07

15.3K 1.1K 134
                                    





Selamat membaca




"Athar siapa sih? Aku risih tau!" Ucap Em setelah Athar keluar dari ruangan Fran sejak dua menit yang lalu.

Fran terkekeh, mengingat kembali bagaimana wajah Em begitu menggemaskan ketika memohon padanya untuk memberi tahu Athar agar melepaskan tangan gadis itu.

"Kakak jangan ketawa, aku beneran risih." Em memukul dada cowok itu dengan kesal. Wajah Em begitu masam tapi terlihat menggemaskan di saat berasamaan.

"Sama Kakak, kamu gak risih." Ucap Fran santai. Alisnya naik turun dan matanya menatap menggoda ke arah Em membuat gadis itu menunduk dengan pipi yang memerah.

"Ya kan beda..." balas Em.

"Kakak Cowok, Athar juga cowok. Dimananya yang beda?"

Pipo Em semakin memerah, "Ih Kak Fran sengaja ya, godain aku."

Fran menggeleng dengan senyum yang masih tercetak jelas di bibirnya. "Siapa yang ngegodain kamu?"

"Ih kesal." Em bangun dari pangkuan Fran, karena sedari Athar keluar, Fran dengan seenak hatinya langsung membawanya kepangkuan cowok itu.

Dan sekarang Em bangun. Fran sangat menyebalkan hari ini, Em memang beneran risih dengan Athar dan Fran masih berpikir ia bercanda dan malah menggodanya.

Em duduk di samping Fran, tapi sedikit memberi jarak. Em melotot melihat Fran yang sedang menatapnya dengan tatapan geli.

"Kepedean sih." Ucap Fran melanjutkan kalimatnya tadi. Em semakin mendengus kesal.

"Em pulang aja." Em bangkit dan berjalan ke arah meja Fran lalu mengambil kotak makan dan juga tasnya yang masih berada di sana.

"Loh?"

Em tidak memperdulikan Fran yang sedang kalang kabut mengikutinya. Tangan cowok itu melonggarkan dasinya. Dan Em rasa cowok itu merasa kegerahan atau sedikit gelisah. Dan Em tidak peduli. Ia sudah cukup kesal sekarang.

Saat membuka pintu ruangan Fran, Em mendengus kesal karena pintu itu di kunci secara otomatis oleh Fran.

Ya, seharusnya Em sadar dengan siapa dirinya berhadapan sekarang. Tentu saja Fran tidak membiarkan dirinya pergi begitu saja.

Em mendengus, lalu berbalik menatap Fran yang sedang memasang senyum miring disana, cukup tampan.

Oh no, lebih tepat senyum sialan. Dan Fran tidak tampan, melainkan sangat jelek, pikir Em.

"Bukain." Ucap Em malas.

"Kamu berlebihan, Em. Kakak cuma bercanda tadi." Balas Fran tidak menanggapi perintah dari kekasihnya itu. Malahan cowok itu melangkah mendekat ke arah Em yang sedang berdiri tidak jauh dari pintu.

"Aku tau, tapi kakak nyebelin." Balas Em seraya menepis tangan Fran yang berusaha menyentuh kedua bahunya.

"Sayang." Desis Fran begitu geram saat tangannya kembali di tepis ke sekian kalinya.

Fran menghela nafas dan disusul oleh Em yang juga menghela nafas.

"Kakak minta maaf, ok." Ucap Fran menggapai Em dan kali ini tidak ada pemberontakan sama sekali saat Fran mengusap kedua pipi Em, membuat Fran dapat bernafas lega.

Em mengangguk kecil. "Tapi Aku masih kesal sama Athar itu, dia natap aku kayak mau telanjangin gitu. Dan aku gak suka."

Fran mengangguk paham.

"Kamu kenal Tante Anna sama Om David. Sahabat Mama?"

Em mengangguk, "yang minggu kemaren datang ke rumah Kak Fran kan? Yang mulut agak tajam gitu kan sama suaminya?"

Em - Fran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang