19. Lie

149 13 13
                                    

Langit biru mulai pudar
Cahaya orange menghiasi awan

Sesosok perempuan berambut kusut memegangi kenop pintu,
Sedari tadi ia berdiri menimang keputusan.

Apakah ia akan masuk ke dalam
Atau justru pergi meninggalkan tempat itu? Dengan sedikit keberanian wanita itu menempelkan sidik jadinya di kenop pintu dan otomatis pintu terbuka saat itu juga.

"Hyerin?" Wonwoo kaget karena kedatangan hyerin secara tiba tiba

"Wonho dimana?"

"Lebih baik kau pulang, wonho tidak ingin bertemu denganmu"

"Kau bohong!" Hyerin meninggikan nada suaranya

"Cih.." wonwoo berdecih.

"Wonho...Jeon wonho" hyerin berteriak berharap menemukan anaknya.

"Won..." ucapan hyerin terputus begitu saja ketika di dapur melihat wonho sedang menyuapi pisang kepada sesosok perempuan.

Lantas perempuan itu mengusak rambut wonho dan dibalas pelukan oleh anak itu.

Entah karena sangat merindukan anaknya atau memang hyerin merasa iri dengan perempuan itu,
tanpa terasa buliran air sudah jatuh dari sudut matanya

Entah karena sangat merindukan anaknya atau memang hyerin merasa iri dengan perempuan itu,tanpa terasa buliran air sudah jatuh dari sudut matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Enak tidak?" Tanya wonho dengan senyum di bibirnya.

"Enak, rasanya manis seperti senyummu" wonho tersenyum

"Nuna, jangan gitu" terlihat pipi wonho merona menahan malu

"Wah, wonho punya rasa malu ternyata" goda hyojin

"Adek bilangin ayah nih. Ayah...." ucapan wonho terhenti ketika ia menoleh ketempat ayahnya berada namun netranya menangkap sosok sang bunda berdiri di samping ayahnya.

Hyerin mendekat ke arah anaknya.
Ia sempat menghapus air matanya terlebih dahulu sebelum berjalan menuju sang putra.

"Wonho..." hanya kata itu yg terucap dibibir hyerin karena sedetik kemudian ia memeluk erat sang putra.

"Bunda ngapain kesini?" Tanya wonho dingin, seperti sifat ayahnya.

"Bunda mau liat adek, bunda kangen"

"Adek juga" wonho berucap sangat lirih namun masih dapat didengar oleh hyerin

Selagi ibu dan anaknya berpelukan melepas rindu, sang ayah dan sang tamu saling menatap. Entah kenapa wonwoo tersenyum tanpa sebab.
Hyojin bergidik ngeri dan mengalihkan pandangannya kepada interaksi anak dan ibu yg saling melepas rindu.

Park Hyojin, perempuan itu tersenyum melihat interaksi keduanya.
Lalu tatapan hyojin bertemu dengan tatapan mata perempuan dihadapannya.

"Eh, ada tamu" hyerin melepaskan pelukan anaknya lalu menyapa hyojin

Dear, Jeon WonhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang