berdosa banget rasanya Aleandra sekarang ini.

"Masuk aja Al, ga saya kunci pintunya."

Yang mana gadis itu membuka pintu kamar Jayden ragu-ragu, sampai-sampai terdengar suara nyaring dari decitan pintu tersebut.

"Om." panggil Aleandra kepada Jayden yang fokus pada layar laptopnya.

"Ah, iya. Duduk dulu Al." Jayden mempersilahkan gadis itu untuk duduk di sofa yang ada di dalam kamarnya, yang mana pria itu segera menutup laptopnya, berjalan menghampiri Aleandra, dan ikutan duduk di sebelah gadis itu. Mereka duduknya ga deketan kok, agak jauhan dikit.

"Kamu ngapain ke sini?" tanya Jayden sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Lama tidak berjumpa ternyata bisa secanggung ini ya, Jayden bingung untuk memulainya, sedang Aleandra tampak berpikir bagaimana kata-kata yang pas untuk menjawabnya.

"Saya,"

"Aku—"

Ucap mereka bersamaan, yang mana selanjutnya mereka sama-sama terkekeh canggung.

"Kamu dulu aja, dimana-mana kan cewek dulu baru cowok."

"Om duluan aja, aku terakhiran."

"Gapapa saya duluan?"

Aleandra menganggukkan kepalanya pelan, tak lupa ia tampilkan senyuman manisnya.

"Saya, minta maaf."

"Om udah bilang itu kemarin." ucap Aleandra mengingatkan, berusaha untuk bersikap biasa saja.

"Tapi kamu belum maafin saya."

"Om, dengerin aku. Aku udah maafin om dari dulu, lagian bukan salah om juga kan? aku yang nyuruh om mundur, dan juga waktu itu kita gaada hubungan apa-apa, jadi om bebas mau ngapain aja terserah om, aku ga pantes buat marah."

"Tapi Al, saya udah nyakitin hati kamu, saya udah bilang buat ga bakalan mundur, tapi ternyata tindakan saya terlalu gegabah."

"Om, aku waktu itu cuman shock aja, paginya Jevano udah buat aku sakit hati, dan pulangnya ngeliat om kaya gitu, jujur waktu itu di diri aku ada perasaan kecewa—" Aleandra menjeda kalimatnya, menghapus air matanya yang baru saja jatuh dari kelopak matanya. Ya, membayangkan kejadian hari itu, hati Aleandra selalu saja dilanda rasa sesak.

Om Debt Collector ; Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang