ELINAII24✔

182 11 21
                                    

NOTE:
Aku hanya author amatir, yang sangat-sangat membutuhkan saran atau pun kritikan dari orang lain. Jika author punya kesalahan silahkan komentar.

Tapi jangan berkomentar untuk menjatuhkan semangat.

Dan kalau kalian g suka karyaku, silahkan keluar dari cerita/lapak ini, memaksamu menyukai karya ini bukan hak aku. Aku bukan orang sukses, hanya orang biasa yang memerjuangkan cerita yang sederhana ini.

HAPPY READING>3


***

Elina dengan langkah tergesa-gesa melangkahkan kakinya. Bukannya takut di hukum, atau malas bolos, Elina hanya lagi tidak mood. Elina memelankan langkahnya saat melihat sudah ada guru yang mengajar di kelasnya. Sial!

Ibu Anna-Guru yang sedang mengajar melihat keberadaan Elina pun memanggilnya masuk. Elina dengan gontai ia berhadapan Ibu Anna.

"Kenapa terlambat? Bangun siang lagi? Hormat sana."

Elina yang mendengar itu ingin membantah tapi ia mengurung niatnya. Mengganguk malas sambil memutar bola mata malas. Yang malah kupingnya di jewer oleh Ibu Anna.

Ibu Anna pun menyeret Elina sampai di depan tiang bendera.

"Aduh Tan, hukumnya nanti aja deh Tan. Elina belum makan, entar Elina pingsan Tante mau tanggung jawab?" Cerosos Elina.

Ibu Anna--Tante Elina yang mendengar itu hanya berdecak sinis. "Gak usah banyak bacot Elina. Cepet kerjain sebelum Tante laporin ke daddy mu!" Ancam Anna yang membuat Elina cepat-cepat menghormat sambil mendongak keatas.

Anna yang melihat itu bertepuk tangan. "Bagus." Ucapnya menepuk bahu Elina lalu pergi kembali mengajar meninggalkan Elina di tengah-tengah terik matahari pagi.

Bulir-bulir keringat mengalir dari pelipis Elina, kepala Elina terasa berat. Ah! Elina baru ingat bahwa tadi pagi Elina belum sarapan pagi. Perutnya yang kini berbunyi, menandakan Elina lapar. Elina menurunkan tangannya lalu melangkah cepat. Tapi sebelum itu tubuh Elina sudah ambruk deluan. Elina pingsan!

Dreynan yang kebetulan lewat akan ke roftoop melarikan diri dari kelas, melihat Elina terjatuh melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa. Raut wajahnya yang terlihat khawatir?

Dreynan pun menggendong Elina membawa uks yang ada di sekolah mereka.

Dan Aldi yang melihat itu semua dari kaca jendela, mengacungkan jari.

"Bu! Mau ke wc." Ucap Aldi sambil keluar melewati guru dengan langkah yang tergesa-gesa seakan beneran.

Guru yang mengajar pun hanya menggangguk percaya dengan ucapan Aldi.

Aldi mengikuti langkah Dreynan dari belakang. Saat Dreynan akan memasuki uks, Aldi pun bersembunyi. Kebetulan tempat Aldi bersembunyi dekat jendela tempat di mana Dreynan membaringkan Elina dengan hati-hati. Aldi yang melihat Dreynan memperlakukan adiknya begitu tersenyum lebar.

Kapan lagi coba Dreynan romantis sama cewek? Dreynan di dekati saja menyuruh mereka pergi atau Dreynan yang pergi. Dreynan, anti cewek.

Aldi menjenguk langung kan? Ya walaupun lewat jendela sih. Mata yang harus di sipitkan agar merekam momen langka ini. Iya! Aldi merekammnya, bukti nya kini Aldo sedang memegang handphone yang terlihat sedang mem-video Dreynan dan Elina. Enggak ada akhlak? Emang. Aldi mah emang gitu.

Dreynan memejamkan matanya sesekali membuka satu mata. Melihat apakah Elina sudah sadar dari pingsan atau belum.

Jauh lubuk di hatinya, Dreynan sebenarnya malas membantu Elina yang tak sadarkan diri. Entah mengapa kakinya membawa ia mendekati Elina. Dan Dreynan masih mempunyai hati nurani, terpaksa Dreynan pun menggendong sekaligus menjaga Elina di uks. Entahalah Dreynan mengapa ia jadi begini.

Dreynan langsung membuka matanya mendengar gumaman yang lirih. Yang berasal dari Elina yang menatapnya.

"L-lapar." Gumam Elina mengerjapkan matanya polos.

Dreynan menahan senyumnya yang akan terbit, tapi memukul kepalanya kembali berekspresi datar.

"Gila gue." Batin Dreynan.

Tanpa banyak bicara, Dreynan bangkit berjalan keluar dari uks meninggalkan Elina yang tersenyum simpul kepadanya. Dreynan pun menyodorkan uang berwarna merah selembar, lalu mengambil roti, bubur ayam, dan air putih.

"Ambil aja Bu kembaliannya." Ucap Dreynan sebelum pergi. Si mbak-nya pun menggangguk seraya mengucapkan terima kasih kepada Dreynan.

Elina meraih handphonenya yang bergetar di saku rok-nya. Elina pun mengangkat. Belum saja Elina menanyakan kenapa dan mengapa, seseorang sudah menjelaskan dengan nada yang terlihat panik.

"Nona Angle, tolong anda turun tangan segera. Adda penyerangan di markas. Dan tadi kami lagi tidak di markas. Kami sedang melakukan tindakan yang mengagalkan pengiriman senjata dari amerika. Sedangkan pengawal yang sedang mengawasi tertidur pulas. Sepertinya ada penghiana--"

Tut!

Elina menggepalkan tangannya emosi, Elina membenci penghianat, sungguh ia sangat membenci. Elina dengan cepat Elina keluar berlari kearah parkiran. Memancapkan gas meninggalkan Aldi yang masih santai merekam video dari jendela.


Huaaa penyerangan ganasss akan di mulai. AUTHOR KGK TRLLU TAU YA TENTANG MAFIA, INI AKU MENULIS KARNA MAU COBA SESUATU.

DARI PADA AKU GATAU, LEBIH BAIK MENCOBA ATAU TIDAK SAMA SEKALI. YA WALAUPUN CERITAKU GIMANA GITU:)

VOTE+KOMEN GESS!

NANTIKAN TEKA-TEKI YANG BISA MEMBUATMU TERKEJUT!!

ELINA [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang