Setelah dirinya membacakan sebuah dongeng untuk Eunbi, sampai sang buah hati terlelap. Seokjin mencium pucuk kepala Eunbi, menarik selimut dibawah kaki anak tersebut untuk menutupi setengah tubuhnya. Saat Seokjin melangkah kearah pintu, tidak lupa ia mematikan lampu kamar Eunbi dan menutup pintu kamar tersebut dengan sangat perlahan.
Lelah akan aktivitasnya, saat pria tinggi itu telah sampai didalam kamar ia langsung mengisi gelasnya dengan Wine. Tiba-tiba saja ia teringat, Yerin. Seorang gadis yang awalnya ia pikir akan mengemis pertanggung jawaban atas dosa yang sudah Seokjin lakukan. Nyatanya tidak, Yerin justru menyuruh Seokjin melupakan kejadian tersebut, dan menyuruh Seokjin untuk menganggap hal itu tidak pernah terjadi.
Sulit bagi Seokjin untuk melupakannya, untuk pertama kalinya ia meniduri seorang gadis, dan gadis itu malah jauh terlihat lebih santai darinya. Cukup tahu diri, Seokjin berpikir mungkin semua itu karena statusnya yang hanya seorang duda beranak satu. Tidak seharusnya Seokjin berharap pada seorang gadis cantik dan berbakat seperti Yerin. Tentu tidak sedikit pria yang mengejarnya, dan mungkin jika hal serupa Seokjin lakukan itu hanya akan mengundang kekecewaan dihatinya saja.
Seokjin memainkan ponselnya, berulang kali ia menatap foto Yerin yang berada diprofil kontak gadis tersebut. Ingin rasanya ia mengirimkan sebuah pesan padanya, akan tetapi rasa gengsi yang begitu melekat dalam diri Seokjin sukses membuat pria itu selalu mengurungkan niatnya.
-----------
Flashback On«
Yerin menyentuh wajah Seokjin dengan penuh kelembutan, "Terimakasih, Oppa. Kamu baik." ucap gadis tersebut.
Seokjin hanya membalas ucapan Yerin dengan tersenyum. Keduanya terus saling memandang satu sama lain, didetik berikutnya Seokjin memejamkan mata dan mendekatkan wajahnya kepada Yerin hingga bibir keduanya saling bertemu. Perlahan Seokjin memanggut bibir Yerin, entah sadar atau tidak Yerin benar-benar menikmatinya, ia membalas pagutan tersebut dengan begitu nikmat. Seokjin bahkan tidak memikirkan hal ini sebelumnya, adegan penyatuan bibir yang begitu lembut dan romantis ditemani hembusan angin malam yang menyaksikan betapa indahnya hal yang dilakukan Seokjin bersama Yerin kala itu.
Seokjin melepaskan ciumannya, memandang lekat mata Yerin yang memerah. Gadis itu ternyata telah meneteskan air matanya, membuat Seokjin merasa sedikit bersalah karena sudah begitu lancang menciumnya.
"Ma..."
Belum sempat Seokjin menyelesaikan ucapannya, Yerin langsung memeluk pria tersebut dengan begitu erat. "Aku benci Taehyung.." lirih Yerin.
Tentu Seokjin mengerti, dalam keadaan mabuk seperti ini seseorang cenderung meluapkan sesuatu yang mengganjal dihatinya. Dari luar memang Yerin nampak terlihat baik-baik saja, siapa sangka dibalik itu semua Yerin benar-benar tersiksa, pengkhianatan memang sangat menyakitkan. Hal itu pernah Seokjin sendiri rasakan saat mengetahui Wendy telah berkhianat dengan rekan kerjanya sendiri.
Seokjin membalas pelukan Yerin. Ia mengelus punggungnya agar gadis itu bisa sedikit lebih tenang. "Nangis, Yerin. Luapin semua kesedihan kamu, udah cukup kamu nyembunyiin segalanya." ucap Seokjin penuh kelembutan.
Yerin meremas bahu Seokjin, ia benar-benar sudah tidak bisa menahannya lagi. "Aku benci Taehyung, aku udah gak mau liat wajahnya." pekik gadis itu terisak.
Seokjin bisa merasakan air mata Yerin membasahi bahunya, perlahan Seokjin mendorong tubuh gadis tersebut dan membaringkannya. "Kamu tidur, udah gak ada gunanya lagi kamu nangisin dia." ucap Seokjin.
Sesaat setelah Seokjin memalingkan tubuhnya untuk melangkah menuju kamar, Yerin langsung menarik tangannya hingga Seokjin jatuh tepat diatas tubuhnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/242663200-288-k357966.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mist of Romance
Fanfiction"Saya tidak punya hak, tapi sebagai orang yang sama-sama jadi korban perselingkuhan harusnya Ahjussi mengerti posisi saya sekarang." -Choi Yerin "Jangan panggil saya Ahjussi meskipun saya udah punya anak masih muda kan, jadi panggil Oppa aja." -Kim...