Seberapa banyak kenangan kalian dengan hujan?
Apa melebihi tango?
-syyyy-
Masih pada jumat yang sama, Hepi dan ketiga temannya melipir keluar kelas menuju parkiran. Dan tentu dengan Imel yang ada disamping Hepi"Kayanya masih rame deh, cowo-cowo aja baru pada balik."
"Iya sih kayanya, coba aja kita liat dulu."
Akhirnya saat melewati gerbang, Mereka dikejutkan banyaknya siswa yang menunggu pintu parkiran dibuka. Mungkin siabang penjaganya belum pulang dari Masjid. Bahkan beberapa siswa ada yang rela naik melewati gerbang itu
"Wah udah gabener," ucap Damay sambil memperhatikan kerusuhan yang terjadi
"Gila kali maen dorong-dorongan gitu,"
"Alangkah baiknya kita kembali kedalam kawan." Ucap Hepi sambil pura-pura tersenyum sedih, setelahnya Ia tertawa
"Lo juga kayanya udah gila deh pi," ucap Tiara sambil menggelengkan kepalanya pelan lalu memilih berjalan kembali masuk ke area sekolah
"Yaudah ngantin dulu mending, laper nih." ucap Nopi sambil mengelus perutnya
"Lo mah makan nomor satu!"
"Hehe dah yuk." Akhirnya mereka memilih kekantin mengisi perut sebelum pulang
Saat mereka berjalan menuju kantin Hepi mendengar ada yang memanggilnya, ternyata Yanti
"Duluan aja nanti gue nyusul," ucap Hepi pada keempat temannya.
"Kenapa yan?"
"Tadi gue ketemu Mrs. Nurul, kata beliau besok kita latihan jam sepuluh. Karena ljomba kan tinggal sebulan lagi terus kita juga baru selesai gerakan lagu satu,"
"Ooh iyaiya, cepet banget udah tinggal sebulan aja. Btw mau bareng gak besok?" tawarnya pada Yanti
"Boleh, oiya minggu depan kita juga udah mulai latihan tiga kali seminggu."
"Buset udah kaya minum obat tiga kali sehari," ucap Hepi yang membuat keduanya tertawa
"Yaudah jangan lupa jam sepuluh, awas lo kesiangan."
"Haha iya udah sans ae, gue duluan yak nyusul bocah." Ucapnya pada Yanti yang dibalas anggukan dan saling selambaikan tangan
Dalam hati sebenarnya sedari mengobrol dengan Yanti, Ia mencari keberadaan seseorang yang selama ini mengganggu pikiran dan juga membuat jantungnya berdetak tak normal
Tetapi Ia tak menemukannya dan hanya bisa menghela napas kecewa. Lalu Ia melangkah menuju dimana teman-temannya berada
"Lama banget lo." ucap Nopi yang saat ini sedang memakan mienya
"Sebentar ah," jawab Hepi sambil mengambil gorengan hangat didepannya
"Emang suka ngerasa sebentar, padahal yang nunggu udah lumutan."
"Udah deh makan aja, cuma bahas drumband doang tadi."
"Cie yang mau lomba," ledek Damay
"Gaada yang perlu dicie-ciein, noh Mas dew." ucapnya sambil menunjuk arah pintu kantin, setelahnya mereka menertawakan Damay yang reflex melihat kearah yang Hepi tunjuk
"Sialan lo!" umpatnya pelan lalu kembali fokus pada makanannya
"Yuk balik, kayanya udah sepi." Ucap Imel setelah melihat semuanya selesai makan dan membayar makanan masing-masing
Saat mereka berjalan kearah parkiran Hepi menengadahkan pandangannya melihat awan siang ini yang terlihat mendung
"Mel mendung dah," Ucapnya sambil terus menengadahkan kepalanya
"Kalo ujan gimana?" lanjutnya bertanya pada Imel
"Bebas, mau nerobos apa berenti?"
"Kalo nanggung terobos aja." Putusnya yang dibalas dengan anggukan
Setelah sampai diparkiran semua menghampiri motornya masing-masing, Hepi membuntuti Imel Karena Ia lupa dimana motornya berada
"Itu mel," tunjuk Hepi pada sebuah motor scoopy hitamnya, segera Imel berjalan menuju motornya
"Bisa gak?" tanya Hepi takut-takut Imel kesulitan mengeluarkan motornya
"Bisa kok." Jawab Imel. Setelah itu Hepi memilih mengedarkan pandangannya, Ia mengernyit heran
"Motornya masih ada, berarti belom pulang?" gumamnya pelan bertanya pada diri sendiri
"Pi ayo!" Ia terkesiap, lalu menghampiri Imel dan segera naik
Saat sedang memberikan kartu itu, matanya melihat kearah seseorang yang baru saja memasuki area perkiran
Tuhkan! bantinnya
Setelah dirasa selesai Imel mulai melajukan motornya, tetapi baru saja melewati pertigaan hujan turun dengan derasnya. Dan mau tidak mau Mereka harus berteduh
"Mel neduh aja," ucap Hepi sedikit teriak
"Iyaa." Mereka buru-buru turun dan berteduh, bahkan Imel sampai lupa mencabut kunci motornya
Setelah menghela napas pelan Hepi dibuat kaget kembali dengan apa yang Ia lihat
Panji ikut berteduh ditempat yang sama.
Mau tak mau Hepi harus menyapanya, Ia tersenyum singkat saat Panji melihat kearah nya.
"Ujan," kata terbodoh yang Hepi ucapkan, sudah jelas-jelas hujan deras
"Hm." balas Panji, lalu Ia kembali mendekati motornya membuka kunci Jok dan memasukan tasnya secepat kilat.
Setelahnya Panji menghidupkan motornya, melihat itu Hepi kaget ditempatnya
"Duluan." Ucapnya sedikit teriak dibalas anggukan cepat dari Hepi, dan Ia melajukan motornya cepat
Hepi tercengang ditempatnya, masalahnya hujan sangat deras jika terjadi apa-apa padanya bagaimana?
Tunggu, apa Ia sedang khawatir?
Tidak-tidak.Apa itu Ia lakukan karena ada dirinya disini? Please stop overthingking
Hepi berdecak ditempatnya, lalu Ia memilih memainkan air hujan yang turun sambil berkata dalam hati,
"Hujan, jagain dia dijalan. Jangan sampe kenapa-kenapa." lalu setelahnya Ia tersenyum tipis menatap kearah langit
🌧
Cie khawatir haha
Votenya Luvvv!
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love You [°On Going••]
Teen FictionIngin melupa, namun hati tak bisa Bukan tak bisa, hanya saja ada ketakutan dalam diri Bertanya pada semesta, Apakah Ia salah sudah bertahan selama ini? Apakah Dia masih bertahan juga seperti Ia saat ini? Apakah Ia masih ada dihatinya? Haruskah Ia m...