ELINAII12

227 19 0
                                        

Ah masih setia membaca Elina?
Apa kah kau setia juga menunggu Elina up?

Happy reading!

***

Sudah seminggu berlalu, sudah seminggu pula Elina mengurusi anaknya. Anak? Iyap Elina sudah mengadopsi Lili sebagai anaknya. Tapi Elina menyembunyikan. Lili yang tak pernah keluar dari mansion, karna Elina mengurungnya. Semingu juga Elina tidak pulang, memberi alasan orang tuanya beserta kakaknya. Beralasan, bahwa ia ada urusan. Si kembar pun membiarkan Elina. Padahal jika Elina tak ada di rumah, si kembar yang cemas mengapa Elina tak pulang. Tapi Elina rasa ada yang mengganjal.

"Kak, jangan lari lari entar kak Tata jatuh loh."

"Tidak mau moms."

Teriakan demi teriakan bersahutan dari dalam mansion Elina. Elina mengeluh capek di buat tingkah Lili yang sangat aktif. Lari sana sini, melompat lompat di atas sofa. Bahkan Lili hampir saja jatuh, yang membuat Elina panik.

Lili yang sudah pintar menyebutnya dengan sebutan 'Moms', berkat Elina juga yang mengajari Lili. Tapi Lili memanggilnya dengan nada yang masih cadel untuk umuran 3 tahun. Lili datang ke Elina, naik dan duduk di pangkuan Elina. Dengan manja Lili mengalungkan tangannya di leher Elina. Mencium pipi Elina, Elina membalas ciuman Lili di pipinya juga.

"Moms, kapan Tata besar seperti moms?" Tanya Lili dengan cadel, Lili juga tau harus memanggil namanya dengan sebutan yang biasa moms nya memanggilnya. Karna Elina memberi tahunya dengan tegas.

"Emm kak Tata harus menunggu lebih sabar." Jawab Elina lembut.

"Okey moms, apa Tata boleh keluar? Moms mengurung Tata." Rajuknya dengan mimik yang menggemaskan.

Elina mencubit pipi chubyy Lili. "Gak boleh kaka, di luar sana banyak penjahat. Entar mainan kaka Tata di ambil." Ucap Elina sedikit berbohong. Elina tidak mau ketahuan oleh orang orang bahwa Lili sudah menjadi anaknya. Bagaiman jika musuhnya mengetahui? Akan ribet nanti, akan banyak yang mencelakai Lili.

Lili mengangguk polos. "Tata ingin bersekolah moms." Pintanya

Sedetik Elina terdiam, lalu tersenyum lebar. "Boleh. Moms akan menyolahkan mu, mau kaka Tata kapan hmm?"

"Yeyy!! Tata mau besok moms." Ucap Lili bersorak senang, saking senangnya Lili turun dari pangkuan Elina lalu berjoget ria, tangan yang terkepal di atas. Elina yang melihat itu hanya tersenyum, menggelengkan kepalanya pelan. Betapa senangnya ia di sekolahkan. Mungkin Elina terlalu mengurungnya, baiklah Elina akan menyokolahkan.

"Eitss, kaka Tata pasti taukan?" Tanya Elina tersenyum miring.

Lili mengangguk polos, berdiri tegak di hadapan moms nya. "Siap, Tata akan terima syarat apa saja yang harus Tata lakuin. Eitss tapi, syaratnya jangan aneh aneh moms. Syarat kemarin membuat Tata ingin menangis." Cerosos Lili panjang lebar.

"Hahaha iya iya," Jeda Elina mengingat waktu kemarin memberikan syarat Lili, membuat mata Lili berkaca kaca. Yaitu, Lili harus mengganggu anak ayam dan induknya, Lili dengan polosnya meng 'iya' kan, dan berakhir Lili di kejar oleh induknya. Hampir saja pantat Lili di patok. "Syaratnya, kaka Tata harus juara terus, dan kaka Tata harus ada pengawal untuk kaka Tata, gimana keberatan gak?" Tanya Elina mengangkat satu alisnya .

Tanpa pikir panjang, Lili mengangguk. Tak keberatan syarat yang menurut Lili mudah. Lili menghormat. "Siap Tata setuju."

"Yaudah, nanti moms akan membeli peralatan sekolah. Moms juga akan bersekolah mulai besok." Ucap Elina sembari mengelus rambut Lili dengan sayang.

"Kalau Moms bersekolah, Tata gimana dong?" Tanya lagi Lili polos.

"Kan ada gebetan Tata, yang sering cium pipi Tata itu loh." Goda Elina terkikik geli.

"Iss moms! Jangan gitu ih, Tata malu nih." Ujar Tata menyembunyikan wajahnya di bawah meja.

Elina tertawa terbahak melihat rona kemerahan di pipi putrinya, apa lagi dia bersembunyi di bawah meja. Elina dengan jahil, menyembulkan wajahnya di dalam meja.

Lili berteriak kencang karna kaget, hingga kepalanya terbentur kuat di meja, membuat Lili meringis. Dan Lili tak sengaja, menggeplak kepala momsnya. Elina melotot matanya tak percaya di buat Lili. Melihat moms nya melototkan matanya, Lili berniat kabur, berdiri, lagi lagi Elina tertawa, melihat kembali kepala Lili kembali terbentur.

"HUAAAAA MOMS JELEKKK, NGESELINNN!!"Teriak Lili dengan muka memerah, antara menahan marah dan malu, Elina hanya menyengir lebar.



MAU BILANG APA SAMA LILI? ADA GAK?

GIMANA PENDAPATMU TENTANG PERUBAHAN ELINA SEJAK LILI HADIR?

KOMEN.

VOTEE JUGA.

Fllw Ig author:
@dhyynn_ard

ELINA [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang