Selamat membaca✨Em melenguh pelan dalam tidurnya ketika kepalanya tiba-tiba berdenyut, gadis itu membuka mata secara perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam indranya.
"Sayang, kamu udah bangun?"
Em sedikit mengangkat kepanya, dan melihat El masuk dengan wajah yang begitu khwatir dengan nampan di tangannya.
"You okay?"
Em mengangguk lemah, sungguh kepalanya masih merasa pusing sekarang.
"Makan dulu ya." El mengambil mangkuk yang berisi bubur itu lalu meniupnya pelan karena bubur itu baru selesai buat. dan masih sangat panas.
"Aaaa."
Em tersenyum seraya membuka mulut, wanita ini begitu menggemaskan di usianya yang tidak muda lagi.
El terus menyuapi Em hingga gadis itu tidak sanggup memakan lagi di suapan ke enam. El memaksa tapi gadis itu sangat keras kepala. Hingga membuat El harus menghela nafasnya dan memilih mengalah.
Setelah menaruh kembali mangkuk tersebut dan memberi minum pada Em. Em menegak semua air tersebut hingga kandas, hal yang dimana membuat El terkekeh geli.
Em meringis malu.
El mengusap rambut Em dengan lembut, menyelip anak rambut Em yang tergerai kebelakang telinga gadis itu.
"Em kaget banget ya tadi?"
"Hah?" Em mendongak menatap El dengan bingung.
El terkekeh, "Em pasti kaget kan tadi, waktu tante nampar Mama Em."
Dengan ragu Em mengangguk membuat El tersenyum kecil.
"Maafin tante ya, abis tante emosi liat Wanita itu jambak Em tadi." Ucap El meringis pelan, jika kalian tanya menyesal? El sama sekali tidak menyesal, melainkan wanita itu merasa puas. Walaupun telapak tangannya merasa sedikit perih.
Em menggeleng pelan, "bukan salah tante kok, Mama Em emang pantes dapetin itu."
El mengangguk menyetujui ucapan Em. Em mengernyit saat tidak melihat Fran disini, kemana cowok itu pergi. Dan Ken juga tidak berada di sini. Apa mereka akan menuntut Mamanya seperti yang di katakan Fran tadi.
Em menautkan jarinya gelisah saat memikirkan itu, walau bagaimana pun Ema tetap lah ibunya.
"Kamu kenapa, sayang?" Tanya El saat melihat Em bergerak gelisah, wanita itu tidak berhenti mengusap rambut Em.
Em menggeleng pelan, "Fran mana tan?"
El tersenyum menggoda, "kamu gak bisa jauh-jauh ya dari anak tante?"
"Ih enggak gitu kok." Em tersenyum malu-malu dengan pipi yang memerah, seakan melupakan apa yang membuatnya cemas tadi.
El terkekeh melihatnya.
"Mereka lagi—-..."
"Baby." Fran memotong kalimat El dan masuk dengan raut yang sangat panik. Cowok itu mendekat, dan langsung naik ke atas ranjang dimana tempat di samping Em kosong. Cowok itu bersandar di kepala ranjang dan membawa Em ke pangkuannya. kemudian mengecup bibir Em sekilas.
"Kamu gak papa kan? Masih ada yang sakit." Tanya Fran memegang kening Em seraya mengusapnya dengan pelan.
Em tidak menjawab, gadis itu melirik El yang sedang tersenyum canggung dan Ken yang baru masuk hanya memutar bola matanya malas.
Dengan pipi yang memerah sekaligus malu. Em memukul pelan dada Fran.
"Jangan kayak gini, malu." Cicitnya pelan.