Bagian 8

677 89 5
                                    

"Sebutkan berapa nominalnya dan aku akan langsung memberikannya padamu." Kata Yoo Ah yang kini duduk tepat dihadapan Kyungsoo.

Kyungsoo mendecih mendengar ucapan Yoo Ah. Ia bukanlah seorang penggila harta, jadi ia tidak butuh uang Yoo Ah sama sekali.

"Apa kau pikir aku semiskin itu? Bahkan harta peninggalan orangtuaku lebih dari cukup untuk membeli rumah sakit tempatmu bekerja." Kyungsoo berujar dengan sombongnya disertai senyuman remehnya pada Yoo Ah.

"Lalu kenapa kau terus masih mengganggu suamiku? Apa kau sudah tidak punya harga diri lagi?" Yoo Ah lagi berusaha menahan emosinya.

"Aku yang terus mengganggu suamimu atau suamimu yang terus menggangguku hah? Jangan membicarakan harga diri disini nona jika kau sendiri juga tidak punya harga diri. Jelas-jelas suamimu tidak mencintaimu tapi kau masih memaksanya untuk bersamamu."

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi chubby Kyungsoo dan Yoo Ah lah pelakunya. Kejadiannya terlalu begitu cepat sehingga Kyungsoo tidak sempat menghindar. Kyungsoo merasakan nyeri yang teramat di pipi sebelah kirinya tapi ia berusaha tenang.

"Jaga ucapanmu, brengsek!" umpat Yoo Ah yang masih menatap Kyungsoo begitu tajam.

"Aku tahu semuanya nona. Kau dan Jongin menikah karena sebuah perjodohan bukan. Jadi tidak heran jika Jongin lebih mencintaiku dari pada dirimu. Jadi jelas kan siapa sebenarnya di antara kita yang tidak punya harga diri. Aku yang jelas-jelas hanya selingkuhannya tapi lebih di cintainya, sedangkan kau istri sahnya tapi harus mengemis cintanya. Malang sekali nasibmu."

Kyungsoo menyeringai puas melihat Yoo Ah yang kalah telak darinya dan tidak bisa membalas ucapannya lagi. Wanita sombong seperti Yoo Ah juga perlu diberi pelajaran sesekali.

—***—

Jaehyun mengernyitkan dahinya saat ia dan Sehun kini sudah sampai di depan ruangan dokter kandungan. Siapa yang hamil pikirnya. Apa mungkin istri Sehun. Tapi kata Sehun tadi ia masih single dan belum menikah, jadi siapa yang hamil.

"Aku yang hamil, Jae. Aku yang ingin memeriksa kandunganku." Kata Sehun seperti bisa membaca pikiran Jaehyun hanya dari melihat ekspresi wajahnya.

Jaehyun membulatkan matanya tidak percaya, bagaimana mungkin seorang pria bisa hamil. Tapi ia buru-buru mengontrol ekspresi wajahnya lagi agar tidak menyinggung Sehun. Berbeda dengan Sehun yang hanya terkekeh pelan karena ia tahu Jaehyun pasti akan bereaksi seperti itu.

"Aku aneh ya?" Sehun menatap Jaehyun sendu.

Jaehyun sontak menggelengkan kepalanya.

"Tidak, kau tidak aneh. Justru kau istimewa dan aku bersyukur karena tadi bisa menyelamatkanmu. Jika tidak entah apa yang terjadi dengan baby dalam kandunganmu." Jaehyun menunjuk-nunjuk perut Sehun lalu tersenyum malu-malu.

"Jadi, kau mau ikut masuk atau menunggu diluar saja Jae?" tanya Sehun.

"Boleh aku ikut? Hehehe." Jaehyun tersenyum lebar.

"Tentu saja. Ayo!"

Sehun langsung menggenggam tangan Jaehyun dan membawanya masuk kedalam. Jaehyun yang mendapat perlalukan tiba-tiba seperti itu dari Sehun entah kenapa mendadak menjadi deg-degan sendiri.

'Tangannya terasa begitu hangat' Jaehyun berucap dalam hatinya.

.....

"Jadi bagaimana perkembangan bayi saya dok?" tanya Sehun yang masih berbaring di bed stretcher. Dokter yang baru saja melakukan USG terhadap kandungan Sehun sontak tersenyum. Lalu meminta Sehun untuk bangun dan memperhatikannya yang menunjuk layar komputer di samping mereka.

BLUES!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang