Sudah 2 minggu sejak Kyungsoo di nyatakan koma, sejak saat itu juga dunia Jongin berubah. Tak ada lagi senyum matahari terpatri di bibirnya. Tak ada lagi sosok Jongin yang ramah. Dunianya terasa begitu hampa, hanya kesunyian dirasakannya. Bahkan ia tidak peduli pada istrinya yang mulai muak dengan tingkah lakunya.
"Kenapa kau terus mengabaikanku, hah? Apa salahku padamu, Jongin? Aku muak Jongin, Aku sudah muak dengan semua tingkah lakumu." Yoo Ah berteriak pada Jongin, tapi Jongin hanya menanggapinya begitu datar.
"Kau sudah selesai bicara? Apa aku sudah bisa pergi bekerja?" tanya Jongin teramat datar.
Yoo Ah menatap Jongin tak percaya. Tak lama kemudian setitik air mata jatuh di pipinya dan Yoo Ah mulai terisak.
"Aku istrimu, Jongin. Aku mencintaimu. Tapi kenapa kau selalu mengabaikanku. Aku membutuhkanmu di sisiku."
Jongin tak memberi reaksi apa-apa, hanya tatapan datar yang ia berikan pada Yoo Ah. Tangis Yoo Ah semakin pecah dan akhirnya ia jatuh bersimpuh dengan air mata yang terus mengalir.
"Maaf."
Hanya itu yang Jongin katakan, setelahnya ia langsung meninggalakan Yoo Ah begitu saja tampa memperdulikan keadaan Yoo Ah.
Yoo Ah mengepalkan tangannya saat menatap punggung Jongin yang semakin jauh dari pandangannya. Senyum miring terpatri di wajahnya seiring dengan air matanya yang berhenti menetes.
"Aku pastikan tak akan ada yang bisa memilikimu selain diriku, Jongin. Termasuk pria jalangmu itu."
—***—
"Selamat pagi, Soo hyung. Kapan hyung akan bangun hmm? Apa mimpi hyung begitu indah? Apa hyung tidak merindukanku dan keponakanmu ini? Apa kau juga tidak merindukan Jongin hyung? Bangun, hyung. Aku mohon."
Sehun menundukan kepalanya tidak sanggup menahan air matanya lagi. Sudah 2 minggu lamanya Kyungsoo tertidur dengan begitu damainya dan selama itu pula Sehun selalu berada di sisi Kyungsoo. Hal yang sama pula selalu ia ucapkan setiap paginya dan tak satu pun yang di respon oleh Kyungsoo.
Ruangan Kyungsoo juga tak ubahnya menjadi kamar pribadinya. Padahal Jongin selalu meminta Sehun untuk kembali ke apartemen saja, tapi Sehun dengan tegas menolaknya. Jongin pun tidak bisa menolaknya, dengan syarat Sehun harus bisa menjaga kesehatannya dan juga bayinya. Seungmin juga beberapa kali bermalam menemaninya jika Jongin tidak menginap.
Jongin juga setiap harinya selalu ke rumah sakit. Sedangkan Chanyeol hanya sesekali dan Sehun pun tidak memperdulikannya. Chanyeol bagai tak kasat mata untuknya tapi terkadang bayinya yang nakal. Sehun selalu merasa mual setiap kali ada Chanyeol, bayinya seolah-olah ingin memberi tahukan keberadaannya pada sang papa.
Sehun sebisa mungkin menahannya. Ia tidak mau sampai Chanyeol mengetahui anaknya. Juga belum tentu Chanyeol bisa menerima keadaannya. Biarlah sampai bayinya lahir nanti pun ia tidak menginginkan Chanyeol mengetahuinya.
Cklek!
Sehun yang tadinya tengah menggenggam tangan Kyungsoo, langsung menolehkan kepalanya saat mendengar pintu ruangan Kyungsoo terbuka. Ah itu Chanyeol ternyata dan sepertinya ia membawa sesuatu di tangannya.
"Ada apa hyung?" tanya Sehun tanpa basa-basi.
Chanyeol berjalan menghampiri Sehun, memberikan sesuatu yang tadi di bawanya pada Sehun.
"Hunie belum sarapan kan? Hyung bawain bubur favorit Hunie."
Sehun mengambilnya dan membuka bungkusan itu, lalu ia kembali menatap Chanyeol yang masih terus tersenyum sembari menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUES!!
Short StoryBagaimana rasanya menjadi selingkuhan? Apakah menyenangkan? Jika kalian ingin tahu, tanyalah pada Kyungsoo dan Sehun, Maka mereka akan memberikan jawabannya!