ELINAII09

241 25 8
                                    

Ah kalian mah g ikutin kata aku. Huh jadi bete-_-

Happy reading💋

***

Kini Elina sedang berada di roftoop, menenagkan diri. Akibat parasit di hidupnya mengganggu acara makannya. Padahal makanan Elina lezat, apa lagi makanan terfavorit Elina. Elina mengdengus tak suka, tak suka juga akan keberadaan Billa. Sedangkan yang mengganggu acara makan Elina, sedang menangis tersedu sedu. Tangan yang menyeka air mata. Menunduk dengan bahu yang bergetar. Tak memerdulikan raut Letta, Syifa, Zahra, dan Adara. Raut wajah geli tergurat jelas di wajah mereka berempat.

Sedangkan yang lain, tatapan mereka iba. Dan tatapan itu lah yang makin membuat Billa melancarkan aksi dramanya.

Billa tersenyum pedih. "A-pa Billa parasit ya? A-pa benar ya begitu?"

Si kembar yang mendengar perkataan itu, sontak berdiri menghampiri Billa. Tangan mereka mengusap punggung Billa dengan pelan. Kata kata penenang terdengar jelas. Dan itu juga membuat satu kantin heboh. Heboh antara tak percaya, dan heboh karna seorang anak dari Smith menenangkan Billa. Ya iyalah kan adiknya, adik angkat maksudnya.

Aldo dengan mata tajamnya, sedangkan Aldo dengan tangan yang terkepal. Dan itu tam luput dari teman Elina, yang melihat jelas perubahan si kembar. Letta tersenyum miring melihat itu.

Seseorang yang melihat itu hanya menatap datar dan dingin. Makan dan diam. Karna makanan di depannya lebih enak. Dreynan juga malas mencampuri urusan mereka. Tak penting pikir Dreynan. Bodoh amat aja yekkan.

Billa melirik sekilas ke arah Dreynan, muka Billa makin lesu. Karna cara merebut perhatiannya ternyata tak berhasil. Ah rasanya Billa harus extra kuat.

Letta mengode Zahra, Adara, dan Syifa. Yang di kode pun mengangguk pertanda iya. Karna mereka cukup mengerti. Meninggalkan kantin, tapi sebelum itu mereka menaruh uang berwarna merah sebanyak 10 lembar. Orkay mah bebas.

Hingga suara bel masuk terdengar. Perlahan semua murid memasuki kelas masing masing yang mereka tempati.

Elina turun dari roftoop, berjalan santai dengan tangan yang di masuk kan di saku rok. Dengan Pandangan lurus dan datar.

Tangan Elina terkepal kuat, matanya menajam. Luka di bahunya sedikit nyeri. Karna seseorang menabraknya dengan kuat. Apa Elina jatuh? Oh salah. Nyatanya Elina masih berdiri dengan tegap, tak jatuh atau apa. Malahan yang jatuh si seseorang yang menabraknya, si Dreynan. Ah rasanya Elina ingin tertawa kencang.

Yang di tabrak siapa, yang jatuh siapa pula.

"Sorry." Ucap Dreynan singkat, plus dingin.

Elina membalas dengan seulas senyuman miring. "Buta, kah? Apa mata lo taruh di saku? Cih."

Bukannya marah, malah Dreynan terkekeh geli, tangannya terulur mengacak rambut Elina, hingga sedikit berantakan. Elina menepis tangan yang mengacak rambutnya dengan kasar. Apa apaan coba? Pikir Elina.

Dreynan berdekap dada santai, sembari berucap. "G. Mata gw ke simpen di hati lo."

Dreynan mengangkat alisnya satu, melihat respon Elina yang tidak sama sekali baper atau pipi dengan kemerahan merona. Dan Elina juga tau itu hanya sebuah candaan, dia hanya tersenyum tipis, sangat tipis. Elina menepuk bahu Dreynan. "Gw g baperan. Srry."

Dreynan mengangkat bahunya acuh tak peduli, sedetik Dreynan terkekeh.  Dreynan memandang Elina yang pergi dari hadapannya dengan senyuman mengembang, mengubah senyumannya menjadi senyuman smirk. Doain aja ya rencana licik seorang Dreynan Pramana Lighter berhasil.

Tanpa mereka sadari, di balik semua kejadian itu, ada seseorang melihat dengan tangan yang terkepal kuat. "Gue benci lo Elina. Lihat saja apa yang bakalan gue lakuin."










Kok partny pendek? Aku g semngat ngetik, g ad yg komen. Jdi percuma cepat" up!!

VOTE YAA!

KOMEN 30 BAKALAN UP SECEPATNYA!

Fllw Ig author:
@dhyynn_ard


SEE YOU NEXT PART!

ELINA [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang