Setelah kejadian dikantin tadi, Hepi bingung. Bertanya tanya sebenarnya apa yang terjadi pada Panji, kenapa semua perlakuan itu membuat Ia mengartikannya seperti Perhatian.
Dalam diam Hepi mengharapkan hal itu.
"Pi, gue curiga si panji ada rasa deh sama lo. Secara kan lo berdua satu ekskul setaun kemaren tuh, mana tau dia diem-diem mendem rasa sama lo." ucap Nopi sambil membereskan buku-buku pelajarannya karena bel pulang sudah berbunyi
"Gue gamau kepedean nop, nanti kalo gue ngarep lebih sama dia terus ternyata perlakuan dia kaya gitu bukan ke gue doang gimana? Gamau ya gue begitu." jawab Hepi sambil menggelengkan kepalanya pelan
"Yaelah gue gak nyuruh lo ngarepin dia, gue bilangnya curiga doang,"
"Sama aja dong, dengan lo ngomong gitu bisa aja bikin gue ngarep."
"Iyedah serah lo bae." Setelah perdebatan kecil itu mereka melangkah keluar kelas bersama Damay dan Tiara tentunya.
Selama berjalan menuju parkiran mereka hanya diam sesekali menyapa teman yang dulu pernah dikelas yang sama.
Hepi berhenti dikelas Imel, temannya dikelas delapan yang selalu pulang-pergi bersamanya
"Imel ayooooo," ucap Hepi sedikit berteriak, karena ramai sekali siswa berhamburan keluar dari kelasnya, dan sudah Ia pastikan parkiran akan sangat ramai saat ini
"Woy ojan balikin sepatu gue!" mendengar suara cempreng itu Hepi lantas menghembuskan napasnya pelan, temannya ini sangat pecicilan
Ia sudah biasa seperti ini, memilih menunggu temannya yang seperti sedang bermain kejar-kejaran
Sambil menunggu, Hepi mengedarkan pandangannya melihat setiap inci sudut sekolah. Sampai manik matanya tak sengaja bertemu dengan seseorang yang sempat membuatnya bingung
"Duluan." Ucapnya pelan sambil tersenyum singkat dan berlalu dari hadapan Hepi
Sedangkan ditempatnya Hepi hanya bisa menahan napas sambil membalasnya dengan senyum tipis dan merasakan degupan jantung yang abnormal
"Mel ayo buruan gue laper nih," ucapnya pada Imel yang sedang memakai sepatunya, padahal itu hanya alibi saja
Ia ingin mengejar Panji yang tadi tersenyum padanya dan berharap bisa berpapasan lagi diparkiran
"Iya pi bentar, maap ya lama. Gara-gara si ojan emang ngelunjak tuh bocah!"
"Gapapa, yuk."
Mereka jalan berdampingan sedangkan ketiga teman Hepi sudah lebih dulu meninggalkan sekolah. Tentu saja setelah berpamitan padanya
Kondisi parkiran sudah lumayan sepi, karena memang Ia menunggu Imel pun lumayan membuat moodnya turun sampai Ia bertemu Panji yang tentu saja membuat moodnya naik saat itu juga
Saat sampai diparkiran, Imel segera menuju dimana Ia memarkirkan motornya. Sedangkan Hepi sibuk memperhatikan seorang pria diujung parkiran yang sedang bersiap melajukan motornya
Sampai tak sengaja tatapan mereka bertemu, dan Hepi berusaha tenang lalu memalingkan wajahnya kearah Imel yang sedang berusaha mengeluarkan motornya
"Pii, sini bantuin." Mendengar namanya dipanggil hepi segera menghampiri Imel yang ternyata kesusahan mengeluarkan motornya, ketika Ia sibuk membantu sekilas Ia melihat Panji yang sudah meninggalkan parkiran
"Mel susah, minta bantu si abang aja yak," ucap Hepi yang juga merasa kesusahan mengeluarkan motor, sebab masih ada beberapa motor yang menghalangi dibelakangnya
Setelah mendapat persetujuan temannya itu Ia segera menghampiri penjaga parkir
"Bang, bantu ngeluarin susah." Dengan sigap sipenjaga parkir langsung membantunya, setelah itu mereka bergegas meninggalkan area parkiran setelah mengembalikan kartu parkir
---
Jadi gimana? hehe
Vote yaaaa,
Tencu luvvv!
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love You [°On Going••]
Novela JuvenilIngin melupa, namun hati tak bisa Bukan tak bisa, hanya saja ada ketakutan dalam diri Bertanya pada semesta, Apakah Ia salah sudah bertahan selama ini? Apakah Dia masih bertahan juga seperti Ia saat ini? Apakah Ia masih ada dihatinya? Haruskah Ia m...