Lupakan dosa besar Fiony beberapa hari lalu. Meskipun berdosa banget, Fiony tetaplah si bungsu yang tak kurang jatah kasih sayang dari siapa pun dalam satu keluarga yang biasa-biasa saja ini. Lihatlah Papa dan ketiga cicinya di pukul dua belas malam kurang semenit ini. Di tengah lampu utama kamar yang dipadamkan, menyisakan sedikit cahaya dari lampu tidur dan api dari dua buah lilin berbentuk angka satu dan enam. Dirangkai oleh empat orang yang sedang bermimikri dengan kesunyian itu menjadi penanda umur si bungsu mulai semenit lagi. Ya! Semenit lagi kejutan enam belas tahun umur Fiony!
Lelapnya tidur sang puteri yang berulang tahun itu, sama sekali tidak terganggu oleh gerak-gerik empat orang di dekatnya. Dari mulai Chika di sampingnya yang bangun untuk membuka pintu kamar, Papa yang masuk membawa sebuah kue ulang tahun, Shani yang telapak tangannya menjaga si api lilin agar tidak padam saat dibawa berjalan Papa, dan Gracia yang sibuk merekam dengan kameranya. Fiony sepertinya sedang bermimpi indah bersama Cimi yang tidur meringkuk di pelukannya.
"Udah belum?"
"Bentar, bentar."
"Nah! Tiga... Dua..."
Suara terompet bekas tahun baruan yang entah sudah sejak kapan ada di tangan Chika dan ditiup itu, memecah keheningan. Pengawal lagu...
"Happy birthday to you!"
"Happy birthday!""Happy birthday to you!"
"Happy birthday!""Happy birthday, happy birthday, happy birthday to you!"
Dan diakhiri juga oleh satu lagi suara tiupan terompet. Ditambah seruan Yeay! yang begitu bersemangat.
Sang puteri jelas terbangun. Mengucek mata, bangun tidur dengan bahagia. Tidak terkejut juga akan kejutan ini--orang tiap tahun kayak gini, nggak cuma ke Fiony doang lagi--tapi tetap saja Fiony bahagia!
"Happy birthday, Fio!"
"Tiup lilinnya, tiup!"
"Doa dulu, doa!"
Fiony menutup mata sejenak, merapal doa, lantas meniup dua titik api di dua lilin merah berbeda bentuk di atas kue cokelat khusus untuknya.
Api lilin ulang tahunnya sudah padam.
Namun, perayaannya tentu belum usai.***
Tengah hari baru terlewat sebentar. Belum ada sekolah yang sudah membubarkan kegiatan belajar mengajar, seharusnya. Tapi, ini ulang tahun Fiony! Bahkan, tidak hanya Fiony yang bisa minta bolos sekolah, Fiony juga bisa bikin ketiga cicinya ikutan bolos!
Kan sudah dibilang, perayaan ulang tahun Fiony belum usai. Walaupun tadi harus terjeda oleh kegiatan bersekolah setengah hari Fiony dan Chika, perayaan ulang tahun Fiony harus tetap berjalan seperti yang Fiony inginkan.
Percayalah, semalam dan tadi pagi Fiony bahkan kekeh tidak mau berangkat sekolah. Sampai akhirnya keputusan untuk Fiony izin setelah jam istirahat pertama usai, dijadikan mufakat.
Dan Papa yang harus pusing memberi alasan saat izin menjemput dua putrinya langsung di sekolah.
Sekarang, mereka ada di sini. Satu keluarga utuh ditambah Cimi dan dikurangi Arnold yang ditinggal di apartemen sendirian--tidak apa, Arnold kucing mandiri.
Setelah berjam-jam berkeliling mal, membelikan apa yang Fiony mau sebagai kado ulang tahunnya, main di time zone, menonton, dan tambahan-tambahan kecil seperti ke toilet, mereka akhirnya mengisi perut masing-masing di salah satu restoran jepang, menyantap sushi yang mereka pesan. Mereka semua makan, kecuali Cimi yang terperangkap di dalam tas astronot kucing. Hanya mampu menampakkan wajah inginnya pada daging-daging ikan segar di meja. Tapi Cimi bukan Arnold, Cimi kucing baik yang tidak barbar.

KAMU SEDANG MEMBACA
DingDong
FanfictionSatu unit apartemen; empat perempuan, satu laki-laki; empat saudari, satu ayah; satu keluarga. Udah cukup, enggak mau nambah lagi. 19 September 2020