5-PERPUS

0 0 0
                                    

Disekolah ini setiap pagi hari selalu mengadakan shalat dhuha bersama, kecuali hari senin yang diisi dengan upacara

Kebetulan hari ini hari selasa jadi semua murid harus berangkat pagi, sesuai aturan jam enam lebih tiga puluh menit harus sudah sampai disekolah. Jika tidak Ia harus menanggung malu sendiri karena sudah pasti akan menjadi pusat perhatian ketika datang, karena semua murid melaksanakan dhuha dilapangan

Dan tentu ada batas antara laki-laki dan perempuan.

Seperti Hepi dan Imel saat ini, ketika sebagian siswa sudah menggelar sajadah dan mulai melaksanakan dhuha mereka baru tiba

Memang masih banyak yang bersiap-siap tetapi tetap saja tidak sedikit yang memperhatikan mereka saat ini

"Pi, malu gue," ucap Imel pelan padanya

"Sama, udah cepet sana."

Segera mereka kekelas masing-masing, kelas Hepi sudah sepi mungkin semuanya sudah kelapangan

"Duh semoga disisain tempat," gumamnya harap-harap cemas, lalu segera mengeluarkan alat salat dan sendalnya

Ketika Ia berjalan menuju lapangan sebisa mungkin tidak bersentuhan dengan lelaki karena Ia sudah berwudhu dirumahnya

Tanpa sengaja Hepi berpapasan dengan Panji yang baru saja datang, tertegun sesaat melihatnya dengan wajah segar dan rambut yang sedikit berterbangan terbawa angin.

Ia menuduk menghindari kontak mata langsung dengan Panji meskipun jantungnya sudah berdetak abnormal sejak tadi

"Hepii sini!" seru Damay yang tengah melambaikan tangannya membuat Hepi tersadar dan segera menghampiri temannya

"Untung disisain tempat," ucapnya

"Iyalah gue masih inget temen ya."

"Tumben telat," tanya Tiara karena biasanya Hepi tidak datang setelat ini

"Telat bangun terus nunggu imel siap-siap dulu,"

"Yaudah salat dulu." Ucap Tiara yang dibalas anggukan

Segera Hepi melaksanakan dhuha empat rakaat dengan dua kali salam, setelah itu guru mereka memimpin untuk membaca asmaul husna dan tadarus bersama.

==

Setelah dhuha selesai dilaksanakan dan semua murid sudah kembali ke kelas masing-masing, kelas Hepi tengah bersiap untuk pelajaran Fiqih.

Guru yang akan mengajar pun sudah kenal dengan Hepi karena ternyata Hepi adalah anak dari teman Ayahnya sejak dulu

"Neng, tolong ambil buku paket ya diperpus satu meja satu aja." Ucap sang Guru yang tertuju pada Hepi

"Iya bu," baru saja Hepi bangkit teman disampingnya tiba-tiba ikut bangkit

"Bu berdua boleh?" tanya Nopi pada Bu Mumu

"Sendiri aja, Neng kamu bisa kan sendiri?" tanyanya pada Hepi

"Bisa bu," ucap Hepi sambil menahan tawanya melihat Nopi cemberut disampingnya

Setelahnya Ia melangkah keluar kelas menuju perpus sendirian, biasanya saat tak ada guru pun Ia dan ketiga temannya akan menghabiskan waktu diperpus. Asalkan tidak berisik saja disana

"Bu buku fiqih kelas sembilan dimana?" tanyanya pada Bu Dini yang menjaga perpustakaan

"Dipojok neng warna biru, jangan sampe berantakan ya." Ucapnya pada Hepi sambil menunjuk kea rah rak buku paling ujung

"Iya bu," setelahnya Ia melangkah dan mulai menghitung jumlah buku yang dibutuhkan, setelah itu Ia mengisi daftar buku dan jumlah yang Ia pinjam

"Delapan belas ya bu, udah saya tulis dibuku,"

"Iya, nanti kalo udah langsung balikin ya. Soalnya suka ada yang ilang kalo gak langsung dikembaliin,"

"Sip, tenang ada nopi yang siap bantu nanti." Ucap Hepi pada Bu Dini yang terkekeh pelan

"Yaudah sana gih,"

"Iya, makasih bu." Dibalas anggukan oleh Bu Dini, lalu Ia melangkah keluar perpustakaan menuju kelasnya.

Ditengah perjalanan Ia melihat Panji dilantai dua sedang dibalkon kelasnya bersama seorang perempuan yang Ia yakini adalah temannya

Panji tampak sedang bercanda ria berdua membuat Hepi sedikit tak suka melihat kedekatan itu. Sampai perempuan itu melihat kearah Hepi dan Panji mengikuti arah pandang temannya, dari atas sana Ia melihat Panji menyapanya dengan senyuman dan alis yang terangkat

Spontan saja Hepi juga membalasnya dengan senyum tipis dan mengangguk pelan

Setelah berbelok koridor Ia terbebas dari pandangan Panji, menghela napas kasar memikirkan siapa dirinya sampai merasa tidak suka melihat Panji bercanda dengan teman sekelasnya

Sibuk dengan pikirannya sampai tak terasa Ia sudah berada didepan kelasnya, lalu segera masuk karena pasti sudah ditunggu

"Assalamualaikum," ucapnya pelan lalu menghampiri Bu Mumu

"Taruh dimana ini Bu?" tanya Hepi

"Langsung dibagikan aja ya,"

"Iya bu."

Setelah membagikan buku paketnya, Hepi mulai duduk ditempatnya dan mengikuti pelajaran dengan tertib.

🎎

Dari mata, turun ke hepar 🤡

Vote yuk sayang,

Luvvv!

Still Love You [°On Going••]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang