Bagian 13

678 94 3
                                    

"Sudah puas kan sayang makan ice creamnya? Sekarang kita kembali ke kamar paman Kyungsoo, Ok?!"

Sehun mengelus perutnya sambil mengajak bayinya berbicara. Sehun tersenyum puas karena keinginan babynya yang menginginkan ice cream mint sudah terspenuhi. Sehun dengan riang melangkahkan kakinya di koridor rumah sakit dan sesekali menyapa para suster yang di kenalnya. Namun pandangan Sehun justru menangkap sesuatu yang tak biasa menurutnya.

Di depan sana nampak seorang perempuan yang baru saja keluar dari dalam kamar Kyungsoo dengan senyum puas terpatri di wajah cantiknya. Tunggu, sepertinya Sehun pernah melihat wanita itu tapi dimana pikirnya. Ah iya itu Yoo Ah, istri Jongin hyung. Tapi apa yang dilakukannya di kamar Kyungsoo.

"Ya Tuhan...."

Dengan cepat Sehun melangkahkan kakinya menuju kamar Kyungsoo dan membuka pintu kamar itu kasar. Betapa terkejutnya Sehun melihat keadaan Kyungsoo yang tampak begitu mengenaskan. Dengan semua peralatan medisnya yang sudah terlepas dari badannya dengan nafas yang tersengal-sengal.

Sehun menghampiri Kyungsoo dan langsung menekan tombol nurse call disamping tempat tidur Kyungsoo. Air matanya sudah mengalir di kedua matanya. Sungguh, Sehun tidak mau kehilangan Kyungsoo. Sehun belum siap jika harus kehilangan sosok sahabat sekaligus saudara untuknya.

Tak lama kemudian beberapa suster dan dokter memasuki kamar Kyungsoo dengan tak kalah paniknya. Sehun menjauh dari sisi Kyungsoo, hanya memperhatikan para suster dan dokter yang menangani Kyungsoo semaksimal mungkin.

'Tuhan, tolong selamatkan Soo hyung'

—***—

Kyungsoo, hanya nama itu yang kini ada dalam pikiran Jongin. Tidak peduli pada seberapa banyaknya para pengendara mobil lain yang memakinya karena dirinya yang membawa mobil secara ugal-ugalan. Bahkan ia tidak peduli pada orang-orang yang ia tabrak di koridor rumah sakit, yang terpenting ia harus segera sampai di kamar Kyungsoo.

Jongin benar-benar merasa nyawanya di cabut secara paksa saat tadi Sehun menelponnya dan memberitahu keadaan Kyungsoo. Tanpa pikir panjang ia langsung meninggalkan kantornya begitu saja, bahkan ia tidak peduli jika ia tengah melakukan rapat penting dengan para petinggi perusahaan lain yang bekerja sama dengan perusahaannya. Hanya Kyungsoo yang ada dalam pikirannya.

Brak!

Jongin mendorong pintu kamar itu kasar dengan nafas yang terengah-engah. Pandangannya langsung berfokus pada Sehun yang kini tengah menggenggam tangan Kyungsoo. Air mata yang terus mengalir di kedua matanya yang sudah tampak membengkak.

Jongin melangkahkan kakinya mendekati Sehun dan menatap pemuda itu senduh.

"Maafin Hunie, hyung–hiks....ini salah Hunie...hiks."

Sehun menundukan kepalanya tidak berani menatap Jongin. Ini semua salahnya. Jika saja tadi ia tidak meninggalkan Kyungsoo sendirian maka tidak mungkin kejadian ini bisa terjadi. Sehun semakin sesenggukan, ia takut Jongin marah padanya karena ia lalai menjaga Kyungsoo. Sehun takut Jongin membencinya.

Grep!

Jongin memegang bahu Sehun dan meminta pemuda itu agar menatapnya. Jongin menggelengkan kepalanya karena Sehun yang menatapnya dengan tatapan takut. Jongin langsung membawa Sehun kedalam pelukannya, menenangkan Sehun.

"Udah ya, Hunie jangan nangis lagi. Hyung gak marah sama Hunie. Jangan takut." Kata Jongin sembari mengelus bahu Sehun lembut. Jongin tidak mau membuat Sehun tertekan dan takutnya akan berpengaruh pada bayinya.

"Ta–tapi, Soo hyung—"

"Kyungsoo udah gak apa-apa kan, jadi jangan nangis lagi ya. Kyungsoo udah normal lagi." Jongin melepaskan pelukannya, tatapannya mengarah pada Kyungsoo yang masih tertidur dengan begitu damainya.

BLUES!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang