———❅———
"J-jev sakit." rintih Safira lemah, tubuhnya sudah tidak berdaya hanya untuk mengeluarkan kata-kata, tubuhnya terasa sakit semua dan tenggorokannya pun terasa sesak luar biasa.
Melihat Safira yang seperti ini, jujur Jevano tidak tega, pikirannya kalut, sampai-sampai Aleandra yang berada di tempat kejadian perkara Jevano tunjuk sebagai pelaku kejahatan.
"Kalau kamu ga suka sama Safira bilang, ga gini caranya Al, kamu keterlaluan!"
Memang, Aleandra tidak suka dengan Safira karena terus-terusan dekat dengan Jevano, tetapi Aleandra tidak sejahat itu untuk membuat Safira celaka, apalagi Safira Anjani ini sahabatnya sejak sekolah menengah pertama, kurang lebih sudah 8 tahun mereka menjalin pertemanan, mana tega Aleandra mencelakai sahabatnya sendiri, niatan pun tidak pernah terbesit sekalipun di kepala Aleandra.
"M-maaf, aku ga senga—"
"Kalau Safira kenapa-napa gimana?! seharusnya kamu mikir dulu sebelum bertindak, jangan asal nyelakain orang kaya gini!"
"J-jevan, sumpah demi apapun aku gaada niatan buat nyelakain Safira, a-aku beneran ga sengaja." jelas Aleandra dengan terbata-bata, gadis itu teramat takut untuk menghadapi sikap Jevano yang sekarang, menatap mata laki-laki itu pun Aleandra tak sanggup. Ternyata rasanya begini ya dibentak oleh orang, apalagi orang yang membentaknya itu orang yang di sayang, miris.
"Udahlah Al!" Jevan frustasi, menggendong tubuh Safira untuk dibawa ke rumah sakit terdekat dari sini.
"Aku ikut."
"Gausah." Ah, nada dingin itu, lagi-lagi keluar dari bibir Jevano, sepertinya Aleandra harus terbiasa dengan sifat dinginnya Jevano yang seperti ini, sepertinya Aleandra akan sering menghadapi Jevano dengan sikap dinginnya ini, ya semoga saja tidak, doakan saja apa yang terbaik untuk kedepannya.
Aleandra jadi bertanya-tanya tentang kesalahannya sekarang, seburuk itukah dirinya di mata Jevano sekarang? sampai-sampai laki-laki itu menuduhnya sengaja mencelakakan Safira Anjani, laki-laki itu juga tidak memberikan waktu untuk Aleandra menjelaskan yang sebenarnya. Jevano meneriakinya tadi, dan itu pertama kalinya Jevano membentak Aleandra, jujur Aleandra merasakan sesak di dadanya.
Aleandra tau kalau dirinya salah di sini, gadis itu mengaku salah, kenapa dia tadi tidak bilang aja sih kalau smoothies yang dibuatnya ada campuran buah strawberry nya? kenapa tadi dia menjawab pertanyaan Safira dengan jawaban 'pokonya buah-buahan yang ada di kulkas aku campurin semua'?, kenapa itu yang malah keluar dari mulut Aleandra, kenapa dia tidak mempresentasikan saja ingredient-nya sekalinan seperti para kontestan MasterChef Indonesia.
Yang mana Safira hanya mengangguk-angguk saja setelah mendapat jawaban dari Aleandra, toh makanan yang dibawa oleh Aleandra warnanya cokelat muda, jadi Safira nyicip-nyicip saja, yang berakhir ia habiskan setengah mangkok berukuran sedang makanan itu.
Oke, dapat disimpulkan ini sebagai penyesalan, kalau orang-orang bilang sih ini klasik sekali, yang mana penyesalan selalu datang terkahiran.
Tetapi itu bukannya kesengajaan, Aleandra tidak sengaja, mana tau Aleandra kalau Safira Anjani alergi dengan buah strawberry, sumpah demi apapun Aleandra tidak tahu menahu, kalaupun tau dari awal, Aleandra tidak akan menawarkan smoothies yang dibuatnya kepada Safira Anjani.
Jevano berubah, Aleandra tau itu, dia merasakannya. Aleandra tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari perubahan sikap Jevano akhir-akhir ini, tidak ada lagi tatapan hangat dari laki-laki itu ketika berbicara dengannya, hanya tatapan dingin yang Aleandra terima, yang mana detik selanjutnya terdengar isakan tangis yang bersumber dari gadis yang barusan dituduh mencelakakan sahabatnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Debt Collector ; Jung Jaehyun ✔
Fiksi Penggemar"Ngomong-ngomong dalaman kamu oke juga, renda-renda, saya suka." 05/07/20-12/12/20[END] #1 in fanfiction.06.11.20.